Kesaksian Pendaki Selamat dari Lonsor Salju di Himalaya Nepal: Menunggu Lebih dari 24 Jam untuk Dievakuasi

05 November 2025, 16:00 WIB
Kesaksian Pendaki Selamat dari Lonsor Salju di Himalaya Nepal: Menunggu Lebih dari 24 Jam untuk Dievakuasi

Sembilan pendaki, tujuh di Yalung Ri, Dolakha, dan dua di Panbari Himal di wilayah Manaslu, dilaporkan meninggal dunia dalam dua insiden longsor terpisah yang dipicu hujan salju lebat baru-baru ini di Himalaya, Nepal.

Sistem tanggap darurat Nepal disorot akibat tragedi tersebut. Para penyintas dan pejabat menyalahkan sistem perizinan yang rumit karena menunda operasi penyelamatan selama beberapa jam krusial, melansir The Himalayan Times, Rabu (5/11/2025).

Pendaki yang terluka, Nima Gyalzen Sherpa, berbicara dari ranjang rumah sakitnya di Kathmandu, mengatakan mereka menunggu lebih dari 24 jam untuk evakuasi. "Banyak teman kami menangis berjam-jam, memohon pertolongan segera," kenangnya.

Insiden tersebut terjadi di Lembah Rolwaling, di mana penerbangan helikopter memerlukan beberapa izin pemerintah. Akibatnya, upaya penyelamatan terhenti selama berjam-jam, meski ada panggilan berulang kali dari darat.

Seorang pilot penyelamat senior mengonfirmasi bahwa penerbangan di area tersebut memerlukan persetujuan dari Kementerian Pariwisata, Dalam Negeri, dan Pertahanan, serta Otoritas Penerbangan Sipil Nepal. "Rangkaian perizinan ini menyebabkan penundaan penyelamatan yang kritis," kata pilot tersebut.

Tim penyelamat mengatakan, penundaan tersebut terbukti merugikan. "Longsor terjadi sekitar pukul 09.00, tapi penyelamatan disetujui hampir delapan jam kemudian," kata pemandu IFMGA, Pasang Kidar Sherpa, Wakil Presiden Rolwaling Everest Summiteers Club.

"Saat helikopter mencapai lokasi, cuaca yang memburuk menghentikan operasi." Para pejabat setempat mengungkap rasa frustrasi mereka, dengan Ketua Wilayah Kotamadya Pedesaan Gaurishankar, Nimgeli Sherpa, mengatakan, meski telah berulang kali diminta, "kebijakan zona terbatas sangat menghambat respons tepat waktu."

Seruan Reformasi Prosedur Penyelamatan

Seruan Reformasi Prosedur Penyelamatan

Menyikapi insiden tersebut, badan-badan pendakian gunung menyerukan reformasi segera. Senada dengan itu, Presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal, Phur Gyalje Sherpa, menekankan, "Prosedur penyelamatan yang cepat sangat penting selama keadaan darurat gunung."

Ia menambahkan bahwa asosiasi "akan berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk memastikan penundaan birokrasi seperti itu tidak terulang." Dinas Pariwisata Nepal juga berjanji meninjau proses dan bekerja sama dengan instansi terkait untuk menyederhanakan persetujuan penerbangan penyelamatan di zona terbatas.

Menurut Wakil Kepala Kepolisian dari Kantor Polisi Distrik, Gyan Kumar Mahato, tujuh pendaki, termasuk lima warga negara asing dan dua pemandu Nepal, meninggal setelah tersapu longsor di dekat Yalung Ri pada Senin, 3 November 2025, .

Longsoran salju dilaporkan terjadi sekitar pukul 10.30 pagi, waktu setempat, menimpa para pendaki saat mereka berusaha mendaki puncak. Di antara korban tewas terdapat tiga warga negara Italia: Paolo Cocco, Marco Di Marcello, dan Markus Kirchler, bersama pendaki Jerman Jakob Schreiber, pendaki Prancis Christian Andre Manfredi, dan pemandu gunung Nepal Padam Tamang dan Mere Karki.

Korban Selamat dari Longsor Salju

Korban Selamat dari Longsor Salju

Menurut laporan, kedua pendaki yang meninggal, Cocco dan Marcello, pendaki asal Italia, beserta pemandu Nepal, Padam Tamang, adalah anggota ekspedisi Dreamers Destination Treks. Pendaki asal Jerman, Schreiber, dan Kirchler, pendaki asal Italia, merupakan bagian dari tim terpisah dari Wilderness Outdoors.

Sementara itu, pendaki asal Prancis, Manfredi, merupakan anggota Yatri Treks. Lima pendaki yang terluka, tiga warga negara Nepal, dan dua warga negara Prancis diterbangkan ke Kathmandu pada Selasa pagi untuk mendapatkan perawatan.

Mereka yang berhasil diselamatkan termasuk tiga warga negara Nepal: Nima Gyalzen Sherpa dari Dreamers Destination, Lakpa Tamang, dan Sun Bahadur Gurung dari Yatri Treks. Juga, dua warga negara Prancis, Isbelle Solange Thaon dan Didier Arman Berton.

Pendaki lain yang dievakuasi dari Rolwaling termasuk aktor Chhulthim Dolma Gurung, Raj Gurung, Kaji Sherpa, dan advokat iklim Carole Fuchs dari Prancis, tidak ada satu pun dari mereka yang mengalami luka serius.

Pendaki Meninggal Dunia

Pendaki Meninggal Dunia

Sementara itu, dalam insiden terpisah di wilayah Manaslu, dua pendaki Italia yang hilang, Farronato Stefano dan Caputo Alessandro, ditemukan meninggal di dalam tenda mereka di Camp I Panbari Himal. Keduanya dilaporkan hilang sejak 28 Oktober 2025 setelah terjebak hujan salju lebat.

Jenazah mereka ditemukan pada Selasa, 4 November 2025, di ketinggian 5.242 meter oleh tim penyelamat yang dipimpin pemandu IFMGA Narendra Shahi dan Pasang Kaji Sherpa. Operasi tersebut didukung Sherpa Alpine Trekking Service, perusahaan yang sama yang telah mengorganisasikan Ekspedisi Panbari Q7 Italia.

Aktivitas pendakian dan penjelajahan di beberapa wilayah Himalaya telah sangat terganggu dalam beberapa hari terakhir karena Siklon Montha, yang membawa salju dan hujan yang meluas, sehingga meningkatkan risiko longsor.

<p>Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)</p>
Sumber : Liputan6.com