Menko Airlangga Minta Trading Halt Dievaluasi, Begini Kata Bursa
19 March 2025, 18:10 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4883221/original/070679200_1720093647-20240704-IHSG-ANG_2.jpg)
Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang meminta evaluasi kebijakan trading halt di pasar modal Indonesia.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy menyatakan bahwa pihaknya selalu mengevaluasi kebijakan ini berdasarkan perkembangan pasar dan masukan dari berbagai pihak.
"Saat ini, kami tidak berpikir untuk melakukan intervensi tambahan. Kami menerima berbagai masukan, termasuk mengenai mekanisme trading halt yang juga diterapkan di bursa lain. Biasanya, kita meninjau ulang angka-angka yang digunakan. Sebelumnya, kita pernah memakai batas 7%, 12,5%, dan 20%," ujar Irvan kepada wartawan di Gedung Bursa, Rabu (19/3/2025).
Lebih lanjut, Irvan menjelaskan bahwa BEI telah beberapa kali menyesuaikan kebijakan trading halt. Terakhir kali perubahan dilakukan saat pandemi COVID-19, di mana ambang batas pergerakan harga diubah menjadi 5%, 10%, dan 15%. Meski ada kemungkinan perubahan kembali, ia menegaskan bahwa BEI akan mengkaji lebih dalam sebelum mengambil keputusan.
"Saat pandemi COVID-19, pasar mengalami tekanan berat, dan kami menerapkan circuit breaker sebanyak enam hingga tujuh kali. Evaluasi tetap kami lakukan, namun perubahan kebijakan harus didasarkan pada kondisi pasar dan dampaknya terhadap stabilitas," jelasnya.
Pada hari ini, Rabu 19 Maret 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Kebijakan Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan atau buyback saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Kebijakan ini dikeluarkan dengan pertimbangan bahwa perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia sejak 19 September 2024 mengalami tekanan yang diindikasikan dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 18 Maret 2025 sebesar 1.682 poin atau minus 21,28 persen dari Highest to Date.
Advertisement
Minat Investor Asing
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4112073/original/098823700_1659528503-IHSG_Ditutup_Menguat-Angga-3.jpg)
Terkait minat investor asing terhadap program buyback saham, Irvan mengaku belum dapat memastikan seberapa besar pengaruhnya. Namun, ia menilai bahwa pola pergerakan pasar menunjukkan bahwa investor asing cenderung masuk kembali ke pasar setelah kondisi membaik.
"Menurut saya, asing tidak hanya melihat kebijakan buyback. Mungkin buyback ini bisa menjadi stimulus tambahan bagi mereka. Namun, pada dasarnya, jika valuasi kita sudah menarik bagi mereka, mereka akan masuk," katanya.
Dalam beberapa pekan terakhir, IHSG mengalami anomali dibandingkan bursa global lainnya. Irvan menilai bahwa ini bukanlah fenomena baru dan faktor domestik maupun asing tetap berpengaruh terhadap pergerakan indeks.
"IHSG memang menunjukkan anomali dibandingkan bursa global lainnya. Tapi ini bukan pertama kalinya. Kita beberapa kali mengalami kondisi serupa. Faktor domestik dan asing tetap berpengaruh, tapi saya pribadi tidak melihat ada isu baru," ungkapnya.
Irvan menegaskan bahwa BEI terus berupaya mencari informasi lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mendorong pergerakan investor asing, terutama terkait potensi keluarnya dana asing dari pasar modal Indonesia. "Kami sedang mencari informasi lebih lanjut mengenai alasan investor asing keluar, selain dari isu yang sudah ada saat ini," tutupnya.
Advertisement
Sembilan Emiten Ini Siap Buyback
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4112074/original/097506200_1659528504-IHSG_Ditutup_Menguat-Angga-5.jpg)
Saat ini, terdapat sembilan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan rencana buyback saham dengan total dana mencapai triliunan rupiah. Buyback ini bertujuan untuk meningkatkan nilai saham dan memberikan kepercayaan kepada investor. Beberapa perusahaan besar seperti BBRI, BMRI, dan BBNI masuk dalam daftar emiten yang akan melakukan aksi korporasi ini. Berikut rincian modal buyback dan jadwal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dari masing-masing perusahaan.
Berikut adalah daftar sembilan emiten yang berencana melakukan buyback saham, beserta jumlah dana yang dialokasikan dan jadwal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mereka:
1. BBRI, buyback senilai Rp 3 triliun. Rencana RUPS pada 24 Maret 2025.
2. BMRI, buyback sebesar Rp 1,17 triliun. Rencana RUPS dijadwalkan 25 Maret 2025.
3. BBNI, buyback mencapai Rp 1,5 triliun. Rencana dengan RUPS pada 26 Maret 2025.
4. BNGA, buyback senilai Rp 450 juta. Rencana RUPS berlangsung 14 April 2025.
5. NISP, buyback dengan alokasi Rp 800 juta. Rencana RUPS diadakan pada 20 Maret 2025.
6. JPFA, buyback sebesar Rp 470 miliar. Rencana RUPS jatuh pada 10 April 2025.
7. LPPF, buyback dengan dana Rp 150 miliar. Rencana RUPS juga pada 10 April 2025.
8. AVIA, buyback senilai Rp 1 triliun. Rencana RUPS dijadwalkan 10 April 2025.
9. CNMA, buyback sebesar Rp 300 miliar. Rencana RUPS berlangsung 24 Maret 2025.