Saham Prajogo Pangestu BREN hingga PTRO Kompak Nyungsep
18 March 2025, 16:50 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1556410/original/099601400_1491299461-ISHG5.jpg)
Saham-saham taipan Prajogo Pangestu kompak berada di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa 18 Maret 2025. Beberapa saham yang dimiliki Prajogo antara lain, Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO).
Saham BRPT turun 16,13 persen ke posisi 650 saat berita ditulis. Dalam sepekan, BRPT turun 18,75 persen dan turun 30,85 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD). Saham TPIA turun 19,55 persen ke posisi 5.350 pada saat yang sama. Dalam sepekan, TPIA turun 22,46 persen dan turun 28,67 persen YTD.
Saham CUAN turun 10,91 persen ke posisi 6.125. Dalam sepekan, CUAN turun 17m85 persen dan turun 48,31 persen YTD. Saham PTRO turun 13,19 persen ke posisi 2.370. Dalam sepekan, PTRO turun 25,86 persen dan turun 13,30 persen YTD.
Penurunan saham-saham Prajogo Pangestu terjadi bersamaan dengan koreksi tajam pada indeks harga saham gabungan (IHSG). Pada sesi pertama perdagangan hari ini, IHSG mengalami penurunan sebesar 395 poin atau 6,12% ke level 6.076. IHSG tidak berdaya dan terkena trading halt yang kemungkinan dipengaruhi sikap pelaku pasar yang merespon kekhawatiran kondisi ekonomi dalam negeri.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh LPEM UI mengungkapkan bahwa mayoritas 55% ekonom sepakat bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini memburuk dibandingkan tiga bulan lalu. "Sehingga hasil survei mengindikasikan bahwa kondisi saat ini memicu pandangan pesimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi di masa depan, sekaligus menyoroti kemungkinan terjadinya penurunan," mengutip ulasan Pilarmas Investindo Sekuritas.
Selanjutnya rumor yang beredar mengenai kemungkinan Sri Mulyani akan mundur dari jabatannya sebagai Menteri keuangan pada kabinet Merah Putih, tentunya ini akan berdampak potensi menurunnya kredibilitas keuangan pemerintah dan memicu terjadi capital outflow. Meskipun kabar tersebut dibantahkan oleh pihak istana, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan bahwa informasi yang beredar mengenai pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan adalah tidak benar alias hoax dan juga Wakil Ketua DPR RI membantah isu mundurnya Menteri Keuangan.
"Namun pasar tampaknya menantikan klarifikasi langsung dari Sri Mulyani. Sebelumnya pasar juga diselimuti kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dampak dari kondisi melebarnya defisit APBN, dan juga respon pasar yang menyikapi keraguan pasar dalam sovereign wealth fund , juga downgrade saham dalam Indonesia oleh Lembaga Morgan Stanley dan Goldman Sachs," lanjut ulasan tersebut.
Advertisement
IHSG Ambrol 5%, Perdagangan Bursa Kena Trading Halt
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4277617/original/021298300_1672400413-Penutupan_Perdagangan_Bursa_Efek_Indonesia_2022-Angga-6.jpg)
Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah dihentikan sementara pada hari ini, Selasa 18 Maret 2025. Pemberhentian perdagangan tau trading halt terjadi lantaran terjadi penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5 persen.
"Kami menginformasikan bahwa hari ini, Selasa, 18 Maret 2025 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di BEI pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) yang dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5%," mengutip pengumuman Bursa, Selasa (18/3/2025).
Trading halt dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat. Perdagangan akan dilanjutkan pukul 11:49:31 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.
Saat trading halt, IHSG terpantau turun 5,02 persen ke posisi 6.149,91. Dalam sepekan, IHSG turun 6,09 persen dan anjlok 13,18 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).
Sebelumnya, pernah terjadi trading halt pada Maret 2020, saat pandemi Covid-19. Secara garis besar, trading halt adalah penghentian atau pembekuan sementara perdagangan saham karena IHSG turun hingga batas tertentu. Trading halt dapat dilanjutkan menjadi trading suspend apabila bursa memutuskan pelaksanaan perdagangan tidak mungkin untuk dilanjutkan pada hari bursa yang sama.
Advertisement
Ketentuan Trading Halt
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1505536/original/011475000_1486967390-Pembukaan-Saham3.jpg)
Ketentuan teranyar mengenai trading halt termaktub dalam Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.
Dalam hal terjadi penurunan yang sangat tajam atas IHSG dalam satu hari bursa yang sama, bursa melakukan trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 5 persen.
Trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 10 persen, dan trading suspend apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15 persen.
Sebagai catatan, trading halt dengan kondisi seluruh pesanan yang belum teralokasi (open order) akan tetap berada dalam JATS dan dapat ditarik (withdraw) oleh anggota bursa. Sementara trading suspend dengan kondisi seluruh pesanan yang belum teralokasi (open order) ditarik secara otomatis oleh JATS.