KKHI Daker Makkah Setop Beroperasi per 2 Juli 2025, Bagaimana Nasib Jemaah Haji yang Masih Dirawat di Arab Saudi?
05 July 2025, 22:34 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5274348/original/084837200_1751729806-WhatsApp_Image_2025-07-05_at_20.39.16.jpeg)
Operasional Klinik Kesehatan Haji Indonesia Daerah Kerja (KKHI Daker) Makkah berakhir pada Rabu, 2 Juli 2025, pukul 00.00 WAS. Sejak itu pula, seluruh pasien yang masih dirawat di KKHI Makkah dipindahkan.
"Sudah tidak ada pasien di KKHI Makkah, semua sudah dievakuasi ke KKHI Madinah," kata dr. Edi Supriyatna, MKK, Kepala Seksi (Kasie) Kesehatan PPIH Arab Saudi merangkap Kepala KKHI Makkah dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Meski begitu, masih ada 40 jemaah haji yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi (RSAS) hingga Selasa, 1 Juli 2025. Untuk itu, KKHI Makkah menyiapkan tim advance yang beranggotakan 17 orang yang akan tetap menjalankan program visitasi bagi jemaah haji yang hingga saat ini masih dirawat di RSAS.
"Visitasi ke RSAS akan terus dilakukan. Kita monitor jemaah yang masih dirawat sampai semua petugas kembali ke Tanah Air," sambungnya.
Menurutnya, semua jemaah haji yang hingga saat ini dirawat di RSAS tetap menjadi tanggung jawab pemerintah Indonesia hingga mereka dapat kembali ke Tanah Air. Untuk pelayanan rawat jalan di kloter, diagnosis penyakit didominasi oleh ISPA. Sedangkan untuk rawat inap, baik di pelayanan kesehatan sektor, KKHI, maupun RSAS, penyakit terbanyak adalah influenza dan pneumonia.
Advertisement
Optimalkan Visitasi ke Sektor
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5274349/original/077448900_1751729807-WhatsApp_Image_2025-07-03_at_11.27.02.jpeg)
"Kami berharap pemerintah Arab Saudi bisa mengakomodasi dan mempermudah pelayanan kesehatan jemaah di penginapan dan klinik negara penyelenggara ibadah haji, sehingga bisa tertangani dulu secara maksimal sebelum dirujuk ke RSAS," ucap dr. Edi.
Sejak kedatangan jemaah haji gelombang 2 di Makkah, Arab Saudi, pada 18 Mei 2025, KKHI Makkah telah melayani 526 jemaah, baik yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap. Sementara, pelayanan kesehatan kloter telah melayani rawat jalan sebanyak 193.186 jemaah dan memberikan pelayanan tingkat lanjut dengan merujuk 1.164 jemaah ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).
"Mengikuti kebijakan pemerintah Arab Saudi tahun ini, KKHI lebih mengoptimalkan layanan visitasi ke sektor, penguatan layanan di kloter dengan menugaskan personel ke hotel yang tidak ada petugas kloternya, serta layanan rujukan ke RS Arab Saudi (RSAS) bagi jemaah yang memerlukan tindakan perawatan lanjutan seperti operasi, gawat darurat, dan sebagainya," ia menerangkan.
Sebagian jemaah haji yang sakit itu kemudian dipulangkan ke Tanah Air lebih dulu dengan skema tanazul. Sejak 26 Juni 2025 hingga kepulangan terakhir jemaah pada 10 Juli 2025 nanti, Klinik Kesehatan Haji Indonesia Daerah Kerja Madinah (KKHI Daker Madinah) mencatat 41 orang jemaah haji kembali ke tanah air dengan skema Tanazul.
Advertisement
Siapa yang Boleh Ikut Program Tanazul?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5274350/original/007437700_1751729808-WhatsApp_Image_2025-07-05_at_20.39.15.jpeg)
Tanazul merupakan program pemulangan jemaah haji melalui kelompok terbang (kloter) yang berbeda dari kloter keberangkatan, karena alasan sakit dan kriteria laik terbang. Kondisi jemaah dalam program ini adalah jemaah sakit pasca-perawatan di RS Arab Saudi (RSAS) maupun KKHI Madinah.
Penanganan lebih lanjut di Indonesia menjadi alasan utama pemulangan mereka, baik bagi jemaah yang sudah tertinggal dari kloternya maupun yang perlu pulang lebih awal.
"Keamanan jemaah selama perjalanan menuju tanah air menjadi prioritas utama kami. Oleh karena itu, KKHI Madinah melakukan evaluasi kesehatan menyeluruh untuk menentukan kelaikan terbang," ungkap Kasie Kesehatan sekaligus Kepala KKHI Daker Madinah, dr. Novitasari Nurlalila Bahramsyah, di KKHI Madinah, Jumat, 4 Juli 2025.
Penanggung jawab Evakuasi dan Tanazul, dr. Lia Agustina, MPH, menambahkan bahwa evaluasi ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pelayanan atau dokter spesialis terkait.
"Para tenaga medis tersebut juga melakukan peninjauan ulang untuk memastikan kebutuhan jemaah selama perjalanan, seperti ketersediaan oksigen atau stretcher, terpenuhi," ujarnya.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4476902/original/009792200_1687423896-Infografis_SQ_3_Kriteria_Jemaah_Indonesia_Dapat_Badal_Haji_Gratis.jpg)