Gen Z dan Milenial Dominasi Kunjungan Turis Malaysia ke Indonesia, Bukti Tren Pariwisata Global

03 November 2025, 09:00 WIB
Gen Z dan Milenial Dominasi Kunjungan Turis Malaysia ke Indonesia, Bukti Tren Pariwisata Global

Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia masih didominasi turis Malaysia. Badan Pusat Statistik mencatat, 15,39 persen dari 1,51 juta kunjungan wisman pada Agustus 2025 berasal dari Malaysia. Posisinya disusul oleh Australia 10,3 persen dan Tiongkok dengan 9,3 persen.

Data serupa juga dicatat Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan AirAsia MOVE yang berkolaborasi untuk mendongkrak jumlah kunjungan wisman Malaysia ke Indonesia dengan berbagai promosi pariwisata sepanjang Juli hingga Oktober 2025. Berdasarkan data AirAsia MOVE, total kunjungan turis Malaysia mencapai lebih dari 68 ribu orang dalam 50 hari promosi, meningkat 2.636 orang.

Dari data tersebut, pelancong Malaysia yang datang ke Indonesia didominasi segmen milenial dan Gen Z berusia 20--44 tahun, dengan persentase mencapai 74 persen. Generasi itu dikenal aktif bepergian, haus akan pengalaman baru, dan gemar membagikan momen perjalanan di media sosial.

"Hal ini menjadikan mereka penggerak tren digital yang turut memperluas eksposur destinasi Indonesia di ranah daring, menciptakan efek domino bagi promosi wisata secara organik," kata Arbi Wienandar, Country Head AirAsia MOVE Indonesia, dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 31 Oktober 2025.

Sejalan dengan kampanye Wonderful Indonesia yang diusung Kemenpar, AirAsia MOVE menggelar kampanye #MacamLokal untuk mengajak turis Malaysia menikmati kuliner, budaya, alam, dan keramahan masyarakat Indonesia secara langsung. Kampanye diwujudkan dalam berbagai aktivitas, termasuk familiarisation trip bersama KOL Malaysia.

Promo Tiket Dicari Turis Malaysia

Promo Tiket Dicari Turis Malaysia

Ada pula promo tiket pesawat dan hotel di aplikasi AirAsia MOVE. Promo tersebut untuk menjawab kecenderungan yang didapat dari hasil menganalisis perilaku turis Malaysia yang berkunjung ke Indonesia.

Selama periode kampanye yang mencakup lima kota, lebih dari 5.300 pengguna mencari tiket pesawat dari Malaysia menuju Jakarta, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta setiap hari di aplikasi tersebut. Mereka umumnya menghabiskan waktu 2--3 malam di Indonesia dengan rata-rata pengeluaran Rp730 ribu per malam untuk akomodasi.

Menurut Arbie, pola itu mengindikasikan kecenderungan untuk memilih liburan singkat yang tetap mengutamakan keterjangkauan harga. Di sisi lain, meningkatnya penggunaan platform OTA seperti AirAsia MOVE membuktikan bahwa kini kemudahan, efisiensi, dan kepraktisan digital dalam mengatur seluruh kebutuhan perjalanan semakin diutamakan.

"Melalui sinergi antara data, teknologi, dan promosi digital, kami dapat mendorong peningkatan wisatawan asing, serta pertumbuhan industri lokal secara berkelanjutan. Ke depan, AirAsia MOVE berkomitmen untuk terus mendukung visibilitas pariwisata Indonesia ke lebih banyak daerah, serta menarik lebih banyak potensi turis dari kawasan ASEAN," ujarnya.

Oleh-oleh Favorit Turis Malaysia dari Indonesia

Oleh-oleh Favorit Turis Malaysia dari Indonesia

Riset internal AirAsia MOVE menemukan bahwa jenama kosmetik dan fashion indie Indonesia, kini tengah naik daun di kalangan masyarakat Negeri Jiran. Selain itu, ada pula yang secara khusus datang ke Indonesia untuk membeli bahan kain.

"Tren ini mencerminkan wisata belanja, serta interaksi langsung dengan kuliner khas, pasar tradisional, dan produk kriya menjadi magnet tersendiri bagi pelancong asal Malaysia saat berkunjung ke Indonesia," ujar Arbie.

Terkait temuan tersebut, Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar Ni Made Ayu Marthini mengatakan bahwa pihaknya bisa mengidentifikasi pola perjalanan yang lebih spesifik dan merancang strategi pemasaran yang lebih relevan. "Juga memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi yang inklusif dan berkelanjutan di tingkat global," ujarnya.

Tren Pariwisata Global

Tren Pariwisata Global

Sebelumnya dalam acara Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2026 di Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2025, Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menyebutkan tiga tren pariwisata global yang fundamental yang dapat mengubah lanskap dan membawa peluang bagi pariwisata Indonesia di masa depan, terutama pada 2026. Salah satunya terkait perubahan demografi.

Menpar menyebut Gen Z dan milenial kini menjadi motor baru pertumbuhan pariwisata dunia dengan minat berwisata paling tinggi. Menjangkau mereka tidak bisa lagi dengan cara konvensional karena kedua generasi lebih banyak mengandalkan media sosial, bahkan generatif AI untuk merancang perjalanan dan mencari inspirasi. Hal itu sejalan dengan temuan AirAsia MOVE dalam kampanye di atas.

Menpar juga mengungkapkan bahwa destinasi wisata yang sebelumnya bukan top of mind atau sekadar detour, kini justru semakin diminati. Itu karena wisatawan mencari pengalaman baru di destinasi yang unik.

"Perjalanan intraregional juga akan semakin diminati. Di Asia Tenggara, diperkirakan akan meningkat dari 24 persen pada 2023 menjadi 30 persen pada 2030," sebutnya.

<p>Wisata urban adalah wisata yang menjadikan ruang-ruang publik kota dan pengalaman hidup di perkotaan sebagai atraksi utama. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)</p>
Sumber : Liputan6.com