Respons CEO Intel Usai Didesak Mundur oleh Donald Trump

10 August 2025, 08:00 WIB
Respons CEO Intel Usai Didesak Mundur oleh Donald Trump

CEO Intel Lip-Bu Tan menanggapi "informasi yang salah" tentang peran-perannya sebelumnya setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta pengunduran dirinya dan mengangkat isu-isu etika.

"Saya ingin menegaskan: Selama lebih dari 40 tahun di industri ini, saya telah membangun hubungan di seluruh dunia dan di seluruh ekosistem kami yang beragam, dan saya selalu beroperasi dengan standar hukum dan etika tertinggi," ujar CEO Intel Lip- Bu Tan dalam memo kepada karyawan pada Kamis, 7 Agustus 2025, seperti dikutip dari CNBC, Minggu (10/8/2025).

Tan mengatakan Intel sedang bekerja sama dengan Gedung Putih untuk mengatasi situasi ini. Tan juga mendukung dedikasi presiden untuk "memajukan keamanan nasional dan ekonomi AS." Ia mengatakan dewan direksi Intel "sepenuhnya mendukung" rencana transformasi perusahaan.

Ketegangan mencapai puncak pada Kamis ketika Trump meminta Tan untuk mundur sebagai CEO "segera" dalam sebuah unggahan di Truth Social dan menyebutnya "sangat BERKONFLIK." Saham Intel anjlok 3% sepanjang hari.

Tuntutan Donald Trump bertepatan dengan pertanyaan dari Senator Tom Cotton, Partai Republik dari Arkansas, mengenai hubungan CEO tersebut dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok dan potensi dampaknya terhadap keamanan AS.

"Intel diwajibkan untuk menjadi pengelola dana pajak Amerika yang bertanggung jawab dan mematuhi peraturan keamanan yang berlaku," tulis Cotton.

"Asosiasi Tuan Tan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Intel untuk memenuhi kewajiban ini."

Dalam suratnya, Cotton juga menyoroti kasus kriminal di Cadence Design Systems yang melibatkan pengiriman produk ilegal ke Tiongkok dan menanyakan apakah Intel memaksa Tan untuk melikuidasi investasi di produsen cip yang terkait dengan Partai Komunis Tiongkok. Tan bekerja di Cadence selama lebih dari satu dekade dan menjabat sebagai CEO.

Respons Analis

Respons Analis

Tan diangkat menjadi CEO Intel pada Maret, menggantikan Pat Gelsinger, yang dipecat oleh dewan direksi pada Desember setelah kesulitan memulihkan kondisi produsen cip yang sedang berjuang tersebut.

Analis Bernstein, Stacy Rasgon, mengatakan dalam sebuah catatan pada Kamis bahwa perusahaan tersebut tidak yakin Tan "berkonflik," tetapi hubungannya dengan Tiongkok menunjukkan "penampilan yang semakin buruk" mengingat siapa yang saat ini berada di Gedung Putih.

"Sayangnya, tidak seperti CEO teknologi lainnya, Lip-Bu tampaknya tidak membangun hubungan pribadi dengan Trump yang dapat membantu meredakan kemarahannya," tulis Rasgon.

Trump mungkin juga kecewa dengan keputusan terbaru di perusahaan tersebut, termasuk menghentikan beberapa proyek.

Donald Trump Desak CEO Intel Mundur, Tuding Investasi ke Militer China

Donald Trump Desak CEO Intel Mundur, Tuding Investasi ke Militer China

Sebelumnya, Presiden Donald Trump mendesak agar CEO Intel, Lip-Bu Tan, untuk mengundurkan diri dari raksasa manufaktur chipset Amerika Serikat (AS). Alasannya?

Lewat postingan di media sosial (medsos), Trump menudingCEO Intel itu "sangat bimbang", sebagaimana dikutip dari BBC, Jumat (8/8/2025).

Hal ini kemungkinan terkait pada dugaan investasi Lip-Bu Tan di perusahaan-perusahaan diduga terkait dengan militer China.

Menurut investigasi Reuters pada April, Lip-Bu Tan telah menginvestasikan setidaknya USD 200 juta (sekitar Rp 3,2 triliun) di ratusan perusahaan China, termasuk bergerak di sektor militer antara 2012-2024.

Sebelumnya, Tan ditunjuk pada 12 Maret 2025 untuk membenahi Intel. Berdasarkan kabar beredar, pelopor industri chip terbesar di AS ini sudah mengalami ketertinggalan jika dibandingkan dengan pesaingnya.

Sebenarnya, lontaran tuntutan pengunduran diri seorang eksekutif perusahaan dari seorang presiden adalah hal yang tidak lazim. Akibatnya, saham Intel mengalami penurunan lebih dari 3 persen pada tengah hari setelah serangan dari Donald Trump.

Intel Gelontorkan Investasi Besar di AS

Namun, ternyata perusahaan ini telah menerima miliaran dolar dari pemerintah AS sebagai bantuan dari upaya pembangunan kembali industri manufaktur semikonduktor Amerika.

Mengutip sebuah pernyataan pada hari Kamis lalu, Intel mengatakan mereka telah menggelontorkan investasi signifikan di AS. Hal ini mereka klaim sejalan dengan agenda kepemimpinan Donald Trump "America First".

"Intel, Dewan Direksi, dan Lip-Bu Tan telah menjalani komitmen untuk memajukan kepentingan keamanan nasional dan ekonomi AS," kata pernyataan itu, seraya menambahkan, "Kami menantikan kelanjutan kerja sama kami dengan pemerintah."

<p>Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)</p>
Sumber : Liputan6.com