Mudik Itu Ada Dua Macam, Mau Tahu? Simak Penjelasan UAH

29 March 2025, 18:30 WIB
Mudik Itu Ada Dua Macam, Mau Tahu? Simak Penjelasan UAH

Pekerja di luar kampungnya biasanya menunggu momen seperti saat ini untuk pulang kampung, mudik. Ini merupakan tradisi tahunan, dan Indonesia menjadi pemiliki tradisi unik ini.

Orang-orang pemilik rindu berat ini kini tak sednirian, pemerintah banyak yang membantu mereka-mereka untuk melepas rindu kepada kampung halamannya dan seisinya. Banyak program mudik atau balik yang difasilitasi pemerintah, atau fasilitas mudik gratis.

Jika dihitung berapa juta orang yang mudik, bisa dilihat betapa kemacetan erhadi di jalan jalan yang selalu enjadi sorotan media.

Mungkin sebagian menganggap sebagai fenomena sosial saja, sebenarnya tidak, Islam sebagai agama rahmatan lil alamin memandang mudik itu ada dua. Ulama muda berkharisma Ustadz Adi Hidayat (UAH) dengan tegas mudik itu ada dua macam.

Mudik tidak hanya berbicara tentang perjalanan duniawi semata, tetapi juga mengingatkan manusia akan mudik yang sejati.

Mudik dunia adalah kepulangan ke kampung halaman yang sudah dikenal, sementara mudik akhirat adalah kepulangan ke tempat yang hakiki, yaitu akhirat. Dua-duanya butuh persiapan yang matang agar perjalanan bisa sampai tujuan dengan selamat.

UAH Temukan Keunikan Mudik

UAH Temukan Keunikan Mudik

Dalam salah satu kajiannya UAH menyampaikan bahwa fitrah pada mudik itu selalu melekat pada dua sisi, yaitu persiapan dari yang akan pulang dan persiapan dari yang akan menerima kepulangan di tempat tujuan.

UAH menjelaskan hal itu dalam tayangan video yang dikutip dari kanal YouTube @aydanrabannichannel. Kajian ini membedah secara mendalam bagaimana Islam memandang mudik dunia dan mudik akhirat.

Menurut UAH, keunikan dari mudik adalah adanya dua pihak yang sama-sama mempersiapkan. Pihak yang pulang mempersiapkan bekal, sedangkan pihak yang dituju menyiapkan penyambutan.

"Fitrah pada mudik itu melekat persiapan-persiapan di dua sisi, persiapan yang akan pulang dan persiapan yang akan dikunjungi di tempat pulang," ujar UAH menjelaskan.

UAH lalu menambahkan bahwa yang paling unik dari mudik adalah saat seseorang merasa belum siap pulang karena kurangnya bekal. Hal ini kerap ditemukan dalam realitas kehidupan sehari-hari.

"Kami pernah tanyakan pada seorang, kenapa dengan mudik? Kenapa tidak jadi pulang? Katanya, 'Ustadz, enggak ada bekal, takut pulang'," ungkap UAH menirukan pengakuan seseorang yang ragu untuk mudik dunia karena minimnya persiapan.

Fenomena itu menggambarkan betapa orang yang tidak memiliki bekal akan merasa takut atau bahkan enggan untuk pulang. Namun sebaliknya, bagi yang siap, justru akan antusias menanti saat-saat mudik tiba.

"Yang punya kesempatan, yang punya bekal, kemudian dengan bangganya menghubungi ke tempat yang akan dituju, dia katakan, 'Aku akan pulang'," terang UAH.

Menurut UAH, kondisi seperti ini adalah gambaran dari mudik dunia. Orang yang siap dengan bekalnya akan pulang dengan suka cita, sementara yang tidak siap cenderung merasa takut dan cemas.

Inilah Mudik yang Seharusnya Lebih Dipersiapkan!

Inilah Mudik yang Seharusnya Lebih Dipersiapkan!

Sayangnya, kata UAH, persoalan yang lebih besar terletak pada mudik yang kedua, yaitu mudik menuju akhirat. Mudik ini sifatnya abadi, tidak ada kata kembali ke dunia, dan tidak sedikit orang yang lupa mempersiapkan bekalnya.

"Dan uniknya, ini yang paling unik, ada mudik yang kedua, dan mudik ini sifatnya abadi," tegas UAH mengingatkan bahwa mudik akhirat adalah perjalanan yang pasti akan ditempuh oleh setiap manusia.

UAH menyayangkan banyak orang yang hanya fokus mempersiapkan mudik dunia, padahal belum tentu akan sempat melaksanakan mudik tersebut. Sebab, bisa saja Allah memanggilnya lebih dahulu untuk mudik ke akhirat.

"Tidak sedikit orang yang berharap mudik sampai ke tempat dunia, ternyata dia lebih pulang duluan ke tempat akhiratnya," ujar UAH, memperingatkan umat agar tidak lalai.

Celakanya, kata UAH, banyak orang yang mempersiapkan mudik dunia dengan maksimal, tapi mengabaikan bekal untuk mudik akhirat yang lebih utama dan pasti akan ditemui.

"Ini yang paling bahaya, dia menyiapkan bekal dunianya dengan maksimal saat akan mudik dunia, tapi dia tidak menduga bahwa bekal persiapan ke akhiratnya tidak disiapkan dengan baik," tutur UAH.

UAH menggambarkan betapa sedihnya jika seseorang begitu sibuk mempersiapkan perjalanannya ke kampung halaman dunia, namun lupa bahwa mudik ke akhirat bisa datang lebih cepat dari rencana.

Yang lebih memilukan lagi, ketika mudik ke akhirat ternyata lebih cepat dibandingkan dengan mudik dunia yang sudah direncanakan dengan matang, tetapi tanpa bekal yang cukup untuk akhirat.

UAH menegaskan bahwa mudik ke akhirat bukanlah sesuatu yang bisa dihindari. Setiap manusia pasti akan menempuhnya, hanya saja waktunya yang menjadi rahasia Allah.

"Maka dari itu, siapkanlah bekal mudik dunia, tapi jangan lupa yang paling utama adalah bekal mudik ke akhirat," tandasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Simak Video Pilihan Ini:

Sumber : Liputan6.com