Libur Panjang Paskah 2025 di MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Serunya Buat Kerajinan Gerabah untuk Jadi Oleh-Oleh

19 April 2025, 07:00 WIB
Libur Panjang Paskah 2025 di MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Serunya Buat Kerajinan Gerabah untuk Jadi Oleh-Oleh

Bila memutuskan menghabiskan libur panjang Paskah 2025 di Yogyakarta, jangan sampai Anda melewatkan satu tempat menarik. Lokasi yang dimaksud adalah MuseumKu Gerabah, yang pesonanya melampaui semata bangunan estetis untuk latar foto.

Marketing MuseumKu Gerabah TimbulRaharjo, M.S. Hadi Arsa, menyebut tempatwisata di Yogyakarta ini sebagai museum unik berkonsep galeri seni, kelas seni, dan restoran yang berpadu di satu tempat. "Tempat ini didirikan seniman, sekaligus akademisi Prof. Timbul Raharjo, dan sudah buka sejak 2023," katanya melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 17 April 2025.

Interaktif dan edufunjadi dua kata kunci aktivitas yang bisa dinikmati di sini. Selin mengetahui sejarah Desa Wisata Kasongan, yang merupakan lokasi museum tersebut, para pengunjung akan mendapat perspektif baru tentang seni gerabah.

Tidak hanya dalam teori, namun juga praktik, karena mereka membuka workshoppembuatan gerabah yang bisa dinikmati pengunjung seluruh usia. "Ini adalah spirit kami agar seni gerabah warisan nenek moyang terus dapat dilestarikan, bahkan dikembangkan," sebut Arsa.

Kelas pembuatan gerabah, kata dia, jadi aktivitas favorit pengujung di sini. Bila tidak ingin membuat dari awal, pengunjung bisa memilih melukis gerabah yang hasilnya tentu boleh dibawa pulang sebagai oleh-oleh, selain bisa juga jadi hadiah untuk orang spesial.

"Jika hanya ingin masuk museum, pengunjung dapat membeli makanan atau minuman di restoran kami senilai minimal Rp25 ribu. Sementara itu, kelas pembuatan gerabah dihargai mulai dari Rp100 ribu," ujar dia.

Cara Ikut Kelas Pembuatan dan Pelukisan Gerabah

Cara Ikut Kelas Pembuatan dan Pelukisan Gerabah

Kelas membuat dan melukis gerabah, kata Arsa, belum punya jadwal dan kuota pasti per harinya. Maka itu, pihaknya tidak mewajibkan reservasi sebelumnya. "Bisa (minta ke staf untuk ikut kelas membuat dan melukis gerabah) saat datang. Semua pembayaran juga akan dilakukan di lokasi," sebut dia.

Mengantisipasi penunjung yang lebih ramai saat libur panjang Paskah 2025, Arsa berkata, pihaknya telah menambah stok bahan tanah liat, gerabah yang digunakan peserta pelatihan gerabah, serta penyesuaian jumlah bahan makanan dan minuman untuk restoran.

Sup djanda, iga krengsengan, ayam bakar blondo, dan dori sambal kecombrang disebutkannya sebagai menu favorit di restoran di MuseumKu Gerabah. "Kami memprediksi kenaikan pengunjung satu hingga dua kali di long weekend ini daripada akhir pekan biasa," ujar Arsa.

Ia menambahkan, "Kami punya bangunan yang unik, dan tahun ini, kami ingin memenuhi kebutuhan publik secara lebih lengkap, termasuk melalui pesta pernikahan. Kami punya fasilitas venue wedding dengan experience interior dan eksterior khas MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo. Pada 19 April (2025), ada tamu yang memesan venue pernikahan ini."

Surganya Kerajinan Gerabah

Surganya Kerajinan Gerabah

Lokasi MuseumKu Gerabah di Desa Wisata Kasongan, Bantul, Yogyakarta, memang sudah dikenal sebagai surganya kerajinan gerabah. Gerabah Kasongan merupakan warisan budaya yang dilestarikan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) dan jadi ikon Kabupaten Bantul.

Selain tanah liat, Kasongan juga dikenal melalui kerajinan keramik. Sejarah gerabah di Kasongan, melansir laman Kementerian Hukum, Jumat, 18 Apriil 2025, dimulai sejak era kolonial Belanda, yakni sekitar tahun 1800 oleh Kyai Guru Abdul Raup yang merupakan Ulama Ageng Pesantren Kasongan, sekaligus prajurit Pangeran Diponegoro.

Ia mengembangkan wilayah Kasongan yang tandus jadi daerah para Kudhi, sebutan perajin, yang membuat benda pecah belah dari bahan tanah liat dengan pembakaran suhu rendah yang menghasilkan produk yang disebut gerabah. Saat ini, gerabah merupakan komoditas unggulan dari daerah Kasongan karena diusahakan oleh hampir 80 persen masyarakat setempat.

Ciri khas gerabah Kasongan, yaitu adanya penggunaan teknik tempel yang ada pada proses produksi dan sudah dilakukan secara turun menurun dengan keahlian tingkat tinggi. Didukung dengan unsur bahan baku berupa tanah lempung yang menjadi bahan dasar gerabah dengan ciri warna teracota.

Pesona Gerabah Kasongan

Pesona Gerabah Kasongan

Tahun lalu, tim pemeriksa ahli Indikasi Geografis (IG) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) melakukan pemeriksaan tahapan proses pembuatan kerajinan gerabah di Kasongan. Pihaknya melaporkan bahwa pengidentifikasian tanah liat masih dilakukan secara manual oleh perajin bahan baku di sana.

"Kemampuan ini menuntut pengetahuan akan jenis-jenis tanah sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan gerabah Kasongan," catat pihaknya. Menurut Tim Ahli IG, Gunawan, proses pembuatan gerabah juga tentunya menuntut keterampilan perajin.

"Teknik putar, teknik lelet, dan teknik cetak yang digunakan untuk membentuk badan gerabah yang dikombinasikan dengan teknik kerawang, teknik gores dan teknik tempel menghasilkan karya gerabah yang unik dan khas dari Kasongan Bantul," terangnya.

Produk ini banyak diminati bahkan oleh konsumen dari luar negeri, karena memiliki karakteristik yang unggul dan spesifik dibanding kerajinan gerabah di daerah lain. Pihaknya juga mencatat bahwa reputasi dan penjualan kerajinan Gerabah Kasongan sudah mencapai pasar internasional.

<p>Infografis Warisan Budaya TakBenda UNESCO dari Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)</p>
Sumber : Liputan6.com