Diterjang Topan Kalmaegi, Seperti Ini Kerusakan Permukiman Warga di Cebu Filipina
05 November 2025, 17:45 WIB
Pada Rabu 5 November 2025, jumlah korban tewas akibat terjangan Topan Kalmaegi di Filipina meningkat menjadi 66 orang. Sementara, 13 lainnya masih dinyatakan hilang setelah badai dahsyat itu menerjang wilayah Filipina tengah. Sebagian besar korban tewas akibat banjir besar yang menyapu permukiman, menyeret puluhan kendaraan, dan memaksa warga berlindung di atap rumah mereka. Para pejabat setempat mengatakan bahwa provinsi Cebu menjadi daerah yang paling terpukul. Topan yang menghantam pada Selasa Selasa (4/11/2025) memicu banjir bandang dan meluapkan sungai-sungai, menenggelamkan kawasan padat penduduk. Di Provinsi Cebu, Filipina, warga yang paling terdampak mulai membersihkan rumah dan tempat usaha mereka yang hancur akibat banjir terburuk dalam sejarah. Banjir yang dipicu terjangan Topan Kalmaegi di sebagian besar wilayah Filipina pada Selasa (4/11/2025). Cebu, rumah bagi lebih dari 2,4 juta penduduk, kini berada dalam status bencana. Kondisi makin berat karena provinsi tersebut masih dalam tahap pemulihan dari gempa 6,9 magnitudo pada 30 September lalu yang menewaskan sedikitnya 79 orang dan merusak ribuan rumah. Palang Merah Filipina menerima banyak panggilan darurat dari warga yang membutuhkan evakuasi segera.
Foto udara menunjukkan rumah-rumah yang rusak akibat terjangan Topan Kalmaegi di Talisay, Provinsi Cebu, Filipina, pada Rabu 5 November 2025. Pada Rabu 5 November 2025, jumlah korban tewas akibat terjangan Topan Kalmaegi di Filipina meningkat menjadi 66 orang. (Jam STA ROSA/AFP)
Advertisement
Foto udara menunjukkan rumah-rumah yang rusak akibat terjangan Topan Kalmaegi di Talisay, Provinsi Cebu, Filipina, pada Rabu 5 November 2025. Sementara, 13 lainnya masih dinyatakan hilang setelah badai dahsyat itu menerjang wilayah Filipina tengah. (Jam STA ROSA/AFP)
Foto udara menunjukkan rumah-rumah yang rusak akibat terjangan Topan Kalmaegi di Talisay, Provinsi Cebu, Filipina, pada Rabu 5 November 2025. Sebagian besar korban tewas akibat banjir besar yang menyapu permukiman, menyeret puluhan kendaraan, dan memaksa warga berlindung di atap rumah mereka. (Jam STA ROSA/AFP)
Advertisement
Foto udara menunjukkan rumah-rumah yang rusak akibat terjangan Topan Kalmaegi di Talisay, Provinsi Cebu, Filipina, pada Rabu 5 November 2025. Para pejabat setempat mengatakan bahwa provinsi Cebu menjadi daerah yang paling terpukul. (Jam STA ROSA/AFP)
Warga membersihkan rumah-rumah mereka yang rusak akibat terjangan Topan Kalmaegi di Talisay, Provinsi Cebu, Filipina, pada Rabu 5 November 2025. Topan yang menghantam pada Selasa Selasa (4/11/2025) memicu banjir bandang dan meluapkan sungai-sungai, menenggelamkan kawasan padat penduduk. (Jam STA ROSA/AFP)
Warga membersihkan rumah-rumah mereka yang rusak akibat terjangan Topan Kalmaegi di Talisay, Provinsi Cebu, Filipina pada Rabu 5 November 2025. Di Provinsi Cebu, Filipina, warga yang paling terdampak mulai membersihkan rumah dan tempat usaha mereka yang hancur akibat banjir terburuk dalam sejarah. (Jam STA ROSA/AFP)
Warga membersihkan puing-puing dari rumah-rumah mereka yang rusak akibat terjangan Topan Kalmaegi di Talisay, Provinsi Cebu, Filipina pada Rabu 5 November 2025. Banjir yang dipicu terjangan Topan Kalmaegi di sebagian besar wilayah Filipina pada Selasa (4/11/2025). (Jam STA ROSA/AFP)
Seorang warga berjalan di antara rumah-rumah yang rusak akibat terjangan Topan Kalmaegi di Talisay, Provinsi Cebu, Filipina pada Rabu 5 November 2025. Cebu, rumah bagi lebih dari 2,4 juta penduduk, kini berada dalam status bencana. (Jam STA ROSA/AFP)
Warga membangun kembali rumah-rumah mereka yang rusak akibat terjangan Topan Kalmaegi di Talisay, Provinsi Cebu, Filipina pada Rabu 5 November 2025. Kondisi makin berat karena provinsi tersebut masih dalam tahap pemulihan dari gempa 6,9 magnitudo pada 30 September lalu yang menewaskan sedikitnya 79 orang dan merusak ribuan rumah. (Jam STA ROSA/AFP)
Warga membawa barang-barang dan hewan peliharaan mereka saat melintasi jalan yang tergenang air saat dievakuasi dari rumah-rumah mereka yang terendam banjir di Kota Liloan, Provinsi Cebu, Filipina, pada Rabu 5 November 2025. Palang Merah Filipina menerima banyak panggilan darurat dari warga yang membutuhkan evakuasi segera. (Alan TANGCAWAN/AFP)
Sumber : Liputan6.com