Terpilih Jadi Presiden, Lee Jae-myung Janjikan Perdamaian Korea Selatan dan Utara

04 June 2025, 14:00 WIB
Terpilih Jadi Presiden, Lee Jae-myung Janjikan Perdamaian Korea Selatan dan Utara

Lee Jae-myung resmi menjabat sebagai Presiden Korea Selatan setelah memenangkan pemilu kilat yang digelar pada Selasa (3/6/2025).

Dalam pidato kemenangannya, Lee menekankan tekadnya untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea, seraya menjaga pertahanan nasional yang kuat.

Kemenangan Lee menandai berakhirnya kekosongan kekuasaan di Korea Selatan usai krisis politik yang dipicu oleh pemberlakuan darurat militer oleh Presiden sebelumnya, Yoon Suk-yeol. Dengan mengantongi sekitar 70 persen suara, Lee langsung mengambil alih tugas sebagai kepala negara tanpa masa transisi, sebagaimana diumumkan oleh Komisi Pemilihan Nasional Korea Selatan pada Rabu pukul 06.21 pagi waktu setempat.

Dalam pidatonya di depan Gedung Majelis Nasional, Lee menyampaikan lima janji utama yakni: menjaga stabilitas politik, memperbaiki ekonomi, melindungi keselamatan warga, membangun perdamaian dengan Korea Utara, serta mempersatukan bangsa.

"Saya akan membangun Semenanjung Korea yang damai dan stabil, tempat koeksistensi bisa terjadi," kata Lee, seperti dikutip dari laman NKNews, Rabu (4/6/2025).

"Saya percaya lebih baik menang tanpa berperang, dan lebih baik lagi jika perdamaian bisa tercipta sehingga perang tak perlu terjadi."

Lee juga menyatakan akan segera mengambil langkah konkret untuk menstabilkan situasi keamanan demi menjaga kesejahteraan masyarakat, termasuk mengurangi apa yang ia sebut sebagai "Korea Risk" --- ketidakpastian akibat ketegangan militer dengan Korea Utara.

Meskipun dikenal sebagai tokoh progresif, Lee tampil sebagai "konservatif tengah" dalam pemilu ini. Ia bahkan mendukung kebijakan-kebijakan strategis yang sebelumnya ia kritik, seperti aliansi kuat dengan Amerika Serikat, kerja sama militer trilateral dengan Jepang, dan sistem pertahanan tiga poros terhadap ancaman Korea Utara.

Namun, Lee juga menekankan pendekatan damai, termasuk memulihkan pakta militer antar-Korea yang pernah dibatalkan serta menghentikan siaran propaganda di perbatasan.

Tantangan Kepemimpinan Lee

Tantangan Kepemimpinan Lee

Tantangan besar Lee ke depan adalah menjaga keseimbangan hubungan dengan Amerika Serikat, terutama dalam menghadapi kebijakan luar negeri Donald Trump yang transaksional dan keras terhadap sekutu. Lee diharapkan mampu memastikan Korea Selatan tetap menjadi bagian penting dalam perundingan antara Washington dan Pyongyang.

Para pengamat menilai Lee adalah sosok pragmatis yang akan tetap mempertahankan hubungan erat dengan AS, sambil membuka ruang dialog dengan Korea Utara dan menjaga stabilitas regional bersama China.

Kemenangan Lee yang telak mencerminkan kemarahan publik terhadap deklarasi darurat militer oleh mantan Presiden Yoon, serta keinginan rakyat untuk melihat arah baru yang lebih damai.

Partisipasi pemilih mencapai 79,4 persen, tertinggi dalam 28 tahun terakhir.

Lee mendapatkan dukungan kuat di basis progresif seperti Gwangju dan Provinsi Jeolla, serta mencatatkan peningkatan suara di beberapa wilayah konservatif yang sebelumnya dimenangkan oleh Yoon pada 2022.

Infografis Pesona K-Pop Mendamaikan Korea
Sumber : Liputan6.com