2.000 Koin Emas dan Perak Senilai Rp 1,7 Miliar Raib Beberapa Jam Setelah Perampokan Museum Louvre

24 October 2025, 17:30 WIB
2.000 Koin Emas dan Perak Senilai Rp 1,7 Miliar Raib Beberapa Jam Setelah Perampokan Museum Louvre

Sekitar dua ribu koin emas dan perak senilai sekitar 90 ribu euro (sekitar Rp 1,7 miliar) dicuri selama perampokan di sebuah museum di Prancis, hanya beberapa jam setelah pencurian mengejutkan terjadi di Louvre, Minggu, 19 Oktober 2025.

Insiden tersebut dilaporkan dari sebuah museum yang didedikasikan untuk filsuf Prancis Denis Diderot di Landres, timur laut Prancis pada Minggu malam. Ketika Maison des Lumires (Rumah Pencerahan) dibuka pada Selasa, 21 Oktober 2025, para pekerja mendapati etalase yang hancur dan membunyikan alarm, kata para pejabat.

Koin-koin itu dipilih "secara cermat," kata otoritas lokal pada media Prancis, dilansir dari BBC, Jumat (24/10/2025). Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian perampokan di institusi budaya di seluruh Prancis.

Koin-koin yang dicuri berasal dari antara tahun 1790 dan 1840. Itu merupakan bagian dari koleksi pribadi kota setelah ditemukan pada 2011 selama pekerjaan renovasi di gedung yang sekarang jadi bangunan museum, menurut media lokal.

Bulan lalu, pencuri masuk ke Museum Sejarah Alam Paris, mengambil enam nugget emas senilai sekitar 1,5 juta euro (sekitar Rp 29 miliar). Seorang warga negara Tiongkok ditangkap di Barcelona sehubungan dengan peristiwa ini saat mencoba membuang beberapa emas yang sudah dilelehkan, menurut jaksa.

Dia didakwa awal bulan ini dan ditahan dalam penahanan pra-sidang. Juga pada September 2025, pencuri mengambil dua piring porselen Cina dan sebuah vas dengan perkiraan nilai gabungan 6,55 juta euro (sekitar Rp 126 miliar) dari museum porselen nasional di pusat kota Limoges.

Kasus Perampokan Selain Louvre

Kasus Perampokan Selain Louvre

Barang-barang itu masih hilang dan belum ada penangkapan yang dilakukan. "Mereka tidak dapat dijual di pasar seni. Potongan-potongan itu terlalu mudah dilacak karena mereka terdaftar dengan sangat baik," kata seorang ahli keramik pada surat kabar Le Parisien, saat itu.

Pencurian yang telah jadi berita utama di seluruh dunia adalah perampokan terang-terangan koleksi berlian senilai 88 juta euro (sekitar Rp 1,7 triliun) dari Museum Louvre.

Sebuah kelompok yang menyamar sebagai pekerja menggunakan alat-alat listrik dan tangga mekanis untuk mengakses Galeri Apollo di lantai pertama di museum yang paling banyak dikunjungi di dunia tidak lama setelah dibuka pada hari Minggu.

Jarahan mereka termasuk kalung berlian dan zamrud yang diberikan Kaisar Napoleon pada istrinya, tiara yang dikenakan oleh Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III, dan beberapa barang yang sebelumnya dimiliki oleh Ratu Marie-Amelie.

Risiko Pencurian Koleksi Museum di Seluruh Eropa

Risiko Pencurian Koleksi Museum di Seluruh Eropa

Detektif seni Arthur Brand mengatakan pada BBC, museum-museum di seluruh Eropa berisiko mendapati kelompok pencuri peniru dalam beberapa bulan mendatang. Jika seseorang dapat menargetkan Louvre dan melarikan diri dengan perhiasan mahkota Prancis, pencuri lokal mungkin berpikir "mari kita coba museum terdekat," katanya.

Keamanan jelas merupakan masalah bagi banyak institusi budaya, katanya, sebelum menambahkan bahwa dibandingkan dengan toko perhiasan yang sangat terlindungi, sebuah museum dengan keamanan yang longgar dan penjaga tidak bersenjata adalah target empuk untuk perampok.

Perampokan Louvre, serta insiden lainnya, telah menimbulkan kekhawatiran di Prancis seputar keamanan yang longgar di institusi yang menampung beberapa harta karunnya yang paling berharga.

Berbicara di depan umum untuk pertama kalinya sejak perampokan, direktur Louvre Laurence des Cars mengatakan pada senator Prancis pada Rabu bahwa CCTV di sekitar perimeter Louvre lemah dan "menua."

Pengamanan di Museum Louvre

Pengamanan di Museum Louvre

Satu-satunya kamera yang memantau dinding eksterior Louvre tempat para penuri masuk mengarah menjauh dari balkon lantai pertama yang mengarah ke galeri yang menampung perhiasan, katanya. "Kami gagal (menjaga) perhiasan ini," kata des Cars, menambahkan bahwa tidak ada yang terlindungi dari "penjahat brutal, bahkan Louvre."

Laporan awal menemukan satu dari tiga ruangan di Louvre tidak memiliki CCTV dan sistem alarmnya yang lebih luas tidak berfungsi. Menteri Kehakiman Prancis Grald Darmanin mengatakan, protokol keamanan telah "gagal," meratapi bahwa para pencuri yang mengendarai truk yang dimodifikasi ke museum telah meninggalkan Prancis dengan "gambaran yang mengerikan."

Dalam kasus emas yang dicuri dari Museum Sejarah Alam Prancis, sistem alarm dan pengawasan bangunan telah dinonaktifkan melalui pembajakan siber, dengan para pencuri tampaknya menyadari hal ini, media Prancis melaporkan saat itu.

<p>Infografis Bahan-Bahan Perhiasan Lokal. (Liputan6.com/Triyasni)</p>
Sumber : Liputan6.com