AS Jatuhkan Sanksi terhadap 3 Keponakan Presiden Venezuela, Apa Penyebabnya?

13 December 2025, 07:05 WIB
AS Jatuhkan Sanksi terhadap 3 Keponakan Presiden Venezuela, Apa Penyebabnya?

Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap tiga keponakan Presiden Venezuela Nicolas Maduro bersama sejumlah pihak lainnya, pada Kamis (11/12/2025). Hal ini terjadi saat Presiden Donald Trump berupaya meningkatkan tekanan terhadap negara di Amerika Selatan tersebut.

Sanksi terhadap Franqui Flores, Carlos Flores, dan Efrain Campo itu diumumkan sehari setelah Trump menyatakan bahwa AS telah menyita sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela. Selain ketiganya, sanksi juga dikenakan kepada pengusaha Panama Ramon Carretero, enam perusahaan, serta enam kapal berbendera Venezuela yang dituduh mengangkut minyak Venezuela.

Melansir Associated Press, Carretero dituduh membantu memfasilitasi pengiriman minyak atas nama pemerintah Venezuela. Kementerian Keuangan AS menyebutkan bahwa ia memiliki hubungan bisnis dengan keluarga Maduro-Flores, termasuk menjadi mitra dalam sejumlah perusahaan bersama.

Sanksi ini dirancang untuk memutus akses para individu dan entitas tersebut terhadap properti atau aset keuangan apa pun yang berada di wilayah AS. Penetapan ini juga dimaksudkan untuk mencegah perusahaan dan warga negara AS melakukan bisnis dengan mereka. Bank serta lembaga keuangan yang melanggar pembatasan tersebut berisiko dikenai sanksi atau tindakan penegakan hukum.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam pernyataannya mengatakan, "Nicolas Maduro dan para kaki tangannya yang kriminal di Venezuela membanjiri AS dengan narkoba yang meracuni rakyat."

"Di bawah kepemimpinan Presiden Trump, Kementerian Keuangan menindak rezim tersebut beserta lingkaran kroni dan perusahaan-perusahaan mereka atas kejahatan yang terus mereka lakukan," ujarnya.

Bukan Kali Pertama

Ini bukan pertama kalinya keluarga Maduro terseret dalam ketegangan politik dengan AS.

Pada Oktober 2022, Venezuela membebaskan tujuh warga negara AS yang dipenjara sebagai imbalan atas keputusan AS melepaskan Flores dan Campo, yang telah mendekam selama bertahun-tahun akibat vonis terkait narkoba. Keduanya ditangkap di Haiti dalam operasi penyamaran Badan Penegakan Narkoba AS (DEA) pada 2015 dan dijatuhi hukuman pada tahun berikutnya di New York.

Flores sebelumnya pernah dikenai sanksi pada Juli 2017, tetapi namanya dihapus dari daftar Kementerian Keuangan pada 2022 oleh pemerintahan Joe Biden sebagai bagian dari upaya mendorong negosiasi guna mewujudkan pemilu yang demokratis di Venezuela.

Langkah terbaru AS terhadap Venezuela ini berlangsung setelah serangkaian serangan mematikan yang dilancarkan AS terhadap kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkoba di Laut Karibia dan Samudra Pasifik bagian timur. Serangan-serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 87 orang sejak awal September.

Trump membenarkan operasi itu sebagai langkah eskalasi yang diperlukan untuk menekan arus narkoba menuju AS. Ia menegaskan bahwa AS kini terlibat dalam sebuah konflik bersenjata dengan kartel narkoba.

Sumber : Liputan6.com