IPW Kecam Dugaan Penyanderaan Intel Saat Demo Hari Buruh Ricuh di Semarang

02 May 2025, 20:45 WIB
IPW Kecam Dugaan Penyanderaan Intel Saat Demo Hari Buruh Ricuh di Semarang

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso turut angkat bicara menanggapi insiden penyanderaan terhadap seorang yang diduga anggota Intel kepolisian oleh mahasiswa saat demo Hari Buruh May Day di Semarang, Jawa Tengah pada Kamis 1 Mei 2025.

Sugeng menegaskan, tindakan menyandera dan mengekang kebebasan seseorang tanpa dasar hukum merupakan pelanggaran hukum, siapa pun pelakunya.

"Menyandera seseorang, berarti mengekang kebebasannya, itu perbuatan yang dilarang. Siapapun, termasuk mahasiswa, tidak berwenang melakukan itu tanpa dasar hukum," ujar Sugeng dalam keterangan tertulis, Jumat (2/5/2025).

Ia menjelaskan, jika dalam aksi terdapat orang yang dicurigai sebagai aparat, mahasiswa seharusnya mengusirnya dari lokasi demonstrasi, bukan menyanderanya.

"Kalau ada yang dicurigai, cukup diusir. Kalau disandera, mau diapakan? Diinterogasi? Itu berlebihan. Kecuali orang tersebut tertangkap basah melakukan tindak pidana, serahkan saja ke Polisi," ucap Sugeng.

Dia juga mengingatkan resiko eskalasi kekerasan dalam situasi massa yang tidak terkendali.

"Menyandera bisa memicu ekses yang tidak diinginkan, seperti penganiayaan, karena massa demo sangat besar dan emosi bisa meluap," terang Sugeng.

Di sisi lain, ia menekankan pentingnya kedua belah pihak baik mahasiswa maupun aparat untuk menahan diri dan menghindari kekerasan.

"Polisi juga tidak boleh menggunakan kekerasan. Jika ada oknum yang melanggar, harus ditindak tegas," papar Sugeng.

Insiden ini menjadi sorotan setelah viralnya video yang memperlihatkan seorang pria diduga intel polisi dihadang dan ditahan oleh sejumlah mahasiswa saat aksi atau demo Hari Buruh May Day.

"IPW pun mengingatkan semua pihak untuk menjaga kondusivitas dalam menyampaikan aspirasi," tegas Sugeng.

Demo Hari Buruh di Semarang Berakhir Ricuh

Demo Hari Buruh di Semarang Berakhir Ricuh

Sebelumnya, aksi unjuk rasa Hari Buruh di di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, pada Kamis sore 1 Mei 2025 berakhir ricuh. Sejak pagi, aksi memperingati Hari Buruh itu diikuti para pekerja dari berbagai organisasi.

Sekelompok orang berpakaian hitam kemudian ikut bergabung ke dalam massa aksi sekitar pukul 15.00 WIB. Kericuhan pecah setelah kelompok buruh akan membubarkan diri setelah menyelesaikan aksi.

Kelompok yang menyusup di antara para buruh tersebut diduga memicu kericuhan dengan melempar batu, botol, serta batang kayu.

Petugas gabungan yang sudah bersiaga sejak awal, berupaya membubarkan aksi dengan menembakkan gas air mata serta meriam air.

Massa yang dibubarkan kemudian mundur ke arah selatan maupun utara ke sekitar komplek Kampus Undip Semarang.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Artanto mengatakan petugas tetap mengedepankan pendekatan humanis dan persuasif dalam mengamankan aksi buruh.

"Kami menghargai rekan buruh yang konsisten menjaga aksi tetap berjalan damai," katanya.

Artanto juga menambahkan peserta aksi Hari Buruh sudah diimbau untuk mewaspadai provokasi dari pihak-pihak yang berupaya menciptakan kekacauan.

Demo Hari Buruh di Semarang Berakhir Ricuh, Sejumlah Provokator Diamankan

Demo Hari Buruh di Semarang Berakhir Ricuh, Sejumlah Provokator Diamankan

Polisi mengamankan sejumlah orang dalam aksi Hari Buruh di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang yang berakhir ricuh. Mereka diduga sebagai provokator.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. M. Syahduddi mengatakan, sejumlah orang yang diamankan diduga merupakan kelompok Anarko dan mahasiswa yang menyusup ke aksi buruh.

"Untuk jumlah pasti yang diamankan masih kami data dan mintai keterangan," ujar Syahduddi, Kamis 1 Meii 2025 dilansir Antara.

Ia menjelaskan aksi demo buruh yang digelar sejak pagi hingga sore berlangsung lancar dan damai.

Namun, kata Syahduddi, saat buruh akan mengakhiri aksi, sekelompok massa yang diduga berasal dari Anarko dan mahasiswa melakukan provokasi terhadap petugas yang mengamankan aksi.

Sekelompok orang berpakaian hitam itu ikut bergabung ke dalam massa aksi demo Hari Buruh sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka memprovokasi dengan membakar ban hingga melempari petugas dengan batu dan botol.

Polisi pun melakukan tindakan tegas dengan membubarkan aksi yang masuk dalam kategori anarki.

<p>Infografis Tuntutan dan Alasan Buruh Tolak Kenaikan Harga BBM. (Liputan6.com/Trieyasni)</p>
Sumber : Liputan6.com