Kim Jong Un Bersumpah Tumpas Kejahatan, Puji Pasukan Korea Utara dalam Perang Ukraina
12 December 2025, 16:06 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersumpah akan memberantas berbagai praktik yang dianggapnya sebagai kejahatan. Demikian laporan media pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Jumat (12/12/2025).
Pernyataan itu disampaikan saat Kim menutup pertemuan tiga hari Komite Pusat Partai Buruh Korea, yang membahas agenda kebijakan utama serta persiapan untuk kongres partai bulan depan --- kongres pertama dalam lima tahun.
Dalam pidatonya, Kim mengecam sejumlah pejabat karena memegang pandangan ideologis yang keliru serta menunjukkan sikap kerja yang tidak aktif dan tidak bertanggung jawab. Ia mendesak para pejabat untuk menumbuhkan kepercayaan dan keberanian yang lebih besar dalam menghadapi masa depan perjuangan. Kim menyoroti berbagai kelemahan dan praktik jahat yang menurutnya harus segera dihentikan.
Media pemerintah seperti dilansir CNA tidak menguraikan detailnya, namun menyebut bahwa partai mendapati banyak penyimpangan disiplin belakangan ini --- sebuah istilah halus yang diyakini merujuk pada korupsi.
Pada kesempatan yang sama, Kim menyampaikan pujian khusus kepada para prajurit Pyongyang yang bertempur membantu Rusia melawan Ukraina. Menurut perkiraan Korea Selatan, sedikitnya 600 tentara Korea Utara tewas dan ribuan lainnya terluka. Kim menyatakan bahwa pengorbanan para prajurit tersebut memperlihatkan kepada dunia prestise militer Korea Utara sebagai kekuatan yang selalu menang dan pelindung sejati keadilan internasional.
Para analis menilai Pyongyang menerima bantuan finansial, teknologi militer, serta pasokan makanan dan energi dari Rusia sebagai imbalan partisipasi militernya.
Kim juga memuji berbagai upaya sepanjang tahun ini untuk memodernisasi pertahanan negara di tengah perubahan geopolitik dan teknologi global yang pesat.
Komite Pusat mulai bersidang pada Selasa (9/12), bertepatan dengan aksi Korea Utara yang menembakkan serangkaian artileri dari sistem peluncur roket berganda --- yang menurut para analis dapat menjangkau wilayah Korea Selatan.
Pekan lalu, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung menyatakan dirinya merasa perlu meminta maaf kepada Korea Utara atas dugaan perintah presiden sebelumnya yang mengirim drone dan selebaran propaganda melintasi perbatasan. Pyongyang belum menanggapi pernyataan Lee, yang kini berupaya memulihkan hubungan kedua negara yang telah lama memburuk.