Donald Trump Kritik Museum AS karena Terlalu Fokus pada Sejarah Perbudakan

14 September 2025, 22:00 WIB
Donald Trump Kritik Museum AS karena Terlalu Fokus pada Sejarah Perbudakan

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan kritik terhadap museum-museum terkemuka di negaranya. Ia menilai museum-museum tersebut terlalu fokus pada berbagai topik sensitif. Salah satunya adalah soal "betapa buruknya perbudakan."

Serangan ini jadi yang terbaru terhadap lembaga-lembaga budaya di Amerika. Negara tersebut pernah terlibat perang saudara yang berkaitan erat dengan isu perbudakan.

Mengutip Japan Today, 20 Agustus 2025, Trump menuliskan pernyataan keras di media sosial, "Smithsonian DI LUAR KENDALI. Semua yang dibahas hanyalah betapa buruknya negara kita, betapa buruknya perbudakan, dan betapa tidak berprestasinya kaum tertindas. Tidak ada yang membahas tentang kesuksesan, tidak ada yang membahas tentang Kecerdasan, tidak ada yang membahas tentang masa sepan."

Smithsonian Institution merupakan organisasi independen yang mengelola 17 museum, galeri, serta kebun binatang di seluruh negeri. Surat tersebut menginstruksikan delapan museum Smithsonian, termasuk Museum Nasional Sejarah dan Budaya Afrika-Amerika, Museum Nasional Sejarah Amerika, dan Museum Nasional Indian Amerika, mengganti pameran yang memuat materi "memecah belah."

Trump, Smithsonian, dan Amerika

Trump, Smithsonian, dan Amerika

Dalam sebuah pernyataan, Smithsonian mengatakan, pekerjaan mereka "didasarkan pada komitmen yang mendalam terhadap keunggulan ilmiah, penelitian yang ketat, dan penyajian sejarah yang akurat dan faktual." Mengutip The Hill, 21 museum Smithsonian memiliki banyak pameran yang mencakup berbagai topik.

Di antaranya adalah sejarah bangsa dengan perbudakan, kemajuan teknologi di bidang luar angkasa dan penerbangan, berbagai kampanye militer Amerika, serta evolusi industri hiburan. Smithsonian jadi sorotan awal bulan ini setelah menyingkirkan sebuah pajangan yang menyoroti kasus-kasus pemberhentian Trump.

Pajangan di Museum Nasional Sejarah Amerika kemudian direstorasi dan diperbarui dengan informasi tentang pemberhentian Trump. Trump telah menggunakan kekuasaan kepresidenan untuk menargetkan berbagai institusi yang tidak sependapat dengannya selama masa jabatan keduanya sejauh ini, termasuk perguruan tinggi, universitas, dan firma hukum.

Sejarah, Identitas, dan Perdebatan di Amerika

Sejarah, Identitas, dan Perdebatan di Amerika

Lembaga ini menerima dana publik dan sudah beberapa kali dituduh Trump menganut ideologi yang ia sebut "merusak." Sebagai konteks, perdagangan budak lintas samudra dari Afrika ke Amerika berlangsung selama hampir tiga abad.

Perbudakan sering disebut sebagai "dosa asal" dalam sejarah AS. Pada abad ke-19, wilayah Selatan berjuang keras mempertahankan perbudakan dalam Perang Saudara 1861--1865. Namun, perjuangan itu berakhir dengan kekalahan mereka.

Sejak saat itu, warga Afrika-Amerika terus memperjuangkan hak-hak sipil. Perjuangan ini berlangsung selama lebih dari satu abad, hingga muncul gelombang besar protes Black Lives Matter pada 2020. Gerakan itu menuntut adanya keadilan sosial dan memaksa bangsa untuk kembali menghadapi sisi gelap dalam sejarahnya sendiri. Dalam unggahan di Truth Social, Trump menulis singkatan BLM untuk menyindir gerakan tersebut.

Museum Jadi Sorotan Pemerintah

Museum Jadi Sorotan Pemerintah

Selama beberapa bulan terakhir, Trump sering meremehkan lembaga budaya, padahal museum dan institusi itu sedang berusaha menghadirkan lebih banyak keberagaman. Pameran mereka kini menyoroti perempuan, orang kulit berwarna, dan budaya queer

Tidak berhenti di situ, pekan lalu Gedung Putih juga merilis surat resmi di situs webnya, memuat rencana pemerintah AS menargetkan delapan museum besar untuk "tinjauan internal yang komprehensif." Langkah ini diklaim bertujuan "merayakan keistimewaan Amerika," serta "menghapus narasi yang memecah belah."

Pada 2017, selama masa jabatan pertamanya, Trump mengunjungi Museum Nasional Sejarah Afrika-Amerika, yang dibuka setahun sebelumnya dan menggambarkan perdagangan budak, di antara subjek-subjek bersejarah lainnya. Trump mengatakan setelah menjalani turnya, "Museum ini merupakan penghormatan yang indah bagi begitu banyak pahlawan Amerika. Sungguh menakjubkan melihatnya."

<p>Infografis Museum di Indonesia. (Dok: Abdillah/Tim Grafis Liputan6.com)</p>
Sumber : Liputan6.com