17 Desember 1968: Remaja 11 Tahun di Inggris Dipenjara Usai Bunuh 2 Orang Anak Laki-laki Seusianya
17 December 2025, 06:00 WIB
Seorang gadis berusia 11 tahun dijatuhi hukuman penjara yang tidak ditentukan durasinya, karena usianya yang terlalu muda meski tindakannya telah membunuh dua anak laki-laki di Inggris dengan cara dicekik pada 17 Desember 1968.
Pembunuhan ini dilakukan bersama rekannya yang berumur 13 tahun, Norma, tetapi ia dapat dibebaskan. Menurut Psikiater Kementerian Dalam Negeri, Dr. David Westbury, mengungkap bahwa Mary mengalami gangguan psikopatik yang membutuhkan perawatan intensif sehingga dia masih dalam pengawasan ketat selama masa tahanannya, dilansir dari BBC, Rabu (17/12/2025).
Seperti yang dilaporkanthe Telegraphkepada mamamia, keputusan pengadilan menyatakan bahwa Mary bersalah dan menjalani hukuman 12 tahun di fasilitas khusus laki-laki karena ia dianggap berbahaya oleh Hakim Cusack. Kemudian, dibebaskan pada tahun 1980 pada usia 23 tahun dengan identitas baru.
Pertumbuhan Tanpa Pendampingan
Masa anak-anaknya berbeda dari kebanyakan anak normal lainnya, ia terlahir di daerah termiskin di Newscastle. Ibunya, Betty Bell, seorang pecandu alkohol hingga pernah dirawat di rumah sakit jiwa karena kondisinya telah terganggu begitu parah, melansir Mamamia.
Kehidupan Mary hampir dipenuhi kekerasan yang diakibatkan dari tidak adanya peran orang tua, ia mengaku telah mendorong sepupunya yang berusia tiga tahun dari tebing dan kepalanya berdarah. Beberapa hari kemudian, ia diduga mencekik gadis berusia tujuh tahun di tempat bermain pasir di sekolah.
Berbagai masalah dari tindakan kekerasan yang merenggut nyawa seseorang ini banyak dilakukan oleh Mary. Kini, ia bersalah atas pembunuhan kepada Martin Brown (4) dan Brian Howe (3), yang ditemukan tewas di lokasi terpisah. Martin berada di sebuah rumah terbengkalai pada 25 Mei, sementara Brian di lahan kosong dekat rumahnya dua bulan kemudian.
Manipulasi Kejahatan Mary
Menurut kesaksian Norma, Mary mencoba mencekik Brian yang tetap mengabaikan permohonannya untuk berhenti. Norma akhirnya meninggalkan mereka dan saat beberapa waktu kemudian, ia melihatnya telah bersama anjing Brian.
Seluruh kejahatan ini dijatuhkan kepadanya karena tindakannya untuk kepuasan pribadi, seperti ucapan yang dikatakannya "semata-mata untuk kesenangan dan kegembiraan membunuh." Pengadilan mendengar bahwa Mary menderita gangguan jiwa dan ia awalnya tidak dianggap bersalah karena masalah mental ini.
Namun, selama interogasi, Mary menunjukkan sikap licik dan manipulatif, di mana ia mengatur situasi yang menutupi tindakannya, ditunjukkan saat ia membela yang memutarkanbalikkan fakta dengan menyalahkan anak lain dari bukti kesendiriannya bersama anjing Brian setelah Norma pergi. Hal ini dijadikan kesempatan untuk bertindak yang memperlihatkan bahwa dirinya tidak melakukan kejahatan.
Ia yang baru keluar dari masa kelamnya justru tidak jera untuk melakukan kejahatan dengan mencuri di toko, karena dirinya menganggap bahwa dunia nyata itu aneh dan asing.
Empat tahun setelah pembebasan, ia memiliki seorang anak dan pada 2009 menjadi nenek di usia 51 tahun yang tidak menunjukkan dirinya berada dalam tahanan lagi, di mana sesuai izin dari Pengadilan Tinggi yang memberikan hak atas kehidupan pribadi dan keluarga berdasarkan UU Hak Asasi Manusia pada Mei 2003.