3 Cara untuk Danantara Saingi Temasek hingga Khazanah

24 February 2025, 10:05 WIB
3 Cara untuk Danantara Saingi Temasek hingga Khazanah

Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin, 24 Februari 2025.

Prabowo mengatakan, Danantara akan mengelola aset lebih dari USD 900 miliar atau sekitar Rp 14.615 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah 16.238) dalam pengelolaan (AUM).

Prabowo ingin kehadiran Danantara dapat menyaingi lembaga serupa milik Singapura yang dinamai Temasek hingga Khazanah milik Malaysia. Lalu bagaimana cara menjadikan Danantara dapat bersaing dengan Temasek hingga Khazanah?

Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menuturkan, terdapat sejumlah cara yang harus ditempuh pemerintah agar lembaga investasi Danantara dapat menyaingi Temasek hingga Khazanah.

Pertama, Danantara harus mengadopsi konsep Business Judgement Rule (BJR) atau prinsip hukum yang melindungi direksi perusahaan dari tuntutan pertanggungjawaban atas keputusan yang merugikan perusahaan. Dia menilai, konsep bisnis ini lumrah diterapkan di lembaga investasi dunia.

"Penerapan prinsip Business Judgement Rule dan menjadikan kerugian BUMN bukan kerugian negara akan memberikan fleksibilitas berinovasi dan " a level playing field" kepada Danantara/BUMN untuk menjadi Temasek, GIC, atau Khazanah versi Indonesia," kata dia kepada Merdeka.com di Jakarta, Senin (24/2/2025).

Kedua, pemerintah harus memastikan pengelolaan Danantara bebas dari potensi korupsi yang masih marak di Indonesia dengan membangun tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan investor agar mau berinvestasi di Indonesia.

"Membangun GCG terbaik adalah satu-satunya jalan untuk mengantisipasi ekosistem berusaha yang sangat buruk dan menghindari perilaku abusive tersebut. Mekanisme GCG eksternal dan internal harus dimaksimalkan," ujar dia.

Diisi Sosok Kalangan Profesional

Diisi Sosok Kalangan Profesional

Ketiga, harus diisi oleh sosok kalangan profesional. Samirin menekankan kehadiran figur dari kalangan profesional menjadi salah satu penilaian investor untuk berinvestasi di Danantara.

"Merit system wajib diterapkan dalam memilih sosok terbaik untuk menjalankan organisasi. Manfaatkan Indonesia yang luas yang penuh dengan sosok kredibel, profesional, dan berintegritas, sebagai sumber kader. Jika perlu, rekrut expat terbaik untuk ikut memajukan Danantara," ujar dia.

Samirin menegaskan, pengelolaan Danantara harus dilakukan secara profesional dan jauh dari kepentingan politik. Dia mengingatkan, saat ini masyarakat menaruh harapan besar terhadap kesuksesan kinerja perusahaan negara yang tergabung dalam ekosistem Danantara.

"BUMN-BUMN adalah telur-telur emas yang kepadanya masa depan rakyat digantungkan. Pemerintah telah memutuskan untuk menempatkan telur tersebut dalam satu keranjang bernama Danantara. Keranjang ini perlu kita jaga bersama, jika ia jebol dan tumpah maka jebol dan tumpah pula nasib 287 juta rakyat Indonesia," kata dia.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Pengelolaan Aset

Danantara akan mengelola aset perusahaan BUMN senilai USD 900 miliar atau sekitar Rp 14.724 triliun. Hal ini dinilai dapat memancing aliran modal asing, salah satunya melalui foreign direct investment (FDI).

Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Erick Thohir kepada Prabowo, total dividen BUMN untuk tahun ini mencapai Rp 300 triliun. Sementara itu, sisa dana sebesar Rp 200 triliun akan dimanfaatkan oleh Prabowo untuk investasi melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Dengan Asset Under Management (AUM) sekitar USD 900 miliar, Danantara akan menjadi sovereign wealth fund (SWF) terbesar ketujuh di dunia.

<p>Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)</p>
Sumber : Liputan6.com