Negosiasi London,AS dan China Sepakat Gencatan Senjata Perang Dagang
12 June 2025, 13:55 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2365459/original/093580700_1541506163-040291100_1537702786-download_2.jpg)
Amerika Serikat (AS) dan China sepakat untuk kembali memberlakukan gencatan senjata dalam perang dagang yang telah berlangsung sejak awal April 2025. Gencatan senjata ini menyusul perundingan intensif selama dua hari di London.
Meski belum menyentuh kesepakatan menyeluruh, kedua belah pihak menandai terobosan penting yang disebut sebagai "kerangka jabat tangan" guna meredakan ketegangan tarif dan hambatan perdagangan lainnya.
Dikutip dari The Washington Post, Kamis (12/6/2025), Presiden AS Donald Trump menyebut kesepakatan ini "sudah dilakukan," meski masih menunggu persetujuan final dirinya dan Presiden China Xi Jinping.
Dalam kesepakatan ini, China akan melanjutkan pengiriman mineral tanah jarang dan magnet penting yang merupakan komponen vital dalam industri otomotif dan pertahanan AS. Sementara AS berjanji akan memberikan konsesi seimbang, termasuk pelonggaran aturan visa bagi mahasiswa China.
Kesepakatan ini datang hanya beberapa pekan setelah Trump menuduh China melanggar gencatan senjata sebelumnya. Namun dalam nada yang lebih optimistis, Trump mengatakan di platform Truth Social bahwa dirinya dan Presiden Xi akan bekerja sama erat untuk membuka China bagi Perdagangan Amerika.
Trump menyebutkan bahwa hal ini sebagai kemenangan besar bagi kedua negara.
Advertisement
Tarif 55% Vs 10%
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1559582/original/044764500_1491540844-20170406-Bertemu-di-Florida_-Donald-Trump-dan-Xi-Jinping-Saling-Lempar-Senyum-AP-9.jpg)
Di bawah gencatan senjata yang diperbarui, tarif perdagangan masih tetap tinggi namun tidak seeskalatif sebelumnya. AS akan mempertahankan tarif impor terhadap barang China sebesar 55%, sementara China menetapkan tarif 10% terhadap produk AS.
Angka ini jauh dibandingkan tarif tiga digit yang sempat diberlakukan April tahun ini.
Negosiasi antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini dilakukan di London dipimpin oleh Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng.
Lutnick menggambarkan hasil pembicaraan sebagai kelanjutan dari konsensus Jenewa dan komunikasi langsung antara Trump dan Xi pada awal Juni.
"Kami telah mencapai kerangka kerja untuk menerapkan konsensus Jenewa dan seruan antara kedua presiden," kata Lutnick kepada wartawan di London. "Ini benar-benar bermanfaat bagi Amerika Serikat dan juga ekonomi China."
Meskipun rincian dokumen tidak dipublikasikan, Lutnick menegaskan bahwa kesepakatan ini akan menghapus hambatan perdagangan baru yang sempat diberlakukan ketika gencatan senjata sebelumnya runtuh.
AS diharapkan mencabut sejumlah pembatasan, termasuk yang berkaitan dengan ekspor teknologi canggih, sebagai respons atas kembalinya pasokan tanah jarang dari China.
Advertisement
Pemulihan Hubungan Dagang AS-China
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1559574/original/040900500_1491540010-20170406-Bertemu-di-Florida_-Donald-Trump-dan-Xi-Jinping-Saling-Lempar-Senyum-AP-6.jpg)
Sementara itu, China menyambut hasil pembicaraan dengan sikap terbuka. Wakil Menteri Perdagangan China, Li Chenggang, mengatakan bahwa diskusi berlangsung "profesional, rasional, mendalam, dan jujur," serta diharapkan bisa memperkuat kepercayaan antara kedua negara.
Gencatan ini dianggap sebagai langkah awal menuju pemulihan hubungan dagang AS-China yang pada 2024 lalu mencatatkan nilai perdagangan dua arah sebesar USD 580 miliar. Dengan defisit perdagangan yang besar di pihak AS, pemerintah Trump menegaskan bahwa pengurangan defisit dan peningkatan ekspor Amerika akan tetap menjadi tujuan utama ke depan.
"Ini adalah langkah pertama dari kerangka kerja yang akan kami gunakan untuk mendekati dan membahas pertumbuhan perdagangan," ujar Lutnick.
"Namun pertama-tama, kita harus menyingkirkan hambatan-hambatan negatif."