Mengapa Journaling Jadi Kunci Self Care di Era Serba Cepat?

06 November 2025, 04:00 WIB
Mengapa Journaling Jadi Kunci Self Care di Era Serba Cepat?

Dalam kesibukan sehari-hari, kita sering merasa dikejar waktu, kuliah, pekerjaan, hingga tuntutan hidup yang membuat kita terburu-buru. Alhasil, kita sering lupa untuk memberi jeda pada diri sendiri. Padahal, self care bukan hanya tentang perawatan fisik, tapi juga merawat diri dari dalam (inner-self).

Menurut psikolog klinis, Sarah Dian Asri Pratiwi, M.Psi., ada banyak hal penting tentang diri yang perlu kita sadari, mulai dari pikiran, emosi, hingga sinyal tubuh. Salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk memberikan jeda sekaligus merawat inner-self adalah melalui journaling.

Menulis jurnal bukan sekadar menulis harian, tapi sebuah proses reflektif untuk menyalurkan pikiran dan perasaan yang menumpuk. Sebagaimana diungkapkan Sarah pada Jumat, 31 Oktober 2025, "Journaling ini sebenarnya proses, begitulah, proses menulis secara reflektif untuk menyalurkan pikiran dan perasaan kita, begitulah."

Dengan mengurai pemikiran di jurnal, kata Sarah, kita jadi lebih tahu apa yang sedang kita rasakan, apa solusinya, dan apa pemicu emosi kita. Dalam hal ini, journaling berfungsi sebagai alat kesadaran diri (self-awareness) yang membantu kita menyadari, memahami, dan mengelola pikiran serta perasaan.

Dalam hidup yang penuh tekanan, kita sering memendam emosi negatif seperti marah atau cemas yang akhirnya bisa menumpuk dan menyebabkan stres bahkan masalah fisik, seperti asam lambung, yang sering dikaitkan dengan kecemasan. Journaling adalah tempat yang aman untuk merilis beban-beban emosi.

Luangkan Waktu Menulis Jurnal 15--20 Menit

Luangkan Waktu Menulis Jurnal 15--20 Menit

Hal ini diamini oleh para panelis. El Putra Sarira misalnya, memiliki cara unik untuk mendapatkan jeda, "Biasanya sih saya ke toilet." Namun, ia juga merasakan energi positif ketika menulis jurnal dengan kreativitas.

Sementara itu, Naisa Alifia Yuriza mengungkapkan, "Aku biasanya cari spot untuk nulisin semuanya sih. Aku emang suka nulis, journaling, urain semua feeling aku dalam tulisan-tulisan. Maksudnya membantu feeling aku untuk terekspos."

Meluangkan waktu 15---20 menit untuk menulis selama beberapa hari berturut-turut bahkan terbukti secara ilmiah berdampak positif pada mood dan fungsi kognitif. Sarah melanjutkan, menulis jurnal membantu kita tidak hanya bahagia di luar, tapi juga menjaga emosi dan merawat diri dari dalam.

Banyak yang menganggap journaling itu klise atau hanya sekedar mencatat kegiatan sehari-hari. Padahal, journaling adalah teknik yang bahkan digunakan dalam beberapa terapi psikologis.

Beragam Jenis Jurnal

Beragam Jenis Jurnal

Ada banyak jenis journaling yang bisa Anda coba sesuai kebutuhan, mulai dari yang bebas hingga yang lebih terstruktur:

  • Expressive Writing (Menulis Ekspresif): Menulis bebas tanpa batasan, cukup luapkan semua yang ada di pikiranmu.
  • Jurnal Pelepasan Emosi: Melepaskan beban perasaan negatif yang terpendam.
  • Gratitude Journal: Melatih rasa bersyukur dengan mencatat hal-hal baik yang kita syukuri setiap hari, yang juga terbukti menurunkan stres.
  • Jurnal Self-Love: Membangun penerimaan diri dan belajar mencintai diri sendiri tanpa syarat, terutama saat kita merasa rendah diri atau membandingkan diri dengan orang lain.
  • Jurnal Kognitif: Khusus bagi yang sering cemas, tujuannya mengidentifikasi pikiran negatif dan mengubahnya menjadi lebih rasional.

Penjurnalan membantu kita menemukan nilai dan prioritas hidup, yaitu hal-hal yang benar, penting, dan membuat hidup kita bermakna. "Sehingga membuat kita kadang lupa untuk berjeda juga, gitu ya. Nah, salah satunya dengan journaling ini salah satu cara berjeda, gitu ya," tutur Sarah.

Tips Praktis Memulai Journaling

Tips Praktis Memulai Journaling

Memulai penjurnalan tidak harus sempurna. Kuncinya adalah fokus pada kejujuran dan kesalahan. Jangan jadikan penjurnalan sebagai beban baru. Berikut tips praktis memulai proses journaling:

  • Menyiapkan Peralatan Tempur: Sediakan buku, alat tulis, pulpen. Jika ingin lebih termotivasi dan kreatif, gunakan pulpen berwarna dan stiker-stiker lucu. Menurut El, "Kita merasa lebih senang, ada rasa bahagia-nya juga, ada rasa bersyukur melihat warna-warni."
  • Tentukan Waktu dan Tempat Nyaman: Pilih waktu dan tempat yang membuat Anda rileks. Jika mobilitas tinggi, tumpahkan semuanya di rumah setelah selesai beraktivitas.
  • Gunakan Prompt untuk memulai: Jika bingung , gunakan pertanyaan pemantik agar tulisan lebih terungkap, misalnya: "Apa hal yang paling aku syukuri hari ini?" atau "Apa yang membuatku cemas dan lainnya".
  • Menulis dengan Santai: Tulis apa pun yang Anda rasakan dengan santai. Fokus pada kejujuran.

Setelah sesi journaling, Anda bisa melanjutkannya dengan latihan pernapasan untuk menenangkan tubuh. Sarah memandu sesi latihan pernapasan dengan cara menarik napas perlahan selama tiga detik, tahan di perut selama tujuh detik, lalu hembuskan melalui mulut.

Infografis Ciri-Ciri Orang Miliki Gangguan Kesehatan Mental. (Liputan6.com/Triyasni)
Sumber : Liputan6.com