Dibenci dan Ditampar Selama 5 Abad, Patung Qin Hui Jadi Simbol Pengkhianatan di China

04 November 2025, 21:30 WIB
Dibenci dan Ditampar Selama 5 Abad, Patung Qin Hui Jadi Simbol Pengkhianatan di China

Patung berlapis besi cor yang digambarkan berlutut, kepala tertunduk, dan tangan terikat di belakang punggung, menjadi simbol penghinaan abadi hingga bertahun-tahun. Mereka adalah Qin Hui dan istrinya yang berlokasi di jantung kota Hangzhou, China.

Selama ratusan bahkan ribuan pengunjung yang datang akan menampar, menendang, dan meludahi patung-patung tersebut.

Bahkan patung mereka ini bukan yang asli dan telah diganti sebanyak 11 kali hingga yang terakhir dipasang pada 1979.

Keberadaan mereka yang mendapatkan penyiksaaan berulang mencerminkan kebencian rakyat terhadap kanselir Dinasti Song abad ke-12, dilansir dari Oddity Central, Selasa (4/11/2025).

Alasan rakyat atau pengunjung melakukan penyiksaan kepada kedua patung itu dikarenakan Qin Hui menjebak Jenderal Yue Fei yang menjadi pahlawan bagi Dinasti Song dari penjajah Jurchen.

Namun, Qin Hui menilainya sebagai ketidakpatuhan dan pengkhianatan hingga melakukan eksekusi kepadanya demi perundingan damai yang dianggap menguntungkan pemerintahan.

Menurut sejarawan modern, Qin Hui adalah seseorang yang melakukan pengkhianatan, berbeda dengan Yue Fei yang tetap dikenang sebagai martit kesetiaan yang dihormati. Sehingga tindakan yang dilakukan olehnya pada masa silam mengundang kebencian rakyatnya.

Tanda Kebencian

Bukti kebencian bukan hanya dari penyiksaan terhadap patung tersebut. Bahkan, salah satu camilan goreng terpopuler di Tiongkok, yutio, berarti "setan goreng minyak" ini terdiri dari dua lembar adonan yang digabung lalu digoreng.

Sejarah dari camilan juga terinspirasi oleh pasangan ini, orang-orang dengan hak kebebasan dalam berekspresi kerap melampiaskan kemarahan dengan berbagai cara, tetapi patung Qin Hui dan istrinya tetap menjadi sasaran pelecehan yang paling sering terjadi.

Walaupun tindakan yang dilakukan banyak orang terlihat kasar atau ekstrem, hal itu menjadi pengingat bahwa kesetiaan dan keadilan akan selalu dijunjung tinggi dan dijaga oleh rakyatnya, sementara pengkhianatan tidak akan pernah luput dari hukuman serta kebenciaan.

Sumber : Liputan6.com