AS-China Capai Kesepakatan Dagang Usai Saling Balas Tarif Impor, Ini Bocorannya

12 May 2025, 11:00 WIB
AS-China Capai Kesepakatan Dagang Usai Saling Balas Tarif Impor, Ini Bocorannya

Gedung Putih mengumumkan kesepakatan perdagangan dengan China tanpa memberikan rincian, setelah pejabat pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghabiskan akhir pekan untuk bernegosiasi dengan rekan-rekan mereka dari Tiongkok.

Meskipun rincian kesepakatannya masih belum jelas, setiap de-eskalasi dalam perang dagang yang sedang berlangsung dapat membawa kelegaan yang sangat dibutuhkan bagi ekonomi global yang telah bergejolak sejak pengumuman tarif Presiden Donald Trump pada tanggal 2 April .

Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan pada hari Minggu bahwa perundingan perdagangan yang berlangsung di Jenewa selama akhir pekan adalah poduktif.

Ia mengatakan pembicaraan tersebut menghasilkan banyak sekali produktivitas dan bahwa ia akan memberikan rincian lebih lanjut dalam pengarahan lengkap pada Senin pagi.

Bessent juga mengatakan bahwa dia dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer sama-sama berbicara dengan Presiden Donald Trump pada Sabtu malam dan mendapat informasi lengkap tentang diskusi tersebut.

Greer mengatakan dalam sambutannya pada hari Minggu bahwa para pejabat mencapai semacam kesepakatan, tetapi tidak memberikan rincian apa pun. Ia memuji diskusi tersebut sebagai sangat konstruktif.

"Penting untuk memahami seberapa cepat kami mampu mencapai kesepakatan, yang mencerminkan bahwa mungkin perbedaannya tidak sebesar yang diperkirakan," kata Greer.

"Kami yakin bahwa kesepakatan yang kami buat dengan mitra China kami akan membantu kami berupaya menyelesaikan keadaan darurat nasional tersebut," tambahnya.

Kemajuan Substansial

Kemajuan Substansial

Pejabat Tiongkok yang berpartisipasi dalam pertemuan tersebut juga berbicara positif. Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok He Lifeng mengatakan pertemuan tersebut mencapai kemajuan substansial dan mencapai konsensus penting.

"Kedua pihak sepakat untuk membentuk mekanisme konsultasi mengenai masalah perdagangan dan ekonomi," kata Lifeng.

Perwakilan Perdagangan Internasional China Li Chenggang mengisyaratkan bahwa sebuah pernyataan akan segera dikeluarkan dengan rincian lebih lanjut tentang negosiasi tersebut, tetapi tidak mengatakan kapan pernyataan itu akan dirilis.

"Seperti yang biasa kami katakan di Tiongkok, jika masakannya lezat, maka waktu bukanlah masalah. Saya pikir kapan pun pernyataan ini dirilis, itu akan menjadi berita besar. Berita baik bagi dunia,' tutup dia.

Amerika Serikat dan China Mulai Berunding Soal Tarif di Swiss

Amerika Serikat dan China Mulai Berunding Soal Tarif di Swiss

Sebelumnya, pembicaraan soal tarif dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China telah dimulai di Jenewa, Swiss. Ini sebuah tanda awal dari meredanya perang dagang yang dipicu oleh tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump.

Hal itu dilaporkan media pemerintah China, Sabtu (10/5/2025), seperti dikutip dari CNN.

Wakil Perdana Menteri He Lifeng akan memimpin pembicaraan yang menjadi perwakilan China. Sedangkan Menteri Keuangan AS Scott Bessent akan menjadi kepala perwakilan AS, demikian disampaikan dalam laporan CCTV.

Bessent mendesak publik awal pekan ini untuk tidak mengharapkan kesepakatan perdagangan besar dari pertemuan tersebut. Namun, ia mengakui hal tersebut adalah langkah penting dalam negosiasi.

AS telah mengenakan tarif minimum 145% pada sebagian besar impor China. China pun menanggapi dengan tarif 125% pada sebagian besar impor AS. Akibatnya, perdagangan antara kedua belah pihak turun tajam, menurut ahli logistik.

Bahkan mengurangi tarif tersebut hingga setengahnya mungkin masih belum cukup untuk mengubah tingkat perdagangan secara signifikan. Para ekonom mengatakan 50% adalah ambang batas yang menentukan untuk kembalinya bisnis yang agak normal antara kedua negara.

Pada Jumat, beberapa jam setelah Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer berangkat ke Swiss, Trump melontarkan kemungkinan pemotongan tarif atas barang-barang China hingga 80% sambil menuntut China "membuka pasarnya bagi AS."

"Tarif 80% untuk China tampaknya tepat! Terserah Scott B," kata Trump dalam sebuah posting Truth Social.

Inflasi Berpotensi Naik

Inflasi Berpotensi Naik

Kombinasi dari berkurangnya jumlah barang yang tiba di AS dan meningkatnya biaya impor yang benar-benar tiba telah mulai menaikkan harga bagi warga Amerika Serikat. Analis Goldman Sachs mengatakan pada Kamis bahwa ukuran utama inflasi secara efektif akan berlipat ganda menjadi 4% pada akhir tahun karena perang dagang Trump.

Selain itu, seiring kapal-kapal yang membawa barang dengan tarif 145% yang sekarang mulai berlabuh, kesepakatan dagang tidak akan langsung menurunkan harga.

Warga Amerika Serikat bergantung pada berbagai macam barang China tidak menunjukkan seberapa luas ketergantungan mereka terhadap barang-barang tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Alas kaki, pakaian, peralatan, microchip, perlengkapan bayi, mainan, peralatan olahraga, suku cadang mesin kantor, dan masih banyak lagi semuanya mengalir ke AS dari China dalam jumlah yang sangat besar.

Namun, kini impor tersebut menurun. Menurut National Retail Federation, impor ke Amerika Serikat selama paruh kedua 2025 diperkirakan turun setidaknya 20% dari tahun ke tahun. Penurunan dari China akan lebih tajam lagi. Bank investasi JPMorgan memperkirakan penurunan impor dari sana sebesar 75% hingga 80%.

Sumber : Liputan6.com