Puan ke Wanita Indonesia: Jangan Takut Bermimpi Besar Seperti Kartini
30 April 2025, 13:55 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5176042/original/033022100_1743059010-newsCover_2025_3_26_1742979825703-v6w3s.jpeg)
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani meminta wanita di Indonesia untuk meneruskan perjuangan Kartini. Menurutnya, wanita penting untuk memiliki mimpi besar, keberanian untuk bersuara, serta aktif membangun bangsa.
"Kadang-kadang kita mau membuktikan, tetapi tidak diberi kesempatannya. Wanita harus saling mendukung untuk sama-sama maju," ujarnya.
Puan menyebut, wanita masa kini punya akses pendidikan yang sama dengan laki-laki, bahkan banyak yang berhasil menempuh pendidikan tinggi. Ia mendorong para wanita untuk tidak takut bermimpi besar seperti Kartini.
"Jangan takut bermimpi besar seperti yang dilakukan Kartini, dan kejarlah mimpi-mimpi tersebut," sebutnya.
Puan juga menilai, wanita terus tumbuh dalam berbagai peran strategis, mulai dari legislator, aktivis, pendidik, tenaga kesehatan, pengusaha UMKM, hingga ibu rumah tangga yang menanamkan nilai kesetaraan pada anak.
"Kita sudah melihat perempuan bisa memimpin bangsa ini, seperti Ibu Megawati Soekarnoputri. Itu bukti bahwa perempuan Indonesia mampu berada di posisi strategis meskipun jalan yang harus dilalui tidak mudah," ujarnya.
Di sisi lain, Puan menyoroti bahwa pemikiran Kartini masih relevan, terutama di tengah tantangan yang dihadapi perempuan saat ini, mulai dari kekerasan, diskriminasi di dunia kerja, hingga stereotip sosial.
"Perempuan harus diberi ruang aman, bukan hanya fisik, tapi juga psikis dan sosial. Sering kali justru orang terdekat yang menciptakan situasi yang membahayakan perempuan," ujarnya.
"Maka kita harus saling menjaga, saling menguatkan, dan yang terpenting: berani bersuara," jelas Puan.
Advertisement
Tak Takut Melapor
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5177317/original/078241500_1743159437-Puan_Maharani_2.jpeg)
Berdasarkan data Komnas Perempuan, tercatat 459.094 kasus kekerasan terhadap wanita dalam satu tahun terakhir. Puan menilai angka ini menunjukkan perlindungan terhadap wanita masih lemah dan budaya patriarki masih mengakar kuat.
"Ini bukan sekadar angka, tetapi jeritan yang menunjukkan bahwa sistem perlindungan kita masih lemah," ucap Puan.
Puan mengajak semua wanita untuk tidak takut melapor jika mengalami kekerasan atau pelecehan. Ia menekankan pentingnya negara hadir untuk melindungi dan memberikan keadilan bagi wanita.
"Kesejahteraan perempuan adalah indikator utama kemajuan sebuah bangsa. Dan keadilan bagi wanita bukanlah hadiah, melainkan hak konstitusional yang wajib dijamin oleh negara," ujarnya.
Puan juga mengingatkan, emansipasi harus dimaknai sebagai perjuangan kolektif antara wanita dan laki-laki demi memperkuat bangsa. Puan berharap wanita diberi ruang, kesempatan, dan peluang yang adil dalam berbagai lini kehidupan.
"Wanita Indonesia harus bisa menjadi penggerak pembangunan, bukan hanya pelengkap. Dalam konteks pembangunan, perempuan harus menjadi prioritas," ucapnya.
Kepada generasi muda perempuan, Puan berpesan agar tetap percaya diri dalam mengejar cita-cita tanpa melupakan kodrat.
"Jadilah perempuan yang tidak lupa menjadi dirinya, jangan tercerabut dari akar ke-Indonesia-an. Kita boleh kuat, kita boleh hebat, tapi jangan sampai melupakan nilai-nilai kita sebagai perempuan," ujar Puan.
(*)
Advertisement