Korban Tewas Topan Kalmaegi di Filipina Bertambah Jadi 52 Orang
05 November 2025, 12:03 WIB
Jumlah korban tewas akibat Topan Kalmaegi terus bertambah. Hingga Rabu (5/11/2025) sedikitnya 52 orang dilaporkan meninggal dunia dan 13 lainnya masih hilang setelah badai dahsyat itu menerjang wilayah Filipina tengah.
Sebagian besar korban tewas akibat banjir besar yang menyapu permukiman, menyeret puluhan kendaraan, dan memaksa warga berlindung di atap rumah mereka.
Para pejabat mengatakan bahwa provinsi Cebu menjadi daerah yang paling terpukul. Topan yang menghantam pada Selasa itu memicu banjir bandang dan meluapkan sungai-sungai, menenggelamkan kawasan padat penduduk.
Warga yang terjebak di atap rumah berkali-kali meminta pertolongan, namun tim penyelamat harus menunggu air surut untuk menghindari risiko lebih besar, dikutip dari laman The Guardian, Rabu (5/11).
Palang Merah Filipina menerima banyak panggilan darurat dari warga yang membutuhkan evakuasi segera.
"Kami harus berhati-hati. Arusnya terlalu kuat untuk operasi penyelamatan," ujar Sekretaris Jenderal Palang Merah Filipina, Gwendolyn Pang.
Cebu, rumah bagi lebih dari 2,4 juta penduduk, kini berada dalam status bencana. Situasi ini memungkinkan pemerintah daerah mencairkan dana darurat lebih cepat. Kondisi makin berat karena provinsi tersebut masih dalam tahap pemulihan dari gempa 6,9 magnitudo pada 30 September lalu yang menewaskan sedikitnya 79 orang dan merusak ribuan rumah.
Mereka yang mengungsi akibat gempa pun dipindahkan ke tempat penampungan yang lebih kuat sebelum Topan Kalmaegi datang, menggantikan tenda-tenda sementara yang tidak lagi aman.
Di luar Cebu, korban jiwa juga tercatat di beberapa provinsi lain. Di Leyte Selatan, seorang lansia tenggelam akibat banjir setelah topan mendarat di wilayah pesisir yang menghadap Samudra Pasifik. Di Bohol, seorang warga meninggal tertimpa pohon tumbang.
Advertisement
Insiden Helikopter Jatuh
Tragedi lain juga terjadi pada Selasa (4/11) ketika sebuah helikopter Angkatan Udara Filipina jatuh di Agusan del Sur saat membawa bantuan untuk wilayah terdampak topan. Enam anggota militer tewas dalam insiden tersebut. Penyebab jatuhnya helikopter masih diselidiki.
Sementara itu, badan meteorologi Filipina melaporkan bahwa pada Rabu pagi Kalmaegi terpantau berada di atas perairan Linapacan, Palawan, dengan kecepatan angin 120 km per jam dan hembusan mencapai 150 km per jam. Badai ini diperkirakan bergerak menuju Laut Cina Selatan pada sore hari.
Sebelum badai menerjang, lebih dari 387.000 warga telah dievakuasi dari wilayah timur dan tengah Filipina. Otoritas memperingatkan ancaman hujan lebat, angin merusak, serta gelombang badai mencapai tiga meter.
Larangan berlayar diberlakukan bagi kapal feri dan kapal penangkap ikan, membuat lebih dari 3.500 penumpang dan sopir truk terdampar di hampir 100 pelabuhan. Setidaknya 186 penerbangan domestik juga dibatalkan.
Filipina menjadi salah satu negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia. Setiap tahun, sekitar 20 topan melintas di negara kepulauan tersebut, selain ancaman gempa bumi dan aktivitas gunung berapi yang terus membayangi.
Advertisement