Ramos Horta Sebut 3 Kunci Transformasi Sosial saat Pidato di UGM
31 July 2025, 14:36 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5301406/original/031416600_1753947223-IMG-20250730.jpg)
Presiden Timor Leste sekaligus penerima Nobel Perdamaian, Jos Ramos Horta, menyampaikan pidato reflektif bertajuk Pemberdayaan Masyarakat: Pendidikan, Kewirausahaan Sosial, dan Perdamaian di hadapan civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (31/7/2025).
Kunjungan ini menjadi yang keempat bagi Ramos Horta ke Yogyakarta dan yang kedua ke UGM, kampus yang disebutnya sebagai 'almamater rakyat Timor Leste'. Dalam sambutannya, Ramos Horta menyoroti pentingnya kepemimpinan inspiratif yang berpijak pada komunitas, empati, dan keberanian politik.
"Masyarakat harus menjadi pusat dari setiap kebijakan. Hanya dengan inklusivitas dan keadilan, perdamaian yang langgeng dapat tercapai," tegasnya.
Sebagai catatan, Ramos Horta menekankan bahwa perubahan sosial tidak akan efektif tanpa kepemimpinan yang mengakar pada nilai-nilai kemanusiaan. Ia menyebut tiga pilar perubahan sosial pendidikan, kewirausahaan sosial, dan perdamaian.
Ia menceritakan bagaimana Timor Leste membangun kembali dunia pendidikan pascakonflik. Program makan di sekolah, misalnya, disebut sebagai langkah sederhana namun berdampak besar dalam mencegah kelaparan dan putus sekolah.
"Setiap satu piring makanan bergizi bisa menjadi penentu antara anak yang belajar atau anak yang putus sekolah," katanya, menggarisbawahi pentingnya dukungan negara terhadap pendidikan.
Menjelang keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN pada Oktober 2025, Ramos Horta mendorong pengakuan atas model lokal dalam menyelesaikan konflik dan membangun perdamaian. Ia menyebut 'Tara Bandu' tradisi lokal Timor sebagai salah satu instrumen efektif dalam transformasi sosial.
Ramos Horta bahkan mengusulkan pembentukan Pusat Studi Perdamaian dan Rekonsiliasi Komunitas ASEAN, serta Program Pemuda ASEAN untuk Kepemimpinan Transformasional yang menggabungkan pertukaran budaya, magang komunitas, dan inovasi sosial.
Di akhir pidato, ia memberi apresiasi mendalam terhadap Program KKN-PPM UGM yang dianggapnya sebagai contoh nyata integrasi pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
"Kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat, dengan mendengar dan bertindak, bisa melahirkan dampak jangka panjang," ujar Ramos Horta, sambil mengajak generasi muda untuk menjadi pemimpin dengan empati, integritas, dan visi.
Dalam dunia yang penuh tantangan global seperti kemiskinan, ketimpangan, perubahan iklim, dan konflik, Ramos Horta mengajak semua pihak untuk tetap berani bermimpi dan bekerja keras mewujudkannya.
"Masa depan adalah milik mereka yang berani bermimpi dan punya keberanian untuk mewujudkannya," tutupnya.
Advertisement