Prediksi Naik, Bank Dunia Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh 5% di 2025
16 December 2025, 13:30 WIB
Bank Dunia ramal pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5% pada 2025 dan 2026 mendatang. Ada sejumlah faktor yang dinilai mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi ini.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi itu saat merilis Indonesia Economic Prospects (IEP) versi Desember 2025.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5% secara tahunan, yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya, dan ini melebihi rata-rata negara berpendapatan menengah. Jadi ini kabar baik," kata Carolyn dalam IEP Desember 2025, di Jakarta, Selasa (16/12/2025).
Dalam laporan IEP versi Desember 2025, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5%. Kemudian, naik menjadi 5,2% di 2027 mendatang. Angka ini naik dari proyeksi pada IEP versi Juni 2025 dengan 4,7%, serta laporan Perkembangan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik yang dirilis Oktober 2025 dengan perkiraan 4,8%.
Carolyn menuturkan, pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh kinerja ekspor dan investasi ditengah pelemahan konsumsi pribadi. Kemudian ada peran peningkatan produksi sektor agrikultur dan stimulus yang diberikan.
Kendati begitu, secara umum Carolyn melihat proyeksi ekonomi tumbuh kebih moderat karena adanya kebijakan tarif. "Mengapa begitu? Tarif, kalian semua akan sadar tarif menjadi fitur yang lebih dominan dalam ekosistem pemasaran.Tarif sekarang semakin banyak ditanggung oleh konsumen," tuturnya.
Proyeksi Bank Dunia Sebelumnya
Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi 4,8 persen, sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,7 persen. Proyeksi ini tercantum dalam laporan East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2025 yang dirilis pada Selasa (7/10/2025).
Dalam laporan tersebut, Bank Dunia mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) masih relatif kuat. Namun, Bank Dunia mengingatkan bahwa strategi yang saat ini menopang pertumbuhan belum tentu dapat menjamin keberlanjutan ekonomi di masa depan.
Bank Dunia juga menyoroti performa ekonomi China dan Indonesia, yang sama-sama tumbuh di kisaran 5 persen, melampaui potensi pertumbuhan jangka panjangnya berkat dukungan kebijakan fiskal pemerintah.
Tantangan
Namun, laporan tersebut menilai tantangan bagi kedua negara berbeda. Di China, tekanan datang dari defisit fiskal yang melebar, sementara di Indonesia lebih pada komposisi belanja pemerintah yang masih didominasi subsidi dan investasi negara.
Bank Dunia memperkirakan defisit fiskal China akan naik dari 4,5 persen pada 2019 menjadi 8,1 persen pada 2025, dengan rasio utang publik terhadap PDB mencapai 70,8 persen. Kenaikan ini disebut akan mempersempit ruang kebijakan fiskal Negeri Tirai Bambu pada tahun berikutnya.
Defisit Anggaran
Sementara itu, Indonesia dinilai masih menjaga defisit anggaran dalam batas aman sebagaimana diatur dalam undang-undang fiskal nasional. Meski demikian, Bank Dunia menilai struktur belanja publik perlu dioptimalkan agar lebih produktif dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.
"Alokasi anggaran pemerintah Indonesia saat ini banyak terserap untuk subsidi pangan, transportasi, energi, serta investasi yang digerakkan oleh negara guna menjaga permintaan agregat," tulis laporan Bank Dunia.