Perawatan Rambut Rontok, Kapan Idealnya Ganti Sampo dan Keramas Menurut Dermatolog?

17 December 2025, 12:00 WIB
Perawatan Rambut Rontok, Kapan Idealnya Ganti Sampo dan Keramas Menurut Dermatolog?

Masalah rambut rontok telah lama dikeluhkan banyak perempuan di Indonesia. Banyak masyarakat yang masih "salah fokus" dalam menanganinya, yaitu hanya berpusat pada batang rambut. Padahal, kunci untuk mengatasi kerontokan yang efektif terletak pada kondisi kulit kepala, pendekatan yang mirip dengan merawat kulit wajah.

Banyak pertanyaan muncul mengenai frekuensi keramas yang ideal dan apakah sering ganti sampo dapat merusak rambut. dr. M. Akbar Wedyadhana, Sp.D.V.E. FINSDV, FAADV, Ketua Perdoski Jakarta, memberikan panduan ilmiah.

"Keramas harus dilakukan secara rutin. Ada mitos bahwa keramas setiap hari membuat rambut rontok lebih cepat, padahal ini tidak benar," jelasnya di Jakarta, Senin, 15 Desember 2025.

Frekuensi keramas yang ideal sangat bergantung pada tipe kulit kepala. Jika kulit kepala cenderung berminyak atau gampang berketombe, dr. Akbar menyarankan untuk membersihkannya lebih rutin, bahkan setiap hari. Faktor penentu kerontokan bukanlah seberapa sering keramas, melainkan pemilihan produk yang tepat.

"Mengganti sampo atau produk perawatan rambut sebenarnya tidak masalah, asalkan produk yang diganti sesuai untuk tipe scalp atau kulit kepalanya," imbuhnya.

Kesalahan terjadi ketika produk yang tidak sesuai digunakan. Misalnya, jika seseorang dengan kulit kepala berminyak atau cenderung berketombe menggunakan sampo yang terlalu banyak pelembap contohnya, formula untuk kulit kering. Ketidakcocokan ini dapat memicu kambuhnya kondisi kulit berminyak (seborrhea) atau ketombe, yang pada akhirnya menyebabkan kerontokan.

Membedakan Kerontokan Normal dan Bermasalah

Membedakan Kerontokan Normal dan Bermasalah

Dr. Akbar menekankan bahwa penting untuk dapat membedakan antara kerontokan sementara yang normal dan kerontokan serius yang membutuhkan penanganan medis. Kerontokan sementara yang normal adalah kondisi yang disebabkan oleh stres akut pada kulit kepala, seperti setelah sakit (misalnya demam atau pasca-COVID). Penanganannya seringkali cukup dengan suplemen, atau mengganti produk scalp care atau sampo yang sesuai.

Jika kerontokan (hair fall) berlangsung terus-menerus, perlu segera berobat ke dokter spesialis kulit (Sp.D.V.E.). Konsultasi diperlukan untuk mendapatkan diagnosis pasti mengenai kondisi kulit kepala, terutama jika ada gejala tambahan seperti kulit kepala berketombe, berkerak, atau gatal-gatal.

"Selain kesalahan fokus pada batang rambut, kebiasaan perawatan yang tanpa disadari memperburuk kondisi kulit kepala, terutama pada wanita, adalah pewarnaan rambut dan penggunaan alat pengering rambut (hair dryer). Kebiasaan styling ini membutuhkan perawatan kulit kepala yang baik untuk mengompensasi dan meminimalkan efek negatifnya," ujarnya.

Mengapa Kulit Kepala Menjadi Kunci Utama Kerontokan?

Mengapa Kulit Kepala Menjadi Kunci Utama Kerontokan?

"Kerontokan adalah keluhan yang paling sering dibawa oleh pasien. Fokus perawatan selama ini masih cenderung pada nilai atau batang rambut, bahkan ada yang masih menggunakan perawatan tanpa didasari bukti ilmiah, seperti menggunakan santan," kata Prof. dr. Kusmarinah Bramono, Sp.D.V.E, Subsp.D.T.Ph.D. FINSDV, FAADV, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Prof. Kusmarinah sepakat bahwa mengobati rambut rontok harus dimulai dari sumbernya, yaitu kulit kepala. Ia menyadur hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 80 persen masalah kerontokan rambut berawal dari kondisi kulit kepala, bukan batang rambutnya.

"Studi juga menunjukkan bahwa individu yang memiliki masalah kulit kepala cenderung mengalami kerontokan rambut yang lebih besar," ungkap Prof. dr. Kusmarinah.

Ia juga mengungkapkan bahwa kulit kepala ternyata lebih rentan dibandingkan kulit wajah. dr. Kusmarinah Bramono menjelaskan, "Lapisan luar (stratum corneum) kulit kepala lebih tipis daripada kulit wajah. Kulit kepala tidak bisa menahan cairan lebih baik dari kulit wajah, sehingga lebih cepat kering. Secara alami, kulit kepala lebih berminyak daripada kulit wajah."

Fungsi Bahan Aktif Perawatan Kulit Wajah untuk Kulit Kepala

Fungsi Bahan Aktif Perawatan Kulit Wajah untuk Kulit Kepala

Karena kulit kepala memiliki kerentanan yang lebih tinggi, ia membutuhkan perawatan seperti kulit wajah. "Kulit kepala adalah kulit, dan banyak kondisi kulit kepala yang serupa dengan kondisi kulit pada umumnya. Oleh karena itu, menggunakan bahan scalp care sangat dianjurkan untuk kulit kepala," tegas Matthew Seal, Head of R&D untuk Unilever Beauty and Wellbeing Indonesia.

Beberapa bahan skincare yang terbukti bermanfaat untuk kulit kepala yaitu niacinamide. Bahan ini dapat mengurangi iritasi dan peradangan atau inflamasi. Matthew menambahkan bahwa Niacinamide juga terbukti memperbaiki skin barrier dan dikaitkan dengan penanganan ketombe.

Sementara, hyaluron yang dikenal karena fungsinya untuk melembapkan kulit ternyata bahan ini aman dan lembut, serta sangat baik untuk hidrasi kulit kepala sensitif. Biotin juga disebutkan sebagai salah satu kandungan skincare untuk merawat kulit kepala.

"Sementara, ceramides adalah bahan yang terbukti meningkatkan sifat pelindung kulit kepala dan memiliki efek menenangkan," jelas Matthew.

Selain itu, pihaknya mengembangkan teknologi untuk mengatasi kerontokan langsung dari akar yang sudah dipatenkan, yaitu Zinc Complex Plus, kombinasi dari peptide (protein) dan zinc salt. Kombinasi itu bekerja dengan mekanisme membantu rambut tumbuh lebih banyak dan membantu akar rambut lebih kuat, sehingga mengurangi kerontokan. Uji klinis menunjukkan efektivitas teknologi ini dapat menghasilkan tambahan 2.700 helai rambut setelah empat minggu.

Infografis Tips Perawatan Rambut di Masa Pandemi (Liputan6.com/Abdillah)
Sumber : Liputan6.com