Jalin dan AFTECH Kolaborasi Perang Melawan Penipuan Keuangan Digital

13 December 2025, 20:11 WIB
Jalin dan AFTECH Kolaborasi Perang Melawan Penipuan Keuangan Digital

Perusahaan pengembang digital di bawah ekosistem Danantara Holding BUMN Danareksa, PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), bersama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) membentuk Fraud Detection Consortium (FDC).

Langkah ini menandai pembentukan jaringan intelijen fraud (penipuan) industri pertama di Indonesia yang berfokus pada layanan keuangan digital dan sektor financial technology (fintech).

Sekretaris Jenderal AFTECH, Firlie Ganinduto, menegaskan bahwa FDC akan menjadi pilar utama dalam penguatan tata kelola mitigasi fraud dan insiden siber, khususnya di ekosistem fintech dan keuangan digital.

"Melawan fraudster yang terorganisasi tidak bisa dilakukan secara parsial. Industri membutuhkan wadah untuk penyelarasan standar keamanan dan pertukaran insight," ujar Firlie dalam keterangannya, Sabtu (13/12/2025).

Ia menambahkan, inisiatif ini diambil sebagai langkah konkret AFTECH dan Jalin untuk melindungi ekosistem fintech agar tumbuh sehat dan tepercaya,

Terlebih, FDC dirancang sebagai wadah kolaborasi utama industri untuk memerangi kejahatan siber yang semakin terorganisasi melalui mekanisme pertukaran intelijen data yang terpusat.

Secara konseptual, FDC akan mengonsolidasikan sinyal risiko dari berbagai entitas industri. Dengan pendekatan ini, data yang sebelumnya terfragmentasi dapat diolah menjadi wawasan anti-fraud yang lebih utuh dan relevan bagi seluruh anggota.

Fondasi Teknis

Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji, menjelaskan bahwa visi strategis FDC akan ditopang oleh fondasi teknologi yang kokoh, yaitu melalui adopsi Jalin Fraud Management System (FMS) berbasis shared infrastructure.

"Visi strategis FDC membutuhkan fondasi teknologi yang kokoh, dan di situlah FMS Jalin berperan sebagai enabler. Dengan pendekatan shared infrastructure, FMS membuka akses kapabilitas pertahanan yang setara bagi seluruh pelaku," kata Ario.

Ia memaparkan, kesiapan yang setara ini penting agar industri dapat menghadapi pola ancaman yang semakin canggih dengan kekuatan sama.

Implementasi FMS Jalin akan dilakukan secara bertahap kepada anggota AFTECH dan jaringan anggota Jalin. Pendekatan ini diharapkan dapat memperluas akses terhadap kapabilitas keamanan berstandar industri, terutama bagi fintech baru yang mungkin memiliki keterbatasan investasi untuk membangun sistem keamanan mandiri.

Ke depan, FDC juga disiapkan untuk bersinergi dengan inisiatif anti-scam nasional guna memperluas cakupan deteksi dan respons risiko. Inisiasi FDC dan implementasi FMS ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam peningkatan maturitas keamanan industri fintech nasional.

Tahapan selanjutnya akan meliputi uji coba bertahap dan dialog berkelanjutan dengan regulator untuk memperkuat kerangka kebijakan dan memastikan kesiapan operasional ekosistem keuangan digital.

Pertumbuhan Digital dan Peningkatan Risiko

Bank Indonesia (BI) mencatat, transaksi pembayaran digital per Triwulan III 2025 telah mencapai Rp 12,99 miliar, melonjak 38,08% secara tahunan (year-on-year). Kendati laju pertumbuhan ini sangat positif, industri menghadapi tantangan serius.

Selama ini, sistem pertahanan anti-fraud di industri masih berjalan secara terpisah (silo). Hal ini menyebabkan data fraud tersebar (fragmented) dan menciptakan blind spot atau titik buta yang menghambat identifikasi dini serangan yang terorganisasi.

Infografis Solusi QRIS hingga Barang Bajakan yang Disorot AS. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Infografis Solusi QRIS hingga Barang Bajakan yang Disorot AS. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
 
Sumber : Liputan6.com