Paus Leo XIV Ajak Para Kardinal Lanjutkan Warisan Berharga Paus Fransiskus
11 May 2025, 10:04 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5214173/original/055453400_1746750963-IMG_0116.jpeg)
Paus Leo XIV memberi isyarat pada Sabtu (10/5/2025) bahwa dia akan meneruskan visi dan reformasi Paus Fransiskus, dengan mengatakan kepada para kardinal Katolik sedunia bahwa pendahulunya telah meninggalkan "warisan berharga" yang harus dilanjutkan.
Dalam pertemuan perdananya dengan seluruh kardinal sejak terpilih sebagai paus pada Kamis (8/5), Paus Leo XIV menekankan pentingnya menjaga kesinambungan agenda reformasi Gereja Katolik yang telah dirintis Paus Fransiskus, sambil mengajak para rohaniwan senior untuk bersama-sama merawat semangat perubahan.
Paus Leo XIV mengatakan Paus Fransiskus --- yang wafat pada 21 April --- memiliki visi untuk membuka Gereja Katolik yang selama ini dianggap kaku terhadap dunia modern, serta memberikan teladan pengabdian total dalam pelayanan.
"Mari kita teruskan warisan berharga ini dan melanjutkan perjalanan ini," ujar Paus Leo XIV kepada para kardinal seperti dilansir CNA.
Paus Leo XIV secara khusus menyerukan agar para kardinal memperbarui komitmen terhadap reformasi yang ditetapkan oleh Konsili Vatikan II --- termasuk penggunaan bahasa lokal dalam perayaan misa alih-alih bahasa Latin, serta dorongan kuat untuk menjalin dialog lintas agama.
Dia juga menyoroti fokus Paus Fransiskus pada dialog yang berani dan penuh kepercayaan dengan dunia kontemporer dalam berbagai bentuk dan realitasnya.
Paus Fransiskus menjabat sebagai paus selama 12 tahun dan kerap mendapat kritik dari para kardinal konservatif, yang menilai dia melunakkan doktrin gereja terkait isu-isu seperti LGBT dan kepemimpinan perempuan.
Paus Leo XIV, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Robert Prevost dan mencatat sejarah sebagai paus pertama asal Amerika Serikat (AS), relatif belum dikenal di panggung global sebelum terpilih. Dia menghabiskan sebagian besar kariernya sebagai misionaris di Peru, sebelum dua tahun terakhir menjabat sebagai pejabat tinggi di Vatikan.
Advertisement
Terkuak Alasan di Balik Pemilihan Nama Leo
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5214251/original/092356000_1746756555-20250509-Paus_Baru-AFP_6.jpg)
Paus yang baru menuturkan pada Sabtu bahwa dia memilih nama kepausannya untuk menghormati Paus Leo XIII (1878--1903), yang dikenal sebagai pembela keadilan sosial serta pejuang upah dan perlakuan yang adil bagi para pekerja pada masa Revolusi Industri.
Paus Leo XIV menggarisbawahi bahwa gereja kini harus memimpin dalam menghadapi ancaman-ancaman baru terhadap kaum pekerja, seperti kecerdasan buatan (AI). Dia menyebut AI menghadirkan "tantangan-tantangan baru bagi pembelaan martabat manusia, keadilan, dan tenaga kerja."
Pertemuan dua jam Paus Leo XIV dengan para kardinal berlangsung dalam format berbeda dari para pendahulunya, yang umumnya hanya menyampaikan pidato sementara para rohaniwan lain cukup mendengarkan.
Kali ini, Paus Leo XIV memberikan pidato tertulis lalu membuka forum bagi siapa saja dari para kardinal yang ingin menyampaikan komentar --- memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengutarakan pandangan dan keprihatinan soal berbagai isu utama yang dihadapi gereja secara global.
"Dia mendengarkan dengan sangat saksama, namun dia juga tahu bahwa dia yang harus mengambil keputusan," ujar Kardinal Irlandia Sean Brady kepada Reuters. "Namun, kami di sini untuk mendukungnya."
Kardinal Spanyol Aquilino Bocos Merino menyebut pertemuan para kardinal dengan Paus Leo XIV sangat bersahabat dan penuh semangat kebersamaan.
Paus Leo XIV menyapa satu per satu para kardinal saat mereka meninggalkan pertemuan, yang digelar di auditorium kecil Vatikan yang sama tempat para kardinal berkumpul beberapa hari sebelumnya untuk memilih siapa yang layak menjadi paus selanjutnya.
Advertisement
Kesepakatan dengan China
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5215129/original/094224900_1746793118-000_46348NP.jpg)
Kardinal Dominik Duka dari Ceko mengatakan bahwa salah satu topik yang muncul dalam diskusi dengan Paus Leo XIV adalah situasi umat Katolik di China.
Vatikan dan China pada 2018 menandatangani kesepakatan kontroversial mengenai pengangkatan uskup di negara itu, yang memberikan Beijing sejumlah pengaruh dalam proses pemilihan.
Kaum konservatif mengecam perjanjian yang masih dirahasiakan tersebut sebagai bentuk penyerahan, namun Duka menyatakan kepada Reuters bahwa kesepakatan itu diperlukan agar dialog tetap terbuka di wilayah-wilayah di mana gereja ditekan, seraya membandingkannya dengan dialog Vatikan dengan negara-negara Eropa Timur selama era Perang Dingin.
Kardinal Jerman Gerhard Mueller, yang sebelumnya sering berselisih pendapat dengan Paus Fransiskus dalam isu-isu ajaran moral Katolik, mengungkapkan kepada Reuters bahwa pertemuan dengan paus baru pada Sabtu berlangsung sangat baik dan harmonis.
Untuk terpilih sebagai paus dalam konklaf, Paus Leo XIV memerlukan dua pertiga suara dari 133 kardinal pemilih, yakni 89 suara.
Kardinal Desire Tsarahazana dari Madagaskar mengungkapkan kepada Reuters bahwa Paus Leo XIV memperoleh lebih dari 100 suara dalam pemungutan suara terakhir pada Kamis sore.