Kisah Pria China Pilih Hidup Menyendiri di Gua, Enggan Kerja dan Menikah
13 June 2025, 20:11 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3119930/original/034917700_1588662774-person-standing-and-holding-lamp-inside-cave-2397414.jpg)
Seorang pria berusia 35 tahun di China menuai perhatian luas setelah memilih hidup menyendiri di sebuah gua selama empat tahun terakhir. Keputusan ekstrem ini ia ambil setelah memutuskan bahwa pekerjaan dan pernikahan hanyalah konsep yang tidak lagi relevan baginya.
Min Hengcai, pria asal Provinsi Sichuan, memilih menetap di sebuah gua di kota tempat ia dibesarkan sejak akhir 2021.
Sebelumnya, ia bekerja sebagai pengemudi transportasi online dengan penghasilan mencapai 10.000 yuan (sekitar Rp22 juta) per bulan. Namun, Min merasa bahwa pekerjaan selama 10 jam sehari itu sia-sia, terutama karena hanya digunakan untuk membayar utang kepada kerabat.
"Bekerja terasa tidak ada artinya," ujarnya, seperti dikutip SCMP, Jumat (13/6/2025).
Meski masih menanggung utang sebesar 300.000 yuan (sekitar Rp650 juta) kepada bank dan perusahaan peminjaman, Min mengaku telah menyerah untuk melunasinya. Ia bahkan mengatakan bahwa keluarganya telah menjual aset miliknya yang seharusnya bisa digunakan untuk membayar utang tersebut.
Min lalu menukar lahannya dengan tanah milik warga desa lain agar ia bisa menempati gua di dekat lokasi tersebut. Ia telah menghabiskan sekitar 40.000 yuan (sekitar Rp87 juta) untuk mengubah gua seluas 50 meter persegi itu menjadi tempat tinggal.
Setiap hari, Min bangun pukul 8 pagi, menghabiskan waktu dengan membaca, berjalan-jalan di sekitar gua, dan berkebun. Ia tidur pukul 10 malam dan sebagian besar makanannya berasal dari sayuran yang ia tanam sendiri. Hanya kebutuhan pokok yang ia beli dari luar.
"Ini adalah kehidupan yang selalu saya impikan saat masih bekerja di kota," kata Min.
Min menamai gua tempat tinggalnya dengan sebutan "Lubang Hitam" -- sebuah metafora tentang semesta pribadinya dan pengingat akan ketidaksignifikanan dirinya di tengah alam semesta.
Advertisement
Pandangan Soal Pernikahan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3133416/original/026314400_1589954987-20200520-Ditunda-Akibat-Corona_-Puluhan-Pasangan-di-China-Nikah-Massal-3.jpg)
Dalam wawancara dengan stasiun televisi Sichuan, Min juga menjelaskan pandangannya tentang pernikahan. Ia menyebutnya sebagai "pemborosan waktu dan uang" dan tidak percaya pada konsep cinta sejati.
"Kemungkinan menemukan cinta sejati sangat kecil. Untuk apa saya bekerja keras demi sesuatu yang begitu langka?" ucapnya.
Meskipun hidupnya tampak terisolasi, Min tetap aktif di media sosial. Ia membagikan kehidupannya kepada lebih dari 40.000 pengikut dan bahkan berpotensi mendapatkan penghasilan dari siaran langsung.
Kisah Min memicu perdebatan sengit di dunia maya. Sebagian warganet menyebutnya sebagai simbol tang ping---tren "berbaring datar" yang menggambarkan gaya hidup minim ambisi demi ketenangan. Namun, tak sedikit pula yang menyebutnya sebagai "filsuf sejati" karena hidup sesuai prinsipnya.
"Ini seperti hidup di surga," komentar seorang pengguna internet.
Sementara yang lain skeptis, mempertanyakan kesungguhan Min dalam menjalani kehidupan menyendiri karena ia masih melakukan live streaming dan wawancara media.
Advertisement