UMKM Binaan BCA Bidik Potensi Ekspor Rp 110,9 Miliar

11 December 2025, 15:40 WIB
UMKM Binaan BCA Bidik Potensi Ekspor Rp 110,9 Miliar

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berhasil membuka peluang jejaring bisnis ke 33 negara tujuan, dengan nilai potensi ekspor menyentuh Rp 110,9 miliar.

BCA telah mengajak 19 UMKM binaan Bakti BCA (UMKM Bakti BCA) berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 pada Oktober lalu. Dari lima hari pelaksanaan TEI 2025 (15-19 Oktober), telah terjadi 185 business matching yang melibatkan sejumlah UMKM binaan BCA.

Kemudian juga berhasil membuka peluang potensi ekspor sebesar Rp 110,9 miliar, diantaranya dengan negara India, Malaysia, Australia, Bangladesh, dan Singapura.

Adapun Singapura merupakan negara-negara dengan minat tertinggi terhadap produk Indonesia dari UMKM binaan Bakti BCA. Dari sisi komoditas, kopi, coklat, dan rempah-rempah menjadi produk yang paling diminati.

Wakil Presiden Direktur BCA John Kosasih, mengutarakan rasa syukur dan bangga terhadap potensi besar yang dimiliki UMKM Indonesia. John mengatakan.

"Kami percaya bahwa UMKM di tanah air berpotensi besar untuk bersaing di pasar global. Melalui program BCA UMKM Go Export danpartisipasi di ajang tahunan berskala besar seperti Trade Expo Indonesia 2025," kata John Kosasih dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (11/12/2025).

Ia bersyukur dapat mendampingi para pelaku usaha Tanah Air dalam menjajaki peluang ekspor yang nyata. BCA percaya bahwa kolaborasi dan pendampingan yang tepat adalah kunci untuk membuka pintu dunia bagi UMKM Indonesia.

Berhasil Peroleh Kesepakatan Perdagangan

Selain itu, kata John, sejumlah UMKM binaan BCA juga berhasil memperoleh kesepakatan perdagangan (Memorandum of Understanding/MoU) dengan sejumlah negara, dan mencatatkan total nilai ekspor hingga lebih dari Rp 12,4 miliar.

Para UMKM yang sukses mengantongi perjanjian ekspor tersebut mengusung produk edamame, bawang, gula kelapa, kopi, hingga rempah-rempah.

"Adapun tujuan ekspornya yaitu Jerman, Belanda, Rusia, Hong Kong, dan Malaysia," ujarnya.

BCA Bantu UMKM Peroleh Sertifikat Halal

BCA Bantu UMKM Peroleh Sertifikat Halal

Partisipasi BCA dalam TEI 2025 menjadi kelanjutan dari program Inkubasi UMKM BCA Go Export, salah satu program unggulan dari Bakti BCA yang berfokus pada peningkatan kapasitas usaha dan akses pasar global.

Selain program itu, Bakti BCA juga aktif mendukung UMKM melalui pelatihan dan fasilitasi sertifikasi halal. Selama periode tahun 2023 hingga 2024, lebih dari 3.000 sertifikat halal telah diterbitkan. Pada tahun 2025, Bakti BCA menargetkan tambahan 2.000 sertifikat untuk senantiasa memperkuat daya saing UMKM.

"Kami berharap capaian ini tidak hanya menjadi pencapaian sesaat, tetapi titik tolak bagi lebih banyak UMKM Indonesia untuk berani melangkah ke pasar ekspor. BCA senantiasa mendampingi perjalanan mereka, serta memastikan tiap langkah didukung dengan pembinaan yang tepat, akses pasar yang relevan, dan semangat kolaborasi yang berkelanjutan," pungkas John.

Salurkan Rp 944 Triliun Kredit

Salurkan Rp 944 Triliun Kredit

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bersama entitas anak mencatat pertumbuhan kredit sebesar 7,6% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 944 triliun hingga akhir September 2025.

Kinerja ini ditopang oleh ekspansi kredit yang tetap berkualitas serta likuiditas yang terjaga. Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) meningkat 7,0 persen YoY, dengan CASA menjadi sumber pendanaan utama. Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, laba bersih BCA dan entitas anak naik 5,7 persen YoY menjadi Rp 43,4 triliun.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Hendra Lembong, mengatakan terjaganya penyaluran kredit di berbagai sektor mencerminkan komitmen BCA dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Ia menambahkan, pelaksanaan BCA Expo 2025 yang diperpanjang hingga 31 Oktober menjadi salah satu upaya mendorong pembiayaan sekaligus memberi nilai tambah bagi masyarakat.

Kredit korporasi tercatat menjadi penyumbang terbesar dengan kenaikan 10,4 persen YoY menjadi Rp 436,9 triliun per September 2025. Kredit komersial naik 5,7 persen YoY menjadi Rp 142,9 triliun, sedangkan kredit UKM tumbuh 7,7 persen YoY mencapai Rp 129,3 triliun.

Untuk kredit konsumer, pertumbuhannya sebesar 3,3 persen YoY menjadi Rp 223,6 triliun, dipicu oleh peningkatan KPR 6,4 persen YoY menjadi Rp 138,8 triliun. Pinjaman konsumer lain, terutama kartu kredit, tumbuh 6,9 persen YoY ke Rp 23,5 triliun.

Sumber : Liputan6.com