2 Destinasi Wisata di Bali Dituduh Menyiksa Gajah

13 December 2025, 11:00 WIB
2 Destinasi Wisata di Bali Dituduh Menyiksa Gajah

Investigasi People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) Asia terhadap taman gajah terkemuka di Bali telah mengungkap kisah-kisah "sangat meresahkan." Ini termasuk "penyiksaan yang tersembunyi di balik kedok kegiatan filantropi," klaim pihaknya.

Melansir news.com.au, Sabtu (13/12/2025), Mason Elephant Park di Gianyar jadi salah satu lokasi yang dimaksud. Pihaknya menyebut diri sebagai "taman gajah pertama di Asia yang dianugerahi Sertifikasi Emas dari Standar Gajah Penangkaran Asia."

"Kami berdedikasi pada kesejahteraan hewan, memastikan gajah-gajah kami dirawat dengan baik dan terbebas dari kekejaman, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang memuaskan, bahagia, dan sehat," demikian pernyataan di situs web mereka.

Di atas kertas, mereka tampak sempurna. "Situs web mereka menggunakan semua kata kunci yang tepat, seperti suaka dan kesejahteraan, secukupnya untuk memikat wisatawan agar percaya bahwa tempat itu aman," tulis publikasi tersebut.

"Objek wisata ini memasarkan diri pada wisatawan sebagai 'penyelamatan,' namun rekaman video menunjukkan cerita yang berbeda: gajah-gajah terhuyung-huyung karena stres, terluka akibat pukulan berulang, dan dirantai hampir sepanjang hari," sebut PETA.

Para aktivis memberi gambaran suram "di balik foto-foto selebritas, seperti Kim Kardashian dan David Beckham yang menunggangi gajah di taman tersebut." Dalam panduan daring, World Animal Protection Org menulis, "Meski Mason Elephant Park and Lodge mengklaim sebagai 'satu-satunya fasilitas penyelamatan gajah khusus' di Bali, penyelamatan terakhir mereka dilakukan pada 2004."

Testimoni Pengunjung Taman Gajah

Testimoni Pengunjung Taman Gajah

"Mereka menjalani kehidupan yang penuh penderitaan karena para pawang mengancam mereka dengan kait tajam saat mereka memberikan tumpangan pada wisatawan," menurut World Animal Protection Org. "Mereka dipaksa bekerja keras selama berjam-jam di bawah terik matahari hanya untuk dirantai dalam isolasi, dalam beberapa kasus, tanpa naungan sama sekali."

ResponsibleTravel.com mencantumkan fasilitas tersebut di bawah daftar teratas "taman yang tidak kami dukung." Salah satu dari banyak ulasan di TripAdvisor memperingatkan wisatawan untuk tidak berkunjung, terlepas dari apa yang mereka lihat secara online.

"Saya sedih telah memilih mengikuti wisata ini. Kami bahkan telah melakukan riset dan semuanya tampak baik-baik saja, tapi ini sama sekali tidak etis. Mereka merantai gajah-gajah itu. Gajah dipukul di kepala dengan tongkat logam berat yang tajam ketika berhenti di jalan untuk mengambil rumput untuk dimakan," tulis seorang pengunjung.

Taman Gajah Lainnya di Bali

Taman Gajah Lainnya di Bali

Hanya satu jam perjalanan dari sana, di Baka's Adventure elephant safari, pengunjung diberitahu bahwa mereka dapat "menikmati pemandangan alam sambil bersantai di kursi jati yang diletakkan di punggung gajah." Dengan rating 2,4 dari lima di TripAdvisor, seorang pengunjung baru-baru ini mengatakan bahwa mereka "berkunjung dengan harapan tinggi, tapi pulang dengan perasaan sangat terganggu dan patah hati."

PETA Asia mengungkap bahwa gajah-gajah tersebut tidak hanya dirantai dalam waktu lama, tapi juga berulang kali ditusuk dengan kait tajam, serta dibiarkan dengan luka dan bekas luka. Mereka mengklaim bahwa seorang mantan karyawan di salah satu taman tersebut menggambarkan taktik kejam ini yang digunakan untuk membuat gajah lebih patuh.

"Tidak ada fasilitas gajah di Bali yang kami rekomendasikan sebagai etis," kata Manajer Kampanye PETA Asia, Abigail Forsyth, pada news.com.au. "Hewan-hewan ini kehilangan kemampuan mengekspresikan perilaku alami mereka. Tidak wajar bagi mereka untuk berinteraksi dengan manusia."

Hal Serupa di Taman Gajah Lainnya

Hal Serupa di Taman Gajah Lainnya

Forsyth mengatakan, timnya mengunjungi tiga fasilitas gajah yang berbeda di Bali, tapi mereka memperkirakan akan melihat hal serupa di tempat lain. "Kehidupan mereka hanya sebatas menghibur wisatawan di siang hari, dan dirantai di malam hari."

Ia juga mengungkap bahwa siapa pun dapat menggunakan kata-kata "suaka" dan "penyelamatan," meski kenyataannya jauh berbeda. Forsyth mengutip larangan menunggang gajah selama dekade terakhir yang kini telah digantikan pengalaman mandi yang tampaknya tidak berbahaya.

"Ini adalah bentuk eksploitasi. Gajah bisa mandi sendiri," katanya. "Secara tradisional, peruntuhan spririt adalah cara gajah dapat dimanfaatkan di sekitar manusia. Di alam liar, mereka akan menempuh jarak yang sangat jauh dan bepergian dalam kelompok sosial yang besar. Telah terjadi kekejaman. Semangat mereka telah dihancurkan."

Sumber : Liputan6.com