ETF Bitcoin dan Ethereum Alami Arus Keluar hingga Rp 43,4 Triliun dalam Sepekan

06 November 2025, 19:30 WIB
ETF Bitcoin dan Ethereum Alami Arus Keluar hingga Rp 43,4 Triliun dalam Sepekan

Investor menarik dana besar-besaran dari exchange-traded fund (ETF) berbasis Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) di Amerika Serikat dalam sepekan terakhir. Tak tanggung-tanggung, total dana yang keluar bahkan mencapai USD 2,6 miliar atau setara Rp 43,4 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah 16.695). Kejadian ini menjadi salah satu periode penarikan terbesar sepanjang sejarah bagi kedua instrumen investasi tersebut.

Berdasarkan data Farside Investors, sejak 29 Oktober lalu, dana yang ditarik dari ETF BTC mencapai USD 1,9 miliar. Sementara, dana yang ditarik dari ETF ETH mencapai USD 718,9 juta. Arus keluar ini menambah tekanan pada dua aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia.

Dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (6/11/2025), pada Selasa, harga BTC anjlok di bawah USD 100.000 untuk pertama kalinya sejak Mei. Menurut data dari CoinGecko, BTC terakhir diperdagangkan pada kisaran harga USD 103.428, naik 2,6% dalam sehari. Namun, angka ini masih 18% lebih rendah dibanding rekor tertingginya pada Oktober yang mencapai USD 126.080.

Sementara itu, ETH tercatat naik lebih dari 5% dalam 24 jam terakhir ke level USD 3.439, meskipun secara kinerja mingguan masih 13% lebih rendah. Aset kripto terbesar kedua ini juga kesulitan mendekati rekor harga tertingginya di USD 4.946 yang tercapai pada Agustus lalu.

Sikap Hati-Hati Para Investor

Dilansir dari Yahoo Finance, investor mulai menjauh dari aset berisiko seperti kripto sejak Oktober. Perubahan sikap ini dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap perang dagang AS--China yang kembali memanas di bawah kebijakan Presiden Donald Trump, serta shutdown pemerintahan AS yang berkepanjangan.

Selain itu, menurunnya likuiditas pasar dan kecilnya peluang The Federal Reserve (the Fed) untuk memangkas suku bunga sebelum akhir tahun turut memperburuk sentimen risiko.

ETF Bitcoin dan Ethereum

ETF Bitcoin dan Ethereum

Meski Trump dikenal memiliki sikap pro-kripto, harga BTC tetap tertekan bersamaan dengan saham teknologi akibat ketidakpastian ekonomi global.

Pada Februari lalu, ETF BTC bahkan mencatat penurunan terpanjang setelah investor menarik USD 2,2 miliar selama delapan hari berturut-turut. Hal itu terjadi tak lama setelah pengumuman kebijakan tarif impor baru.

ETF berbasis Bitcoin dan Ethereum sendiri disetujui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada 2024. Produk ini memungkinkan investor tradisional dan institutional untuk memiliki eksposur terhadap kripto melalui instrumen yang diperdagangkan di bursa saham.

Pasar Kripto Masih Terkendali

Pasar Kripto Masih Terkendali

Dikutip dari Yahoo Finance, meski terjadi arus keluar dalam jumlah besar, beberapa analis menilai dampaknya tidak seburuk yang dibayangkan. Ric Edelman, pendiri Digital Assets Council of Financial Advisors, menilai koreksi tersebut masih berada pada batas wajar.

"Melihat angka arus dana memang bisa menyesatkan," ujar Edelman kepada Decrypt.

"ETF Bitcoin telah mengumpulkan lebih dari USD 100 miliar aset. Jadi meski ada penarikan USD 2 miliar, itu hanya sekitar 2%, tidak terlalu signifikan," ia menambahkan.

Edelman menambahkan, hal yang justru menarik adalah harga Bitcoin tidak mengalami penuruan drastis meski terjadi arus keluar besar-besaran.

"Ini menunjukkan bahwa ada arus masuk yang kuat dari investor institusional yang menahan tekanan pasar. Situasi seperti ini tidak akan terjadi lima atau sepuluh tahun lalu, sehingga menandakan semakin matangnya kelas aset kripto," kata dia.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sumber : Liputan6.com