Kisah di Balik Tren Empeng Dewasa di China: Saat yang Berumur Ingin Kembali Jadi Bayi

13 August 2025, 10:00 WIB
Kisah di Balik Tren Empeng Dewasa di China: Saat yang Berumur Ingin Kembali Jadi Bayi

Fenomena penggunaan empeng dewasa tengah menjadi sorotan publik di China. Awalnya hanya dianggap sebagai kebiasaan unik atau aneh, tren ini berkembang pesat hingga menjadi bisnis besar di platform e-commerce seperti Taobao dan JD.com.

Produk empeng orang dewasa ini dipasarkan sebagai alat bantu tidur, pereda stres, hingga sarana untuk berhenti merokok. Menurut laporan South China Morning Post, beberapa penjual daring mampu menjual ribuan unit setiap bulan, dikutip dari NYPostpada Rabu, 13 Agustus 2025.

Harganya bervariasi, mulai dari 10 yuan (Rp22 ribu) untuk versi sederhana hingga 500 yuan (Rp1 juta) untuk versi mewah. Salah satu model empeng orang dewasa terlaris di Taobao bahkan terjual lebih dari 10.000 unit dengan harga 15,90 yuan atau sekitar Rp34 ribu per buah.

Klaim manfaat empeng dewasa cukup beragam, mulai dari membantu mengurangi kebiasaan merokok, mengontrol ngemil, memperbaiki kualitas tidur, hingga meredakan kecemasan. Beberapa pengguna juga memanfaatkannya untuk mencegah kebiasaan menggertakkan gigi di malam hari atau membungkam pasangan yang suka mengorok.

Empeng Dewasa Memberikan Kenyamanan Emosional

Seorang pembeli di China mengaku menggunakan empeng orang dewasa karena alasan sederhana. "Saat tekanan kerja tinggi, dot ini memberi saya rasa aman seperti masa kecil," ujarnya, seperti dikutip dari China Daily.

Sementara itu, seorang pengguna Douyin --- TikTok versi China --- mengatakan bahwa empeng dewasa membantunya mengurangi ngemil dan berbicara berlebihan, bahkan berkontribusi pada penurunan berat badan serta memberikan kenyamanan emosional.

Namun, tidak semua setuju. Salah satu komentar populer di Weibo menyebut tren ini hanya trik pemasaran untuk menjual stok empeng bayi yang berlebih. Ada pula yang berkomentar,"Dunia sudah gila dalam cara yang tak saya kenali," dan "Ada saja orang yang ingin tetap seperti bayi dan bertingkah lucu. Semua orang harus tumbuh dewasa, biarkan saja berjalan alami."

Fenomena yang Menyebar ke TikTok

Tren empeng dewasa tidak hanya terjadi di China. Di TikTok, banyak video yang memperlihatkan orang dewasa menggunakan empeng saat macet, stres di kantor, hingga mengalami burnout.

Beberapa pengguna bahkan mengklaim manfaatnya untuk penderita ADHD atau sebagai alat bantu fokus bekerja, meski mereka sadar akan risiko kesehatan gigi.

Ada pula yang membela kebiasaan ini. "Saya sudah pakai pacifier dewasa 4 tahun, gigi saya tetap normal," tulis seorang warganet.

Sementara itu, sebagian orang menawarkan alternatif yang dinilai lebih aman. "Kalau mau sesuatu di mulut, kunyah permen karet atau isap lolipop," saran seorang pengguna.

Tren Empeng Dewasa dari Sisi Psikolog

Menurut Direktur Departemen Stomatologi di Aerospace Center Hospital, Beijing, Wang Xueling, fenomena ini berkaitan dengan respons psikologis terhadap tekanan hidup.

"Beberapa orang dewasa, ketika menghadapi tekanan tinggi yang melampaui kemampuan mereka, mungkin secara bawah sadar ingin kembali ke tahap oral di masa bayi. Mereka mencari rasa aman melalui aktivitas mengisap yang familiar dan menenangkan," ujarnya.

Wang menjelaskan bahwa empeng dewasa memang bisa memberi rasa lega sementara, mirip seperti orang dewasa yang mendapatkan kenyamanan dari memeluk boneka.

Namun, dia mengingatkan bahwa penggunaan lebih dari tiga bulan dapat menunda penanganan masalah kecemasan yang sebenarnya. "Jika perilaku ini berlangsung lama, hal itu dapat melemahkan kemampuan individu dalam menghadapi masalah kehidupan nyata. Dalam kondisi seperti ini, penanganan profesional menjadi penting," tambahnya.

Risiko Kesehatan Gigi dan Mulut

Meski terlihat aman, empeng dewasa ternyata menyimpan risiko kesehatan. Dokter gigi di Sichuan, Dr. Tang Caomin, mengatakan, tidur sambil menggunakan empeng dapat mengganggu pernapasan, bahkan berisiko menyebabkan sesak napas.

Penggunaan jangka panjang juga dapat memengaruhi struktur gigi, membuat rahang tegang, dan mengganggu kualitas tidur. Wang Xueling menegaskan hal serupa.

"Memang, menggigit empeng dapat mencegah gigi atas dan bawah saling bergesekan untuk sementara. Namun, penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan masalah serius seperti anterior open bite (gigi depan tidak rapat saat mulut menutup), dorongan lidah ke depan, dagu mundur, dan gigi maju," katanya.

Lebih lanjut dia, menambahkan,"Gesekan dan tekanan yang terus-menerus bisa memicu sariawan di rongga mulut. Jika digunakan saat tidur, ada risiko empeng menyumbat saluran pernapasan, mengganggu napas normal, dan memperburuk ngorok."

Manfaat Empeng Dewasa

Lulusan Magister dari Peking University School of Stomatology, Fan Shaoqing, juga menegaskan bahwa manfaat empeng dewasa belum memiliki dasar ilmiah yang kuat.

"Mengisap empeng secara berlebihan dapat memengaruhi posisi gigi. Jika desainnya tidak dilengkapi fitur anti-tersedak, ada risiko empeng tertelan secara tidak sengaja. Kebutuhan mengisap hanya ada pada bayi, sementara orang dewasa tidak memiliki kebutuhan itu secara alami," katanya.

Fenomena empeng dewasa ini dianggap mencerminkan keinginan generasi muda untuk mencari kenyamanan di tengah kerasnya dunia nyata.

Sebelumnya, tren serupa juga terlihat saat anggota Gen Z mengikuti kursus "Adulting 101" untuk mempelajari keterampilan dasar hidup, mulai dari mengganti ban mobil, membaca tagihan listrik, hingga melipat seprai tanpa stres.

Sumber : Liputan6.com