Ini 4 Aplikasi Terbaik Lulusan Apple Developer Academy 2025 yang Bikin Apple Kagum
12 December 2025, 09:30 WIB
Apple Developer Academy 2025 menampikan deretan talenta digital baru dari berbagai kota di Indonesia. Tahun ini, akademi di Bali menjadi sorotan karena menjadi pertama yang menerima peserta dari berbagai negara di dunia.
Tak hanya itu, ini menjadi tahun pertama Apple Developer Academy 2025 di Bali menggelar acara kelulusan bagi para peserta program ini, Seperti akademi di Jakarta, Batam, dan Surabaya, empat tim lulusan memamerkan proyek akhir mereka.
Dibuat dengan beragam teknologi yang Apple sediakan, setiap aplikasi tampil sebagai solusi konkret untuk isu budaya, lingkungan, keselamatan, hingga olahraga.
Keempat tim ini akan melakukan presentasi aplikasi buatan mereka di hadapan para mentor dan tamu khusus dari Cupertino, yakni Lisa Jackson, Vice President, Environment, Policy, and Social Initiative di Apple.
Lalu apa saja keempat aplikasi yang menjadi sorotan dalam acara kelulusan Apple Developer Academy 2025 di Bali? Simak daftarnya.
1. Wikan, Upaya Menjaga Bahasa Jawa Tetap Hidup
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,573,20,0)/kly-media-production/medias/5441317/original/002784000_1765501244-Wikan.jpeg)
Dipakai lebih dari 80 juta penutur, bahasa Jawa kini tidak lagi sekuat atau sepopuler dulu, terutama di kalangan anak-anak muda. Melihat hal ini, lima developer menciptakan Wikan.
Aplikasi ini menawarkan terjemahan Indonesia ke Jawa dengan model dilatih memakai 185 ribu sample audio berbahasa Jawa. Tak hanya itu, Wikan mendukung dua tingkat bahasa, yaitu ngoko dan krama.
"Pengguna bisa memilih gaya komunikasi sesuai kebutuhan, mulai dari percakapan harian hingga konteks formal," jelas Adithya Firmansyah Putra, code Wikan.
Tim ini juga berkolaborasi dengan seorang profesor dan ahli bahasa Jawa untuk memvalidasi hasil terjemahan. Pipeline koreksi audio ganda juga untuk memastikan sistem mampu membaca fonem dan memperbaiki kalimat sesuai konteks.
Dijelaskan, aplikasi ini dibangun menggunakan Swift, SwiftUI, SwiftData, dan WhisperKit. "Dengan aplikasi ini, kita ingin membantu orang belajar Bahasa Jawa. Selama pengembangan, saya belajar betapa pentingnya melakukan riset yang benar sebelum langsung melompat ke solusi," kata Adithya.
2. SeaLens, Riset Selamatkan Terumbu Karang Lebih Efisien
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,573,20,0)/kly-media-production/medias/5441318/original/033455200_1765501357-SeaLens.jpeg)
Berlokasi di pusat Segitiga Terumbu Karang, Indonesia menjadi rumah bagi ribuan spesies hidup di dalamnya sekaligus menjadi indikator kesehatan laut dunia. Akan tetapi, perubahan iklim dan polusi mempercepat kerusakan ekosistem.
Melihat masalah tersebut, siswa Apple Developer Academy memperkenalkan SeaLens. Aplikasi ini dibuat untuk membantu para ilmuwan melakukan pemantauan lebih efisien.
Lewat aplikasi ini, peneliti bisa langsung mengunggah video bawah laut lalu SeaLens akan menganalisis jumlah dan kategori ikan memakai model machine learning seperti YOLO dan ByteTrack.
Berkat aplikasi ini, peneliti bisa mengurangi jam kerja manual yang pada umumnya menghabiskan waktu penelitian. "Pengalaman ini mengajarkan kami tentang empati, kesabaran, dan kekuatan kolaborasi," ujar Antonia Neumeier, Product Manager SeaLens.
Dalam pengembangannya, mereka berkolaborasi dengan organisasi konservasi LivingSeas Bali untuk memperkuat arah pengembangan aplikasi, dan berinteraksi langsung dengan ilmuwan agar fitur SeaLens lebih akurat dan tepat.
3. Bike Baik, Pemantau Armadda Motor dengan IoT
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,573,20,0)/kly-media-production/medias/5441319/original/087003300_1765501434-Bike_Baik.jpeg)
Dengan 140 juta sepeda motor terdaftar di Indonesia, pentingnya sistem perawatan yang efisien, terutama untuk usaha penyewaan motor menjadi tulang punggung mobilitas wisatawan.
Dikembangkan sebagai sistem iPadOS berbasis IoT, Bike Baik mampu memantau kondisi ban, rem, mesin, rantai, oli, dan filter udara motor dengan sangat detail dan akurat.
Aplikasi ini mampu membaca data gaya berkendara, kondisi jalan, serta pola pemakaian untuk mendeteksi keausan sejak dini. "Operator bisa menjadwalkan servis lebih tepat, menekan risiko kecelakaan, dan mengurangi biaya operasional," papar Theodore Michael Budiono, Product Designer Bike Baik.
Solusi ini dibangun menggunakan Swift dan SwiftUI, serta didukung ElysiaJS, PostgreSQL, dan Docker. "Melihat data real-time dapat diketahui kebiasaan pengendara mengingatkan kami mengapa aplikasi ini sangat penting," kata Theodore.
4. Hockey Home, Bantu Latihan Hoki
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,573,20,0)/kly-media-production/medias/5441320/original/015301300_1765501506-Hockey_Home_01.jpeg)
Di negara tropis, seperti Indonesia memang sangat jarang ditemukan arena es. Karenanya kondisi ini membatasi pemain hoki yang ingin berlatih konsisten. Sebagai solusi, Hockey Home membantu mengatasi tantangan itu melalui aplikasi iPhone dan iPad dirancang untuk melatih kontrol puck di luar arena es.
Dikembangkan berdasarkan pengalaman salah satu anggota tim yang memiliki latar belakang olahraga hoki, Hockey Home memakai model machine learning untuk mengenali puck serta bola latihan seperti bola tenis.
"Pengguna bisa berlatih bersama teman lewat fitur multiplayer berbasis GameKit, dan memasang cermin agar pemain tetap menjaga postur dan pandangan ke depan," kata Biiunov Igor, Project Lead Hockey Home.
Ia menambahkan, "bekerja sebagai tim dari berbagai negara membuat kami belajar tentang komunikasi jelas dan proses pembelajaran panjang."
Keempat aplikasi ini memperlihatkan bagaimana pembelajaran di Apple Developer Academy menghadirkan solusi nyata bermanfaat bagi budaya, lingkungan, keselamatan publik, hingga olahraga.