Hadiah Pesawat Air Force One dari Qatar untuk Trump Picu Kontroversi

12 May 2025, 17:00 WIB
Hadiah Pesawat Air Force One dari Qatar untuk Trump Picu Kontroversi

Gedung Putih tengah menjajaki kemungkinan menerima sebuah pesawat jumbo mewah dari keluarga kerajaan Qatar untuk digunakan sebagai pesawat kepresidenan Air Force One. Isu ini mencuat menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Qatar dalam lawatan luar negeri besar pertamanya pada masa jabatan kedua.

Pemerintah Qatar menegaskan bahwa pesawat tersebut bukanlah hadiah, melainkan bentuk "penggunaan sementara" yang masih dibahas antara kedua negara. Namun menurut laporan CBS News, pesawat tersebut nantinya akan disumbangkan ke perpustakaan kepresidenan Trump setelah masa jabatannya berakhir.

Mengutip BBC, Senin (12/5/2025), Ali Al-Ansari, Atase Media Qatar untuk AS, menyatakan bahwa negosiasi berlangsung antara Kementerian Pertahanan Qatar dan Departemen Pertahanan AS, dan keputusan akhir masih menunggu kajian hukum dari masing-masing pihak.

Sumber CBS News menyebutkan, pesawat tidak akan langsung bisa digunakan karena masih perlu dimodifikasi dan disetujui oleh pejabat keamanan. Namun nilai pesawat jumbo dan mekanisme penyerahannya dipastikan menimbulkan pertanyaan hukum dan etika dari para pengkritik.

Menyikapi kontroversi ini, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyatakan bahwa "setiap hadiah dari pemerintah asing selalu diterima sesuai hukum yang berlaku. Pemerintahan Presiden Trump berkomitmen pada transparansi penuh."

Trump pun membela kesepakatan ini melalui unggahan di platform Truth Social, dengan menyebut pesawat sebagai hadiah yang diberikan secara cuma-cuma dan akan menggantikan Air Force One lama yang sudah berusia 40 tahun.

"Fakta bahwa Departemen Pertahanan mendapat HADIAH, GRATIS, dari sebuah pesawat 747... begitu membuat geram Demokrat Korup sehingga mereka bersikeras agar kami membayarnya dengan HARGA MAHAL," tulisnya.

Hubungan Trump dan Qatar

Hubungan Trump dan Qatar

Saat ini, armada resmi Gedung Putih terdiri dari dua pesawat Boeing 747-200B yang sudah digunakan sejak awal 1990-an. Pesawat tersebut dilengkapi ruang konferensi, kantor, serta sistem komunikasi khusus. Namun rencana pembaruan pesawat sudah lama dibahas, termasuk kontrak dengan Boeing untuk menyediakan dua pesawat 747-8 terbaru yang dijuluki "istana terbang". Sayangnya, Boeing menyatakan bahwa pengiriman baru bisa dilakukan paling cepat 2027 atau 2028.

Ketidakpuasan Trump terhadap keterlambatan ini sempat diutarakan pada Februari lalu. Ia bahkan sempat menyatakan bahwa pemerintahannya "mungkin akan membeli atau mendapatkan pesawat lain".

Selama masa jabatan pertamanya, hubungan Trump dengan Qatar cukup erat, termasuk pengumuman pembelian besar-besaran pesawat buatan AS oleh Qatar pada 2019. Qatar juga diketahui pernah menghadiahkan jet pribadi kepada negara lain, seperti Turki pada 2018.

Sumber : Liputan6.com