Uni Eropa Bikin Kantor di Kementerian Investasi, Untuk Apa?
16 June 2025, 11:30 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1033121/original/058724700_1445852335-20151026-BKPM-Luncurkan-Layanan-Investasi-3-Jam-Jakarta-01.jpg)
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, resmi menandatangani pernyataan kerjasama pembentukan EU Desk di lingkungan kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM. Untuk memperkuat kolaborasi dalam memfasilitasi peningkatan arus penanaman modal sing (PMA) dari Uni Eropa ke Indonesia.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, menyampaikan optimisme bahwa pembentukan EU Desk akan mendorong peningkatan investasi Uni Eropa di Indonesia. Selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, untuk menyederhanakan regulasi dan kebijakan guna mengurangi hambatan birokrasi, khususnya dalam hal investasi.
"Kami meyakini keberadaan EU Desk akan membuka lebih banyak jalur komunikasi dan potensi kerja sama strategis yang dapat dimanfaatkan bersama. Uni Eropa merupakan mitra penting bagi Indonesia, dan pembentukan EU Desk ini akan semakin memperkuat kolaborasi di masa mendatang," ujar Rosan, Senin (16/6/2025).
EU Desk akan bertindak sebagai pusat layanan bagi investor Uni Eropa yang ingin menanamkan modal di Indonesia. Dengan fungsi mencakup penyediaan intelijen pasar, panduan perizinan usaha, fasilitasi kerja sama bisnis, identifikasi proyek-proyek investasi potensial, serta harmonisasi kebijakan regulasi antara kedua pihak.
Fokus kerjasama diarahkan pada sektor-sektor masa depan yang relevan dengan kebijakan prioritas Indonesia dan Eropa. Rosan menyatakan, kerjasama ini sekaligus menegaskan komitmen Indonesia untuk senantiasa membuka diri terhadap kolaborasi dengan berbagai mitra strategis.
"Tentu saja, kami semakin terbuka terhadap kerja sama yang lebih luas. Saya percaya bahwa dengan adanya EU Desk ini, akan tercipta lebih banyak kemitraan di masa depan. Kami siap untuk terus menjalin dan memperkuat kolaborasi dengan Uni Eropa ke depannya," ungkap dia.
Advertisement
Dukung Percepatan Penyelesaian EU CEPA
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2804588/original/082629000_1557803963-EU.jpg)
Langkah ini juga mencerminkan komitmen Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM dalam mendukung percepatan penyelesaian EU CEPA (European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement), yang diharapkan dapat disepakati sebelum akhir tahun.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Denis Chaibi menekankan, EU Desk bukan sekadar fasilitas teknis, melainkan representasi dari ambisi bersama untuk menghadirkan investasi yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan.
Denis menjelaskan, saat ini Uni Eropa memiliki total persediaan investasi global sebesar USD 11.000 miliar, namun porsi investasi yang terserap di Indonesia masih tergolong rendah. Oleh karena itu, ia menegaskan komitmen untuk mendorong diversifikasi investasi Uni Eropa, dengan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan prioritas.
Advertisement
Juara di Bidang Energi Terbarukan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2833716/original/032535900_1561082261-uniero.jpg)
Menurut dia, Uni Eropa memang bukan yang terbaik di segala sektor. Namun, mereka juara di beberapa bidang semisal energi terbarukan, air, pengolahan limbah, teknologi.
"Untuk semua itu, perusahaan Eropa adalah pemimpin dunia atau nomor dua. Kami ingin mendukung upaya Indonesia dalam menarik lebih banyak FDI (Foreign Direct Investment) yang berdampak, menciptakan lapangan pekerjaan, serta mendorong kerja sama di sektor-sektor strategis yang sesuai dengan visi pembangunan nasional Indonesia," bebernya.
Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM total realisasi investasi Uni Eropa selama periode tahun 2019 hingga kuartal I 2025 mencapai USD 13 miliar. Dengan sektor prioritas antara lain, Industri Kimia dan Farmasi sebesar USD 2,1 miliar, Listrik, Gas dan Air USD 1,9 miliar, Perumahan, Kawasan Industri dan Kawasan Perkantoran USD 1,1 miliar, Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi USD 1,07 miliar, serta Jasa Lainnya USD 1,05 miliar.