Benteng Kuto Besak Palembang Digoyang Rencana Perluasan Rumah Sakit A.K. Gani, Kemenbud Bereaksi

17 December 2025, 17:30 WIB
Benteng Kuto Besak Palembang Digoyang Rencana Perluasan Rumah Sakit A.K. Gani, Kemenbud Bereaksi

Direktoran Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) bereaksi usai mendengar rencana pembangunan gedung tujuh lantai di Benteng Kuto Besak, Palembang, Sumatera Selatan, untuk perluasan fasilitas Rumah Sakit A.K. Gani. Sejauh ini, Benteng Kuto Besak terdaftar sebagai cagar budaya.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kemenbud Restu Gunawan menyatakan bahwa pengembangan dan pemantan kawasan cagar budaya Benteng Kuto Besak harus dilakukan secara hati-hati dan sesuai dengan prinsip pelestarian cagar budaya.

"Pengembangan cagar budaya tidak bisa dilakukan tanpa kajian komprehensif dan izin pemanfaatan. Prinsip pelindungan harus menjadi acuan utama agar nilai historis dan struktur asli tetap terjaga," kata Restu dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Rabu (17/12/2025).

Ia mengingatkan bahwa setiap bentuk adaptasi atau pembangunan di kawasan cagar budaya wajib mengacu pada Undang-Undang Nomor 11/2010 tentang Cagar Budaya. Di dalam undang-undang tersebut diatur bahwa pemanfaatan cagar budaya harus memperhatikan fungsi ruang, keamanan struktur, serta kelestarian lanskap budaya di sekitarnya.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 tentang Register Nasional dan Pelestarian Cagar Budaya, adaptasi yang dilakukan pemilik atau pengelola harus memperoleh izin dan didahului dengan dokumen rencana adaptasi yang memuat kajian teknis. Sejauh ini, rencana perluasan RS A.K. Gani yang diluncurkan sejak 2022 ditolak publik.

Proyek Pembangunan di Kuto Besak Berlanjut

Proyek Pembangunan di Kuto Besak Berlanjut

Penolakan itu disebabkan karena pembangunannya dikhawatirkan berdampak pada pondasi benteng serta potensi tinggalan arkeologis di bawah permukaan tanah. Penolakan itu membuat rencana pembangunan sempat ditunda. Namun kini, proyek pembangunan dilanjutkan kembali untuk menambah area rumah sakit di sisi benteng.

Menurut Restu, kondisi itu kembali menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor dan keterlibatan para ahli pelestarian cagar budaya. Setiap upaya pembangunan harus mempertimbangkan risiko terhadap struktur benteng, nilai sejarah kawasan, serta keberlanjutan pelestarian cagar budaya.

"Benteng Kuto Besak bukan hanya bangunan tua, melainkan bagian identitas sejarah Palembang. Pengembangan dapat dilakukan, namun harus berbasis kajian, dilakukan secara transparan, dan mendapatkan persetujuan pelindungan sesuai aturan," ujar Restu.

Ia mendorong pemerintah daerah, pengelola kawasan, ahli cagar budaya, serta masyarakat untuk bersama-sama memastikan bahwa setiap rencana pembangunan di Benteng Kuto Besak dilakukan secara bertanggung jawab, transparan, dan berpihak pada pelestarian warisan budaya.

Sejarah Benteng Kuto Besak

Sejarah Benteng Kuto Besak

Benteng Kuto Besak dibangun pada 1797 dan ditetapkan sebagai Cagar Budaya pada 2004. Benteng ini memiliki nilai sejarah penting sebagai peninggalan Kesultanan Palembang.

Mengutip palembang.go.id, Benteng Kuto Besak dulunya adalah bangunan keraton yang menjadi pusat Kesultanan Palembang pada abad ke-18. Benteng ini mulai dibangun pada 1780 atas prakarsa Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada 1724--1758, lalu diselesaikan oleh penerusnya, Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada 1776--1803.

Kawasan pelataran di depan Benteng kuto Besak ditata sedemikian rupa oleh pemerintah kota Palembang, menjadi sebuah plaza alias alun-alun yang bisa digunakan wisatawan untuk beraktivitas sambil memandang Sungai Musi. Kawasan cagar budaya itu juga dimanfaatkan sebagai area militer di bawah pengelolaan Kodam II/Sriwijaya.

Tempat Wisata di Sekitar Benteng Kuto Besak

Tempat Wisata di Sekitar Benteng Kuto Besak

Tak jauh dari Benteng Kuto Besak, ada Monumen Perjuangan Rakyat, disingkat Monpera, yang direkomendasikan sebagai salah satu destinasi wisata sejarah. Monumen ini didedikasikan untuk mengenang perjuangan rakyat Palembang dalam merebut kemerdekaan. Jarak dari pusat kota hanya sekitar 2 km.

Di dalam monumen, terdapat diorama dan foto-foto yang menggambarkan perjuangan tersebut. Bangunannya pun cukup ikonis dengan gaya arsitektur modern.

Masih di sekitar Benteng Kuto Besak, terdapat Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Museum ini menyimpan koleksi benda-benda peninggalan Kesultanan Palembang, termasuk senjata, pakaian adat, dan koin kuno. Bangunannya bergaya arsitektur traditional rumah Limas.

Mengunjungi museum ini akan membawa Anda menyusuri sejarah kejayaan Kesultanan Palembang. Dengan tiket masuk yang terjangkau, museum ini patut masuk dalam daftar wisata Palembang terdekat kota Anda.

Infografis Warisan Budaya TakBenda UNESCO dari Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Sumber : Liputan6.com