Trump Tekan Putin, Sebut Tidak Akan Ada Perang Kalau Dia Jadi Presiden Sedari Periode Sebelumnya

24 January 2025, 09:42 WIB
Trump Tekan Putin, Sebut Tidak Akan Ada Perang Kalau Dia Jadi Presiden Sedari Periode Sebelumnya

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan dunia internasional dengan pernyataannya yang tegas terkait perang Rusia-Ukraina. Dalam unggahan terbarunya di platform Truth Social pada Rabu (22/1/2025), Trump menekan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk segera menyelesaikan konflik yang telah memakan waktu dan korban jiwa yang signifikan. Trump bahkan menyebut bahwa perang ini tidak akan pernah terjadi jika dia tetap menjabat sebagai presiden.

Dalam pernyataannya, Trump mengancam akan memberlakukan pajak, tarif, dan sanksi tinggi terhadap Rusia jika kesepakatan damai tidak segera tercapai. Ia juga menambahkan bahwa ini adalah kesempatan bagi Putin untuk memperbaiki situasi.

Langkah ini disebut-sebut sebagai pendekatan terkuat Trump dalam upayanya mendorong penyelesaian konflik. Trump menegaskan bahwa ia mencintai rakyat Rusia, tetapi perang ini harus segera diakhiri untuk menghindari kerugian lebih besar di masa depan.

Trump Desak Penyelesaian Cepat untuk Perang Ukraina

Dalam unggahannya di Truth Social, Donald Trump mendesak Presiden Vladimir Putin untuk segera menghentikan perang di Ukraina. Trump menekankan pentingnya menyelesaikan konflik ini demi kepentingan bersama, baik untuk Rusia maupun komunitas internasional.

Trump menyoroti bahwa ekonomi Rusia saat ini tengah menghadapi tekanan besar akibat sanksi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat sejak invasi ke Ukraina pada tahun 2022. Menurut Trump, langkah cepat dan konkret harus diambil untuk mencegah kerugian yang lebih besar di masa depan.

"Namun demikian, saya akan melakukan 'kebaikan besar' untuk Rusia, yang ekonominya sedang terpuruk, dan untuk Presiden Putin. Segera selesaikan dan hentikan perang yang tidak masuk akal ini! KEADAAN HANYA AKAN MEMBURUK," ujar Trump dalam pernyataannya. Ia menegaskan bahwa situasi hanya akan semakin memburuk jika konflik ini dibiarkan berlarut-larut.

Ancaman Sanksi Ekonomi

Trump mengungkapkan bahwa jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan damai, ia tidak akan ragu untuk menerapkan sanksi ekonomi berat terhadap Rusia. Langkah ini termasuk pajak dan tarif tinggi pada semua barang ekspor Rusia yang masuk ke Amerika Serikat dan negara-negara lain yang mendukung perdamaian.

"Jika kita tidak mencapai kesepakatan segera, saya tidak punya pilihan lain selain memberlakukan pajak, tarif, dan sanksi tingkat tinggi pada semua barang yang dijual Rusia ke Amerika Serikat dan berbagai negara lain yang terlibat," kata Trump.

Sanksi yang diusulkan ini dinilai dapat semakin memperburuk situasi ekonomi Rusia yang telah mengalami penurunan sejak awal invasi ke Ukraina. Trump berharap bahwa tekanan ini akan memaksa Putin untuk segera mencari solusi damai.

Klaim Trump Akhiri Perang dalam 24 Jam

Salah satu pernyataan yang paling menarik perhatian adalah klaim Trump bahwa ia dapat mengakhiri perang Ukraina dalam waktu 24 jam jika kembali menjadi presiden. Ia menyebut bahwa pendekatan diplomasi yang kuat dan langsung kepada Putin dapat menciptakan jalan keluar yang cepat dari konflik ini.

Trump bahkan telah menunjuk Keith Kellogg sebagai utusan khusus yang akan memimpin upaya perdamaian dalam 100 hari pertama masa pemerintahannya. Langkah ini mendapat tanggapan beragam dari komunitas internasional, termasuk sikap hati-hati dari Moskow.

Kritik Trump terhadap Biden

Dalam berbagai pernyataannya, Trump tidak segan mengkritik Presiden Joe Biden atas caranya menangani perang Ukraina. Menurut Trump, kurangnya kepemimpinan yang kuat dari Biden membuat perang ini semakin memburuk dan berlarut-larut.

"Perang ini seharusnya tidak pernah dimulai. Jika Anda memiliki presiden yang kompeten, yang mana Anda tidak punya, perang ini tidak akan terjadi. Perang di Ukraina tidak akan pernah terjadi jika saya menjadi presiden." tegas Trump.

Respons Dunia

Pernyataan Trump tentang ancaman sanksi dan klaimnya untuk mengakhiri perang mendapat tanggapan luas dari berbagai pihak. Beberapa analis politik menyebut langkah ini sebagai strategi Trump untuk menunjukkan kekuatannya di panggung internasional menjelang pemilu.

Moskow memberikan tanggapan hati-hati terhadap ancaman ini. Presiden Putin memuji keterbukaan Trump untuk berdialog, tetapi tidak memberikan indikasi bahwa Rusia siap untuk segera menghentikan perang. Sementara itu, negara-negara Eropa menilai ancaman Trump sebagai upaya untuk mendesak Putin menuju jalur diplomasi.

Di sisi lain, kritik juga muncul dari dalam negeri AS, di mana beberapa pihak mempertanyakan realisme klaim Trump untuk menyelesaikan perang dalam waktu 24 jam. Meski demikian, Trump tetap percaya diri bahwa pendekatannya dapat membawa hasil yang signifikan.

Q: Apa alasan Trump yakin perang Ukraina bisa berakhir dalam 24 jam?

A: Trump percaya bahwa pendekatan diplomasi langsung dan kuat kepada Presiden Putin dapat menciptakan kesepakatan damai dengan cepat.

Q: Apa langkah konkret yang akan diambil Trump jika Rusia tidak menghentikan perang?

A: Trump mengancam akan memberlakukan pajak, tarif, dan sanksi ekonomi berat terhadap semua barang ekspor Rusia.

Q: Bagaimana respons Putin terhadap pernyataan Trump?

A: Putin memberikan respons hati-hati, memuji keterbukaan Trump tetapi belum menunjukkan kesediaan untuk segera mengakhiri perang.

Q: Apa kritik utama Trump terhadap Presiden Biden dalam penanganan perang ini?

A: Trump menilai Biden gagal menunjukkan kepemimpinan yang kuat, sehingga perang ini semakin memburuk dan berlangsung lama.

Sumber : Liputan6.com