AS Tetapkan Tarif 55%, China Hanya 10%

12 June 2025, 13:43 WIB
AS Tetapkan Tarif 55%, China Hanya 10%

Meski belum ada kesepakatan final, Amerika Serikat (AS) memastikan tidak akan menurunkan tarif impor terhadap China, yang kini totalnya mencapai 55%. Sementara itu, China hanya menetapkan tarif balasan sebesar 10%.

Mengutip CNBC, Kamis (12/6/2025), Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyatakan bahwa struktur tarif saat ini tidak akan berubah. Dalam wawancara dengan CNBC pada acara Money Movers, ketika ditanya apakah tarif AS terhadap Tiongkok akan tetap seperti sekarang, Lutnick menjawab, "Anda tentu bisa mengatakan itu." jelas dia.

Pernyataan itu ditegaskan oleh Presiden Donald Trump melalui unggahan di platform Truth Social, di mana ia menyebut total tarif terhadap produk China kini mencapai 55%.

Seorang pejabat Gedung Putih kemudian menjelaskan bahwa angka tersebut merupakan kombinasi dari tarif menyeluruh sebesar 30% dan tambahan tarif khusus sebesar 25% yang sudah lama diterapkan.

Sebaliknya, tarif yang diberlakukan China terhadap produk AS tetap pada angka 10%, sebagai bagian dari kesepakatan sementara yang dicapai bulan lalu. Kedua negara saat itu sepakat melakukan de-eskalasi sementara selama 90 hari pasca pertemuan di Jenewa, meskipun masih banyak isu penting yang belum terselesaikan.

Menunggu Persetujuan Akhir

Menunggu Persetujuan Akhir

Trump menyebut pembicaraan lanjutan di London telah menghasilkan "kesepakatan yang sudah selesai," namun ditegaskan bahwa implementasinya masih menunggu persetujuan akhir antara dirinya dan Presiden China, Xi Jinping.

Dalam posting-nya, Trump juga mengklaim bahwa China akan memasok magnet dan tanah jarang secara langsung sebagai bagian dari komitmen baru. Ia menambahkan bahwa dirinya dan Presiden Xi akan "bekerja sama erat untuk membuka Tiongkok bagi perdagangan Amerika."

Sementara itu, Lutnick menilai bahwa pembicaraan di London menghasilkan semacam "gencatan senjata Jenewa."

Masalah Visa

Ia menyebut Beijing sempat memperlambat ekspor tanah jarang, yang kemudian dibalas Washington dengan pembatasan visa bagi mahasiswa China di universitas AS.

"Kami sama-sama kesal," ujar Lutnick.

Namun, ia mengatakan bahwa percakapan pribadi antara Trump dan Xi pekan lalu "mengubah segalanya."

Lutnick optimistis bahwa China akan segera menyetujui seluruh aplikasi impor magnet dari perusahaan-perusahaan AS. Namun di sisi lain, para pelaku usaha masih menyimpan keraguan terhadap kepastian janji-janji China tersebut.

Sumber : Liputan6.com