Green Ramadan Muhammadiyah: Menjaga Hutan, Mensejahterakan Umat

10 March 2025, 18:05 WIB
Green Ramadan Muhammadiyah: Menjaga Hutan, Mensejahterakan Umat

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan masyarakat sejalan dengan upaya pelestarian hutan. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Pengajian Green Ramadan yang digelar Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah.

Pengajian dengan tema khusus ini bertajuk "Muhammadiyah dan Perhutanan Sosial: Harmoni Alam dan Kesejahteraan Umat" dan digelar secara virtual pada Sabtu (8/3/2025). Hadir sebagai pembicara seperti Anwar Abbas, Syafda Roswandi, Nur Hasan Muritiaji, dan Azrul Tanjung.

"Hutan yang lestari harus diimbangi dengan kehidupan masyarakat yang sejahtera, bukan hanya salah satunya," kata Anwar Abbas, dikutip dari laman Muhammadiyah.or.id.

Ia juga mengkritik dominasi pengusaha besar dalam pengelolaan sumber daya alam oleh pemerintah, sambil menyerukan keterlibatan masyarakat lokal yang bergantung pada hutan untuk kehidupan mereka.

Syafda Roswandi dari Kementerian Kehutanan RI mengungkapkan target perhutanan sosial kini meningkat menjadi 15,5 juta hektar dari sebelumnya 12,7 juta hektar. Ia menilai Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor dalam mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

"Peran organisasi seperti Muhammadiyah sangat krusial dalam mewujudkan perhutanan sosial yang inklusif," ungkapnya.

Sementara itu, Nur Hasan Muritiaji dari Republika memperkenalkan konsep Hutan Wakaf sebagai solusi filantropi Islam untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mengatasi perubahan iklim. "Hutan Wakaf memastikan lahan tetap terjaga dan tidak beralih fungsi, sekaligus menjadi edukasi bagi publik," tuturnya.

Republika berkomitmen untuk terus mengkampanyekan isu ini guna membangun kesadaran masyarakat.

Azrul Tanjung, Ketua MLH PP Muhammadiyah, mengusulkan kerja sama jangka panjang dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) untuk mendukung ekonomi masyarakat sekitar hutan. Ia mencontohkan budidaya kopi sebagai peluang bisnis yang bisa dikembangkan di kawasan perhutanan sosial.

"Kopi bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi komunitas Muhammadiyah, sekaligus mendukung pelestarian hutan," paparnya.

Acara ini juga menyoroti perlunya Muhammadiyah mengakses lahan dari Kementerian Kehutanan untuk memperluas program perhutanan sosial, terutama di Pulau Jawa. Dengan semangat amar ma'ruf nahi munkar, Muhammadiyah didorong untuk memastikan kebijakan perhutanan sosial tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar membawa dampak positif bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat.

Pengajian ini menjadi bukti komitmen Muhammadiyah dalam mengawal isu lingkungan hidup dan kesejahteraan umat, sekaligus memperkuat perannya sebagai agen perubahan dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan.

Sumber : Liputan6.com