Sekjen NATO: Sekutu Eropa Bisa Menjadi Target Rusia Berikutnya
14 December 2025, 09:00 WIB
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte memperingatkan pada Kamis (11/12/2025) bahwa negara-negara anggota aliansi ini dapat menjadi target berikutnya bagi Rusia. Ia menyerukan peningkatan cepat belanja pertahanan untuk mencegah perang serupa dengan yang dialami generasi-generasi terdahulu.
Pernyataan tersebut disampaikan Rutte dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Munich di Berlin, pada saat para pemimpin Eropa membahas sebuah proposal perdamaian yang dirancang untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Ukraina. Pembahasan ini berlangsung di tengah meningkatnya tekanan Amerika Serikat (AS) terhadap Eropa.
"Kita harus siap karena konflik ... tidak lagi terjadi dari jarak jauh. Konflik berada di depan pintu kita," ujarnya seperti dilansir CNN.
"Rusia telah membawa perang kembali ke Eropa dan kita harus siap menghadapi skala perang yang dialami kakek-nenek dan buyut-buyut kita."
Namun, ia menekankan bahwa tragedi tersebut masih dapat dicegah jika NATO menepati komitmen.
Rutte memperingatkan bahwa "Rusia bisa siap menggunakan kekuatan militer terhadap NATO dalam lima tahun."
"Terlalu banyak yang diam-diam bersikap puas diri. ... Terlalu banyak yang percaya waktu ada di pihak kita. Tidak," katanya. "Waktunya bertindak adalah sekarang. Belanja dan produksi pertahanan para sekutu harus meningkat dengan cepat."
"Pentingnya Ikatan Transatlantik"
Pada Juni lalu, negara-negara anggota NATO menyepakati peningkatan target belanja pertahanan menjadi 5 perseb dari produk domestik bruto pada 2035---lebih dari dua kali lipat target saat ini sebesar 2 persen dan sejalan dengan tuntutan peningkatan yang telah bertahun-tahun disuarakan Presiden AS Donald Trump.
Meski mengakui bahwa, hingga batas tertentu, Eropa harus lebih menjaga pertahanannya sendiri, Rutte juga menyoroti pentingnya komitmen AS terhadap NATO. Ia menyampaikan hal tersebut setelah pemerintahan Trump pada Jumat merilis Strategi Keamanan Nasional yang baru, yang mengadopsi sikap lebih konfrontatif terhadap Eropa dibandingkan sebelumnya.
"Menjaga ikatan transatlantik tetap seperti sekarang ini sangat penting," tutur Rutte. "Anda tidak dapat mempertahankan AS tanpa Atlantik yang aman dan Anda membutuhkan NATO untuk menjaga keamanan Atlantik."
Rutte di lain sisi memuji Trump karena memulai kembali pembicaraan mengenai Rusia dan Ukraina. Kepada CNN, ia mengatakan bahwa presiden AS itu adalah satu-satunya yang bisa memecah kebuntuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.