Pemerintah Awasi Harga Pangan Jelang Ramadan, Siap Tindak Pedagang Nakal

22 February 2025, 11:36 WIB
Pemerintah Awasi Harga Pangan Jelang Ramadan, Siap Tindak Pedagang Nakal

Pemerintah telah menyusun strategi pengendalian harga pangan utama selama Bulan Ramadan hingga Hari Raya Idulfitri 2025. Menurut Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan, seluruh kementerian akan berkolaborasi mengawasi harga pangan di pasaran, dan strategi lainnya adalah operasi pasar.

"Pemerintah akan mengawasi secara ketat harga pangan utama selama Bulan Ramadan hingga Hari Raya Idulfitri 2025. Sehingga masyarakat tetap mendapatkan harga di bawah HET (Harga Eceran Tertinggi) seperti yang disampaikan Bapak Presiden Prabowo Subianto," ujar Budi seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (22/2/2025).

Budi menjelaskan, pemerintah telah menetapkan HET untuk Minyakita sebesar Rp15.700 per liter, sedangkan angka realisasinya Rp17.500 atau melebihi HET. Oleh karenanya, Presiden memerintahkan kementerian dan lembaga mengawasi jika ditemukan harga yang sesuai prosedur di kalangan masyarakat.

"Pemerintah melalui Kementerian Pertanian, menegaskan akan menindak tegas para pengusaha yang tidak mematuhi dan tidak menjalankan penjualan bahan pokok sesuai HET," wanti Budi.

"Tidak main-main, perusahaan yang melanggar terancam disegel dan dibekukan izinnya," imbuhnya tegas.

Budi mewanti, pemerintah tidak akan mentoleransi para pengusaha yang melanggar sehingga dapat merugikan masyarakat. Apalagi saat puasa nanti, pemerintah berharap situasi keamanan kondusif dan masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk dapat melaporkan pihak-pihak yang menjual bahan pokok namun tidak sesuai dengan HET.

"Pemerintah akan terus berkoordinasi dengam pihak terkait untuk memastikan kebijakan ini berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan," dia memungkasi.

Tahan Harga Pangan, Mentan Gelar Operasi Pasar Jelang Ramadan 2025

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mulai mengantisipasi kenaikan harga pangan menjelamg periode bulan puasa ramadan. Pemerintah berencana menggelar operasi pasar besar-besaran.

Andi Amran Sulaiman mengantongi data adanya kenaikan harga pangan, seperti minyak goreng kemasan sederhana merek Minyakita hingga gula pasir. Persiapan stabilisasi harga pun mulai dibahas bersama sejumlah kementerian dan lembaga terkait.

"Hari ini kita rapat untuk persiapan harga bahan pokok di bulan suci ramadan. Kita harapkan harganya stabil, bila perlu harganya lebih rendah daripada tahun sebelumnya," ungkap Mentan Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senij (17/2/2025).

Dia menegaskan akan menggelar operasi pasar untuk menekan kenaikan harga di pasaran. Terutama, bagi beberapa jenis pangan seperti daging, gula pasir, dan minyak goreng.

"Kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran. Khususnya daging, gula pasir, minyak goreng, dan seterusnya," tegas Amran yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Pangan Ad Interim ini.

Dia memastikan seluruh stok pangan di Indonesia cukup menghadapi ramadan dan lebaran 2025 mendatang. Kendati begitu, finalisasi kesiapan sektor pangan terhadap ramadan akan diputuskan pada 19 Februari 2025 mendatang.

Beberapa komoditas yang dipastikan aman yakni beras, daging, hingga bawang. Dia juga akan mempersiapkan seluruh komoditas pangan lainnya.

"Beras, beras aman. Nah itu yang paling penting beras, karena ini kontribusinya terhadap inflasi biasanya tinggi," ujarnya.

"Daging insyaallah kita amankan, stok aman, daging, bawang aman, stoknya aman. Intinya stok kita siapkan sekarang, kita sudah pantau, kita sudah rapat koordinasi tadi, stok aman. Jumlahnya cukup, lebih dari cukup," imbuh Amran Sulaiman.

Minyak Goreng dan Gula Pasir Naik

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya menuturkan sejumlah komoditas mengalami kenaikan di berbagai kota. Data itu didapat usai rapat koordinasi pengendalian inflasi dengan para kepala daerah.

Dia memcatat, harga minyak goreng naik di 166 kota/kabupaten. Kemudian, gula pasir juga naik di 148 kota/kabupaten.

"Minyak goreng, kalau minggu lalu itu 162 kota, naiknya sekarang 166 kota. Kemudian gula pasir, minggu lalu 131 dan gula pasir hari ini 148 (kota/kabupaten)," ujar Bima.

Melihat data tersebut, dia memerintahkan kepala daerah untuk menelusuri penyebab kenaikan harga itu. Baik dari sisi produksi maupun distribusi. Berikutnya, dilakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga.

"Tadi disepakati atas dasar perintah dari Pak Menteri Pertanian, kami akan langsung berkoordinasi dengan dinas perdagangan dan PD Pasar di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah yang tadi mengalami indikasi kenaikan agar bisa dikendalikan dan turun operasi pasar disana dengan komoditas yang sudah ditentukan dan juga dengan titik-titik yang telah ditentukan berdasarkan laporan," urai Mantan Wali Kota Bogor tersebut.

Harga Minyakita Mahal

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyoroti mahalnya harga minyak goreng kemasan sederhana, Minyakita. Dia meminta satuan tugas (Satgas) pangan mengawal harga eceran tertinggi (HET) di lapangan.

Dia mengakui telah menemukan adanya kenaikan harga Minyakita di beberapa daerah. Selain itu, harga gula pasir juga terpantau naik.

"Minyak goreng, gula pasir, ini ada pergerakan harga naik," ucap Mentan Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (17/2/2025).

Amran mencatat harga rata-rata nasional Minyakita berkisar Rp 17.000-18.000 per liter. Padahal, HET telah ditetapkan sebesar Rp 15.700 per liter.

INFOGRAFIS: Kenaikan Harga Pangan Pada Ramadan 2021 (Liputan6.com / Abdillah)
Sumber : Liputan6.com