Jurus Pemerintah Indonesia Hadapi Tarif Impor Trump, Tingkatkan Impor LPG hingga Mudahkan Perizinan
18 April 2025, 12:00 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5182860/original/014679300_1744108826-Screenshot_20250408_154133_YouTube.jpg)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Indonesia memutuskan untuk meningkatkan pembelian komoditas energi dari Amerika Serikat (AS). Indonesia akan meningkatkan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG), crude oil (minyak mentah), serta gasolin.
Menurut Menko Airlangga, langkah ini dinilai penting untuk menjaga ketahanan energi nasional sekaligus memperkuat hubungan dagang antar kedua negara.
"Dari pembahasan tadi ada beberapa hal yang diusulkan oleh Indonesia, sebagian sudah disampaikan di dalam surat resmi bahwa Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat antara lain LPG, kemudian juga crude oil, dan gasolin," kata Menko Airlangga dalam konferensi pers perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia - AS, secara virtual, Jumat (18/4/2025).
Selain sektor energi, Indonesia juga menunjukkan komitmen untuk terus mengimpor produk-produk agrikultur dari Amerika, seperti gandum, kedelai (soya bean), serta pakan ternak berbasis kedelai (soya bean meal).
"Juga Indonesia berencana untuk terus memberi produk agrikultur antara lain gandum, soya bean, soya bean meal dan juga Indonesia akan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika," katanya.
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia juga tengah berupaya memberikan kemudahan bagi perusahaan-perusahaan asal AS yang telah dan akan beroperasi di Indonesia. Fasilitasi ini mencakup aspek perizinan dan insentif yang bertujuan menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif.
"Kemudian, Indonesia juga memfasilitasi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang selama ini beroperasi di Indonesia, dan tentunya ada hal-hal yang terkait dengan perizinan dan insentif yang dapat diberikan," ujarnya.
Advertisement
RI Tawarkan Kerjasama di Sektor Mineral Strategis ke AS
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5191155/original/071604700_1744940055-IMG-20250418-WA0001.jpg)
Tidak hanya itu, Indonesia juga menawarkan kerja sama dalam sektor critical mineral atau mineral strategis yang menjadi perhatian global, terutama dalam transisi energi hijau.
Pemerintah berupaya menyederhanakan prosedur impor untuk produk-produk Amerika Serikat, termasuk produk hortikultura, demi memperlancar arus barang dan investasi.
"Indonesia juga menawarkan kerjasama terkait dengan mineral strategis atau critical mineral dan juga terkait dengan mempermudah terkait dengan prosedur daripada impor untuk produk-produk termasuk produk holtikultura dari Amerika," ungkapnya.
Dari sisi investasi, Indonesia menekankan pentingnya pendekatan business to business (B2B) dalam menjalin kerja sama antar perusahaan, sebagai bentuk kerja sama ekonomi yang lebih dinamis dan berkelanjutan.
"Kemudian seperti dalam kerjasama antar negara di sektor investasi Indonesia mendorong agar investasi dilakukan secara business to business," ujar Airlangga.
Advertisement
RI Dorong Kolaborasi di Sektor Pendidikan dengan AS
Selain itu, kata Airlangga, tak kalah pentingnya penguatan kerja sama di bidang pengembangan sumber daya manusia dengan Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia mendorong kolaborasi di sektor pendidikan dan pelatihan, khususnya pada bidang sains, teknologi, teknik, matematika (STEM), serta ekonomi digital.
"Indonesia juga mendorong pentingnya perkuatan kerjasama di sektor pengembangan sumber daya manusia," ujarnya.
Selain itu, isu mengenai jasa keuangan (financial services) juga turut dibahas, dengan fokus pada skema yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
"Tentu Indonesia juga mengangkat terkait dengan financial services yang lebih cenderung untuk menguntungkan negara Amerika Serikat," pungkasnya.