Diluncurkan Besok, Danantara jadi Instrumen Indonesia Naikkan Daya Saing Ekonomi

23 February 2025, 15:30 WIB
Diluncurkan Besok, Danantara jadi Instrumen Indonesia Naikkan Daya Saing Ekonomi

Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara atau biasa disebut Danantara rencananya akan diluncurkan Presiden Prabowo Subianto besok, Senin 24 Februari 2025.

UBS Global Research mengungkap optimisme terhadap Danantara yang diinisiasi Prabowo, yang dinilai berpotensi menjadi instrumen yang mampu meningkatkan daya saing ekonomi di Indonesia serta menarik lebih banyak investasi global.

Dalam laporannya bulan ini soal Danantara, perusahaan perbankan investasi dan jasa keuangan yang berkantor pusat di Zurich, Swiss ini menyorot tujuan Danantara, yaitu meningkatkan pengelolaan aset BUMN di Indonesia.

Kami melihat ini sebagai langkah untuk menciptakan struktur seperti Temasek yang merupakan perusahaan induk aset negara di Singapura. Salah satu manfaat utamanya adalah bahwa perusahaan dan investor asing akan memiliki kesempatan untuk bermitra dengan Danantara dalam proyek-proyek penting, yang dapat menarik lebih banyak investasi asing dan mendukung pertumbuhan ekonomi," tulis UBS dalam laporan yang berjudul "Danantara concerns appear overdone" atau "Kekhawatiran terhadap Danantara tampaknya berlebihan" yang dikutip Minggu (23/2/2025).

Dalam laporan itu, UBS juga menyebut Danantara tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara langsung lantaran sumber pendanaannya berasal dari optimalisasi aset BUMN.

"Pesimisme yang mengarah kepada kekhawatiran atas risiko unutk tujuh BUMN yang kemungkinan akan disertakan, menurut kami tidak pada tempatnya. Undang-undang BUMN yang baru memperjelas bahwa kerugian BUMN bukanlah kerugian negara, memberikan fleksibilitas dalam restrukturisasi perusahaan, dan bertujuan untuk memaksimalkan nilai, yang berpotensi mengarah pada dividen yang lebih tinggi dan investasi yang optimal," demikian catatan UBS,

Menurut UBS, Danantara pun tidak semestinya dikaitkan dengan kekhawatiran terjadinya penyimpangan fiskal. Ada beberapa hal yang mendasari argumen ini.

Pertama, kontribusi BUMN terhadap anggaran negara mencapai 0,4% dari PDB pada tahun 2024, sementara Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara tahun 2025 mempertahankan kendali Kementerian Keuangan atas dividen BUMN.

Penyimpangan Fiskal

Penyimpangan Fiskal

Kedua, tidak ada risiko signifikan terjadinya penyimpangan fiskal, terlebih hal ini didukung oleh efisiensi belanja pemerintah baru-baru ini dan komitmen pemerinatahan Prabowo yang kuat terhadap disiplin fiskal.

Namun demikian, UBS mengingatkan bahwa transparansi dan akuntabilitas sangat penting untuk meyakinkan investor tentang kehati-hatian fiskal dan manajemen aset. Menurut UBS, SWF seperti Danantara apabila dikelola dengan baik dapat menjadi instrumen yang berguna untuk mengoptimalkan aset negara dan menghasilkan keuntungan.

"Penunjukan Danantara dan manajemen bank BUMN yang kredibel akan menjadi katalis positif," tulis UBS.

Danantara Bisa Pancing Aliran Modal ke Indonesia

Danantara Bisa Pancing Aliran Modal ke Indonesia

Sebelumnya, FTSE Russell, yang merupakan penyedia berbagai jenis indeks pasar yang membantu memberikan gambaran yang akurat tentang keadaan pasar saat ini, menilai bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagat Nusantara atau BPI Danantara yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto, dapat memancing aliran modal ke Indonesia.

Danantara diketahui akan mengelola aset senilai US$900 miliar atau sekitar Rp14.724 triliun. Hal ini dinilai dapat memancing aliran modal asing, salah satunya melalui foreign direct investment (FDI).

Policy Director FTSE Russell, Wanming Du mengatakan investor asing akan tertarik dengan negara yang menginvestasikan kekayaan negaranya ke proyek infrastruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan nasional.

"Jika melihat contoh-contoh di masa lalu, di mana dana kekayaan negara berinvestasi pada, potensi infrastruktur dasar, yang membantu mendukung pertumbuhan ekonomi, mendukung pertumbuhan tersebut. Dan hal ini akan mendatangkan banyak hal [investor asing], investasi asing, FDI, misalnya," ucap Wanming Du, dikutip Sabtu (22/2/2025).

Ia menyampaikan bahwa investasi yang dilakukan tersebut akan dapat meningkatkan perkembangan bisnis dan menaikkan kontribusi terhadap indeks saham negara.

Dia bahkan menyebut, dengan Asset Under Management (AUM) sebesar USD 900 miliar itu , Danantara akan menjadi sovereign wealth fund (SWF) terbesar ketujuh di dunia.

Wanming Du pun menjelaskan bahwa saat ini banyak negara menggunakan sebagian kekayaan negara untuk meningkatkan sektor infrastruktur demi mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Terlebih, Danantara juga akan melakukan investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT).

"Jadi menurut saya ini bagus, pastinya untuk pasar domestik," ucapnya.

Potensi Maksimal

Potensi Maksimal

Wanming pun menyarankan agar Danantara bisa mencapai potensi maksimal, perlu ada strategi diversifikasi yang mencakup investasi di dalam dan luar negeri.

Sebelumnya, Prabowo mengumumkan bahwa Danantara akan diluncurkan pada 24 Februari. Tujuan utama dibentuknya Danantara adalah untuk memudahkan pemerintah dalam realokasi modal BUMN untuk menjalankan usaha yang memberikan keuntungan tinggi dan dampak sosial tinggi.

Adapun dengan Danantara, keuntungan dari investasi program hilirisasi bisa 100% dinikmati oleh bangsa Indonesia sendiri.

Dalam melaksanakan pengelolaan modal dan realokasi modal, Danantara akan diawasi langsung oleh Presiden RI dibantu Dewan Pengawas (yang diketuai Menteri BUMN) dan Dewan Penasehat.

<p>Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)</p>
Sumber : Liputan6.com