Apa Itu Male Gaze? Pandangan Maskulinitas yang Bisa Rugikan Perempuan

20 March 2025, 21:27 WIB
Apa Itu Male Gaze? Pandangan Maskulinitas yang Bisa Rugikan Perempuan

Pernahkah kamu merasa risih dengan cara perempuan digambarkan di media? Seringkali, perempuan hanya ditampilkan sebagai objek seksual, dinilai dari penampilan fisiknya, dan peran mereka dalam cerita kurang penting. Ini adalah contoh dari male gaze, sebuah konsep yang menjelaskan bagaimana perempuan dan dunia dilihat dari perspektif laki-laki heteroseksual.

Dalam male gaze, perempuan diposisikan sebagai objek untuk kepuasan laki-laki. Perasaan, pikiran, dan hasrat seksual perempuan sendiri dikesampingkan. Mereka "dibingkai" untuk memuaskan hasrat laki-laki, bukan sebagai individu dengan kompleksitas dan kedalaman emosinya sendiri. Akibatnya, perempuan seringkali digambarkan sebagai pasif, lemah, dan hanya ada untuk memuaskan laki-laki, memperkuat dominasi patriarki dalam berbagai media.

Dampak male gaze sangat luas, mulai dari penguatan objektifikasi seksual perempuan, normalisasi pandangan seksis, hingga memperkuat ketidaksetaraan gender. Meskipun sudah hampir 50 tahun sejak konsep ini diperkenalkan, male gaze masih sering kita temui dalam film-film modern, iklan, dan bahkan media sosial. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu male gaze agar kita bisa lebih kritis dalam melihat dan mengonsumsi media.

Berikut pengertian male gaze, asal usul, efek, contoh, dan cara menghadapinya, dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (20/3/2025).

Apa Itu Male Gaze?

Apa Itu Male Gaze?

Male gaze adalah cara pandang yang menempatkan perempuan sebagai objek seksual untuk kepuasan laki-laki heteroseksual. Ini bukan hanya tentang bagaimana perempuan digambarkan, tetapi juga bagaimana pandangan ini memengaruhi cara perempuan memandang diri mereka sendiri dan tempat mereka di dunia. Dalam male gaze, perempuan seringkali digambarkan sebagai pasif, lemah, dan hanya ada untuk memuaskan laki-laki. Cerita dan kepribadian mereka seringkali diabaikan demi penampilan fisik mereka.

Konsep ini tidak hanya terbatas pada film atau seni visual. Male gaze juga bisa ditemukan dalam iklan, majalah, dan bahkan interaksi sehari-hari. Contohnya, iklan yang menampilkan perempuan dengan pakaian minim untuk menjual produk tertentu, atau komentar-komentar yang merendahkan perempuan berdasarkan penampilannya. Male gaze memperkuat stereotip gender dan objektifikasi seksual perempuan, yang pada akhirnya berkontribusi pada ketidaksetaraan gender.

Memahami male gaze penting untuk melawannya. Dengan menyadari bagaimana konsep ini bekerja, kita dapat lebih kritis dalam mengonsumsi media dan membangun kesadaran akan ketidaksetaraan gender. Kita perlu mendorong representasi yang lebih berimbang dan inklusif dalam media, yang memperlakukan perempuan sebagai individu yang utuh dan kompleks, bukan hanya objek seksual.

Asal Usul Istilah Male Gaze

Asal Usul Istilah Male Gaze

Istilah "male gaze" pertama kali dipopulerkan oleh Laura Mulvey, seorang teoretikus film feminis Inggris, dalam esainya yang berjudul "Visual Pleasure and Narrative Cinema" pada tahun 1975. Dalam esainya, Mulvey menganalisis bagaimana film-film Hollywood pada umumnya mencerminkan hasrat dan fantasi laki-laki heteroseksual, dengan perempuan seringkali ditempatkan sebagai objek visual yang diinginkan.

Mulvey berargumen bahwa cara pandang laki-laki dalam film memperkuat dominasi patriarki dalam industri perfilman. Ia menjelaskan bagaimana penggunaan sudut kamera, pencahayaan, dan penyuntingan seringkali digunakan untuk mengobjektifikasi perempuan dan menempatkan mereka sebagai objek seksual. Konsep male gaze ini kemudian meluas dan diterapkan pada berbagai media lain, termasuk iklan, majalah, dan media sosial.

Sejarah Male Gaze

Sejarah Male Gaze

Sejak diperkenalkan oleh Laura Mulvey pada tahun 1975, konsep male gaze telah menjadi topik diskusi yang penting dalam studi gender dan media. Awalnya difokuskan pada analisis film, konsep ini kemudian berkembang dan diterapkan pada berbagai bentuk media dan aspek kehidupan sosial.

Male gaze tidak hanya menggambarkan bagaimana perempuan digambarkan dalam media, tetapi juga bagaimana pandangan ini memengaruhi cara perempuan memandang diri mereka sendiri dan bagaimana mereka diperlakukan dalam masyarakat.

Penggunaan konsep male gaze telah membantu dalam mengidentifikasi dan mengkritik representasi perempuan yang merugikan dalam berbagai media. Konsep ini juga telah mendorong munculnya gerakan-gerakan yang memperjuangkan representasi perempuan yang lebih berimbang dan inklusif. Meskipun masih ada tantangan, kesadaran akan male gaze telah berkontribusi pada perubahan positif dalam cara perempuan digambarkan dan diperlakukan dalam masyarakat.

Contoh Male Gaze

Contoh Male Gaze

Berikut beberapa contoh male gaze dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Iklan yang menampilkan perempuan dengan pakaian minim untuk menjual produk.
  2. Film atau serial televisi yang fokus pada penampilan fisik perempuan dan mengabaikan kepribadian atau cerita mereka.
  3. Foto-foto di media sosial yang menampilkan perempuan dengan pose yang dianggap seksi atau menggoda.
  4. Komentar-komentar yang merendahkan perempuan berdasarkan penampilannya.
  5. Majalah atau tabloid yang menampilkan perempuan dengan cara yang hiperseksual.

Efek Male Gaze

Efek Male Gaze

Male gaze memiliki beberapa efek negatif bagi perempuan, antara lain:

  1. Objektifikasi seksual: Perempuan dilihat sebagai objek seksual, bukan sebagai individu yang utuh.
  2. Penurunan harga diri: Perempuan merasa tidak berharga dan tidak percaya diri karena selalu dibandingkan dengan standar kecantikan yang tidak realistis.
  3. Internalisasi pandangan seksis: Perempuan mulai mempercayai dan menerima pandangan seksis tentang diri mereka sendiri dan perempuan lain.
  4. Masalah kesehatan mental: Objektifikasi dan pandangan seksis yang terus-menerus dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan.
  5. Perilaku seksis: Male gaze dapat memicu perilaku seksis dari laki-laki, seperti pelecehan seksual dan kekerasan.

Cara Menghadapi Male Gaze

Cara Menghadapi Male Gaze

Berikut beberapa cara untuk menghadapi male gaze:

  1. Sadari dan kenali male gaze dalam media yang kamu konsumsi.
  2. Kritisi representasi perempuan yang merugikan dalam media.
  3. Dukung media dan seniman yang menampilkan perempuan dengan cara yang positif dan berimbang.
  4. Bangun rasa percaya diri dan harga diri.
  5. Berbicara dan melawan pandangan seksis.
Sumber : Liputan6.com