Bursa Saham Asia Melemah, Investor Cermati Data Ekonomi China

15 December 2025, 08:17 WIB
Bursa Saham Asia Melemah, Investor Cermati Data Ekonomi China

Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan saham Senin, (15/12/2025). Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi setelah wall street melemah pada Jumat, 12 Desember 2025 seiring investor melepas saham terkait perdagangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Awal pekan ini, investor memperhatikan data ekonomi China.

"Jumat, adalah hari di mana saham bernilai mengungguli saham pertumbuhan," ujar Portfolio Manager Argent Capital Management, Jed Ellerbroek dikutip dari CNBC, Senin pekan ini.

Ia menuturkan, investor jelas waspada terkait AI, bukan pesimistis sepenuhnya. "Tetapi lebih berhati-hati, gugup dan ragu-ragu," ia menambahkan.

Pelaku pasar di Asia juga akan memperhatikan data penting dari China yang akan merilis angka penjualan ritel, investasi aset tetap dan output industri untuk November.

Indeks Kospi di Korea Selatan anjlok 2,16%. Sementara itu, indeks Kosdaq terpangkas 1,17%. Saham-saham unggulan seperti produsen chip memori SK Hynix merosot lebih dari 4%. Sedangkan saham Samsung Electronis susut 3,3%.

Di sisi lain, Jepang mengumumkan angka Tankan kuartal keempatnya. Indeks optimisme bisnis di antara produsen besar Jepang meningkat menjadi +15 untuk kuartal keempat, mencapai level tertinggi dalam empat tahun.

Angka terbaru ini dibandingkan dengan peningkatan +14 pada kuartal sebelumnya, dan sesuai dengan ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Indeks non-manufaktur untuk kuartal keempat berada di angka +34.

Survei Tankan, yang dilakukan oleh Bank of Japan, mengukur sentimen bisnis di antara perusahaan-perusahaan di ekonomi terbesar keempat di dunia.

Indeks ASX 200 di Australia melemah 0,66%. Di Jepang, indeks Nikkei tergelincir 1,3%, dan indeks Topix merosot 0,27%. Indeks Hang Seng berjangkadi Hong Kong berada di posisi 25.735, dari penutupan sebelumnya di 25.976,79.

Pada Jumat pekan lalu di wall street, indeks S&P 500 merosot 1,07%, turun dari rekor tertingginya. Indeks Nasdaq susut 1,69%. Sementara itu, indeks Dow Jones ditutup melemah 0,51% setelah mencetak rekor tertinggi intraday baru pada awal sesi perdagangan.

Saham-saham terkait AI menghadapi tekanan selama sesi tersebut, dengan saham Broadcom anjlok lebih dari 11%, dan menyeret indeks pasar secara luas dan Nasdaq yang didominasi saham teknologi. AMD, Palantir Technologies, dan Micron juga merosot.

Penutupan Wall Street pada 12 Desember 2025

Penutupan Wall Street pada 12 Desember 2025

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Jumat, 12 Desember 2025. Koreksi wall street terjadi seiring investor terus keluar dari saham teknologi dan beralih ke sektor-sektor bernilai di pasar.

Mengutip CNBC, Sabtu (13/12/2025), indeks S&P 500 melemah 1,07% dan berakhir ke posisi 6.827,41. Indeks Nasdaq terpangkas 1,69% menjadi 23.195,17. Indeks Dow Jones merosot 245,96 poin atau 0,51% menjadi 48.458,05 setelah mencetak rekor tertinggi intraday baru pada awal sesi perdaganagn.

Indeks Russell 2000 susut 1,51% menjadi 2.551,46. Namun, indeks saham sempat mencapai rekor tertinggi baru selama perdagangan saham.

Selama sepekan, indeks S&P 500 dan Nasdaq membukukan koreksi terbesar. Indeks S&P 500 susut 0,6% dan indeks Nasdaq melemah 1,6%. Akan tetapi, indeks Dow Jones naik 1,1% dalam sepekan.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan berkapitalisasi kecil mengungguli perusahaan-perusahaan berkapitalisasi besar, dengan indeks Russell 2000 naik 1,2% minggu ini setelah mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa dan penutupan perdagangan pada Kamis.

Indeks Saham Nasdaq Tertekan

Indeks Saham Nasdaq Tertekan

Adapun indeks saham Nasdaq melemah seiring saham Broadcom yang terpangkas lebih dari 11%. Analis menilai koreksi saham Broadcom didorong kekhawatiran tekanan margin. Hal itu terjadi bahkan setelah perseroan melampaui harapan kuartal keempat dan memberikan perkiraan yang kuat untuk kuartal saat ini. Perseroan menyatakan, penjualan chip kecerdasan buatan akan berlipat ganda.

Saat perdagangan, saham terkait kecerdasan buatan atau artificial intelligence menghadapi lebih banyak tekanan. Saham AMD, Palantir Technologies dan Micron mengalami sejumlah koreksi bersama Broadcom. Sektor saham lain yakni sektor keuangan, perawatan kesehatan dan industri menerima sedikit dorong. Di sektor-sektor tersebut, saham Visa, Mastercard, UnitedHealth Group, dan GE Aerospace menjadi pemenang.

"Hari ini adalah hari di mana saham bernilai mengungguli saham pertumbuhan atau growth stock," ujar Portfolio Manager Argent Capital Management, Jed Ellerbroek dikutip dari CNBC.

"Investor jelas waspada terkait AI, bukan pesimistis secara langsung, tetapi lebih berhati-hati, gugup dan ragu-ragu," ia menambahkan.

Sumber : Liputan6.com