Imbas Razia Imigran, Perusahaan Korsel Ogah Investasi Lagi di AS
12 September 2025, 16:30 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5327213/original/000724800_1756174470-Screenshot_2025-08-26_091329.jpg)
Investasi perusahaan Korea Selatan (Korsel) di Amerika Serikat (AS) kini terancam goyah setelah operasi imigrasi besar-besaran yang dilakukan di pabrik Hyundai, Georgia pekan lalu. Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung menegaskan, insiden ini akan membuat perusahaan Korsel sangat berhati-hati untuk menanamkan modal di Negeri Paman Sam.
Dikutip dari BBC, Jumat (12/9/2025), dalam operasi imigran pekan lalu, otoritas AS menahan 475 orang, lebih dari 300 orang diantaranya adalah warga Korea Selatan. Mereka adalah para mekanik yang bekerja di bawah kontraktor dan bertugas memasang lini produksi di pabrik baterai Hyundai--LG Energy Solution.
Setelah sempat ditahan, ratusan pekerja Korsel akhirnya dibebaskan dan dijadwalkan pulang pada Jumat, meski kepulangan mereka sempat tertunda sehari karena instruksi Gedung Putih.
Menurut pejabat Kementerian Luar Negeri Korsel, Presiden Donald Trump meminta penundaan untuk memastikan apakah para pekerja bersedia tetap tinggal di AS guna melanjutkan pekerjaan sekaligus melatih tenaga kerja lokal. Trump bahkan menyinggung penggerebekan tersebut dalam unggahan media sosialnya, dengan menekankan agar perusahaan asing mempekerjakan warga AS.
Ia menegaskan pemerintah akan menyediakan mekanisme agar tenaga kerja asing bisa masuk dengan cepat dan sah selama sesuai hukum imigrasi.
Advertisement
Membingungkan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5343776/original/035420300_1757472494-AP25249755386170.jpg)
Presiden Lee menyebut situasi ini sangat membingungkan, sebab mengirim pekerja ke luar negeri untuk membantu mendirikan pabrik baru sudah menjadi kebiasaan perusahaan Korea Selatan dalam ekspansi bisnis global mereka.
Namun, jika cara ini tidak lagi diperbolehkan, maka pendirian fasilitas manufaktur di AS akan semakin dipertimbangkan, bahkan bisa membuat perusahaan ragu apakah investasi itu layak dilakukan.
Pemerintah Seoul kini sedang mengadakan negosiasi dengan pemerintah AS untuk mencari solusi terkait visa, baik dengan menambah kuota yang ada maupun dengan menciptakan kategori baru khusus bagi pekerja Korea Selatan. Lee Jae Myung optimistis AS akan mempertimbangkan hal tersebut bila melihatnya sebagai kebutuhan praktis.
Advertisement
Efek Mengerikan
Media Korea Selatan menyebut razia ini sebagai 'kejutan besar'. Harian Dong-A Ilbo memperingatkan operasi tersebut bisa memberi 'efek mengerikan' terhadap bisnis Korsel di AS, sementara kantor berita Yonhap mendesak kedua negara segera memperbaiki keretakan aliansi di tengah negosiasi dagang yang sensitif.
Sementara itu, Gedung Putih membela operasi tersebut dan menepis anggapan bahwa penggerebekan akan mengurangi minat investasi asing.
Korea Selatan sendiri merupakan sekutu dekat AS di Asia dan sudah berkomitmen untuk menanamkan investasi puluhan miliar dolar di Amerika, sebagai salah satu strategi untuk mengurangi dampak tarif perdagangan yang diberlakukan AS.