Bencana Sumatera Berpotensi Tahan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2025

16 December 2025, 12:38 WIB
Bencana Sumatera Berpotensi Tahan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2025

Kepala Divisi Riset Ekonomi PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) Suhindarto, menilai bencana Sumatera berpotensi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV. Dia menuturkan, Sumatera memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional sehingga gangguan ekonomi di wilayah tersebut tidak bisa dipandang remeh.

"Kami sendiri memproyeksikan ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi begitu ya, karena dari sisi share gitu ya, Sumatera juga bukanlah daerah kecil, yang mana Sumatera ini juga menyumbang dalam perekonomian kita, begitu besar ya share-nya," kata Suhindarto dalam Media Forum PEFINDO, Selasa (16/12/2025).

Ia menjelaskan, dari sisi pangsa ekonomi, Sumatera bukanlah daerah kecil. Pulau ini menyumbang porsi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Oleh karena itu, gangguan aktivitas ekonomi akibat bencana berisiko menahan akselerasi pertumbuhan yang seharusnya bisa terjadi pada akhir tahun.

"Tapi secara umum ini bisa menjadi faktor negatif yang akhirnya menahan akselerasi pertumbuhan ekonomi di Triwulan IV ini, yang seharusnya bisa terjadi gitu ya di tengah stimulus pemerintah yang relatif cukup banyak diberikan begitu ya," ujarnya.

Meski demikian, Suhindarto menekankan, besaran dampak secara kuantitatif masih perlu dicermati lebih lanjut. Hingga saat ini, belum terdapat rilis data resmi dari pemerintah yang secara spesifik mengukur dampak bencana Sumatera terhadap kinerja ekonomi, sehingga proyeksi masih bersifat indikatif.

"Untuk seberapa jauh sebenarnya perlu dicek kembali, karena sampai saat ini juga kita masih belum melihat release resmi lah ya dari data pemerintah yang berkaitan dengan bencana ini, dampaknya ke ekonomi seperti apa," ujarnya.

Kontribusi Provinsi Terdampak Jadi Faktor Penekan Ekonomi Regional

Kontribusi Provinsi Terdampak Jadi Faktor Penekan Ekonomi Regional

Suhindarto mengungkapkan, jika merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis saat pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal III, beberapa provinsi terdampak bencana memiliki kontribusi ekonomi yang cukup besar. Sumatera Utara, misalnya, menjadi provinsi dengan share terbesar di Sumatera.

"Kalau kita lihat mungkin untuk dari data yang sempat di-share BPS ketika merilis data pertumbuhan ekonomi di Triwulan III kemarin, untuk tiga provinsi yang terdampak begitu ya, ini cukup, memang yang paling besar adalah Sumatera Utara gitu ya share-nya, dan ini paling besar di Sumatera," ujarnya.

Selain Sumatera Utara, Sumatera Barat juga masuk dalam delapan besar provinsi dengan kontribusi ekonomi signifikan. Aceh pun berada di peringkat ketujuh secara nasional. Dengan posisi tersebut, gangguan ekonomi di tiga provinsi ini dinilai akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera secara keseluruhan. Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Rumah Tangga

Dari sisi konsumsi rumah tangga, Suhindarto menyebut dampak bencana hampir tidak terhindarkan. Aktivitas ekonomi masyarakat yang terganggu berpotensi membuat konsumsi tertahan, terutama di wilayah terdampak langsung, sehingga menambah tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV.

Sementara itu, dampak terhadap inflasi belum sepenuhnya tercermin. Pada data inflasi November, efek bencana belum terlihat signifikan. Namun, PEFINDO masih mencermati data inflasi Desember untuk melihat apakah gangguan distribusi dan pasokan akibat bencana akan mendorong kenaikan harga.

"Kemudian dari konsumsi rumah tangga sudah pasti akan terdampak dengan adanya bencana, maka konsumsi juga bisa jadi tertahan, dan inflasi untuk di bulan November kemarin memang belum begitu tercerminkan begitu ya. Namun, untuk di Desember ini kita juga masih menunggu datanya," pungkasnya.

Sumber : Liputan6.com