Novel Baswedan: Dari KPK, Kasus Air Keras, hingga Satgas Penerimaan Negara

18 June 2025, 14:03 WIB
Novel Baswedan: Dari KPK, Kasus Air Keras, hingga Satgas Penerimaan Negara

Nama Novel Baswedan tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Ia dikenal sebagai mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berani dan tegas dalam mengungkap kasus-kasus korupsi besar. Namun, perjalanan kariernya tidak selalu mulus, diwarnai dengan berbagai kontroversi dan tantangan.

Novel Baswedan lahir di Semarang pada 22 Juni 1977. Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1998. Setelah berkarier di Polri, ia kemudian bergabung dengan KPK dan menjadi salah satu penyidik andalan lembaga anti-rasuah tersebut. Selama bertugas di KPK, Novel Baswedan terlibat dalam penanganan sejumlah kasus korupsi yang menarik perhatian publik.

Setelah bertahun-tahun mengabdi di KPK, Novel Baswedan diberhentikan dengan hormat pada 30 September. Kemudian, pada 9 Desember 2021, ia kembali dilantik sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Polri. Saat ini, ia mengemban tugas baru yang strategis dalam upaya meningkatkan penerimaan negara.

Kasus Penyiraman Air Keras yang Menimbulkan Kontroversi

Pada 11 April 2017, Novel Baswedan mengalami kejadian nahas yang menggemparkan publik. Ia menjadi korban penyiraman air keras oleh orang tak dikenal. Serangan ini diduga terkait dengan kasus-kasus korupsi yang sedang ia tangani saat itu.

Akibat serangan tersebut, Novel Baswedan mengalami kerusakan parah pada kedua matanya. Ia harus menjalani perawatan intensif di Singapura untuk memulihkan penglihatannya. Kasus ini kemudian menjadi sorotan publik dan memicu berbagai reaksi dari berbagai kalangan.

Meskipun pelaku penyiraman air keras akhirnya berhasil ditangkap dan diadili, lambatnya pengungkapan kasus ini menimbulkan kontroversi dan kritik terhadap penegakan hukum di Indonesia. Banyak pihak yang menilai bahwa penanganan kasus ini tidak transparan dan terkesan lambat.

Peran Novel Baswedan dalam Satgassus Penerimaan Negara

Saat ini, Novel Baswedan menjabat sebagai Wakil Kepala Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Optimalisasi Penerimaan Negara. Satgassus ini dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan negara dari sektor non-pajak.

Satgassus ini bertugas untuk mendampingi kementerian dan lembaga negara dalam mengoptimalkan penerimaan negara. Fokus utama Satgassus adalah pada sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan negara, seperti sektor perikanan dan sumber daya alam.

Dalam menjalankan tugasnya, Satgassus telah melakukan berbagai kunjungan lapangan ke berbagai daerah di Indonesia. Beberapa waktu lalu, Satgassus mengunjungi sejumlah pelabuhan di Jawa Timur dan Bali untuk memetakan potensi peningkatan penerimaan negara di sektor perikanan.

Kehadiran Novel Baswedan dalam Satgassus ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya meningkatkan penerimaan negara. Pengalaman dan ketegasannya dalam mengungkap kasus-kasus korupsi diharapkan dapat menjadi modal berharga dalam menjalankan tugas barunya ini.

Infografis Penangkapan 2 Penyerang Novel Baswedan. (Liputan6.com/Abdillah)
Sumber : Liputan6.com