PDIP Dukung Pelajaran Bahasa Inggris di SD: Asal Jangan Bahasa Portugis
01 November 2025, 19:15 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI My Esti Wijayati menyatakan dukungan penuh terhadap rencana pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk menerapkan pembelajaran Bahasa Inggris di jenjang Sekolah Dasar (SD) mulai tahun 2027.
Menurutnya, Bahasa Inggris merupakan kebutuhan mendesak di era globalisasi, jauh lebih penting dibandingkan pembelajaran bahasa lainnya, seperti Bahasa Portugis.
Esti, politisi PDI Perjuangan yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menegaskan pengajaran Bahasa Inggris kini telah menjadi kebutuhan kekinian yang tak terhindarkan.
Dia membandingkan pengalamannya sendiri di masa lalu yang minim paparan Bahasa Inggris, yang membuatnya merasa kurang kompeten dalam komunikasi global.
"Saya kira tidak masalah (penerapan Bahasa Inggris di SD). Saat ini pun sudah banyak sekolah dasar yang mengajarkan Bahasa Inggris ke siswanya. Bahkan ada beberapa Taman Kanak-kanak (TK) yang sudah mulai," kata Esti saat ditemui di sela-sela acara Merah Muda Festival di GOR Amorogo Kota Yogyakarta, Sabtu (1/11/2025) sore.
Dirinya berharap generasi muda Indonesia ke depan tidak mengalami keterbatasan bahasa seperti dirinya di masa lalu. "Di SD saya tidak diajari Bahasa Inggris, akhirnya jadi seperti saya yang plenggak-plenggok. Saya sedih dan berharap generasi Indonesia ke depan jangan seperti saya," jelasnya.
Menyinggung arahan Presiden Prabowo Subianto terkait pengajaran Bahasa Portugis di sekolah, Esti secara tegas menyatakan keberatannya. "Saya kira tidak masalah dan saya mendukung (Bahasa Inggris). Asalkan jangan bahasa Portugis," katanya sambil berlalu.
Advertisement
Langkah Strategis dan Visioner
Sementara itu, Kepala Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Adi Sutrisno menilai kebijakan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib di SD merupakan langkah strategis dan visioner.
"Kalau kita kaitkan dengan kurikulum ataupun pendidikan secara keseluruhan di Indonesia ini, maka itu menjadi salah satu bagian yang merupakan kunci keberhasilan dari pendidikan di Indonesia di suatu saat nanti," ungkap Adi dilansir dari laman UGM.
Menurut Adi, kebijakan ini erat kaitannya dengan era kompetisi global. Bahasa Inggris menjadi penguat kompetensi nasional yang penting untuk diterapkan sejak dini guna menapaki kualifikasi global.
Namun, Adi menekankan perlunya kesiapan matang dari para tenaga pengajar dan infrastruktur pendidikan, mengingat adanya ketidakmerataan fasilitas dan akses pendidikan di Indonesia. Ia khawatir kebijakan spontan tanpa penelitian mendalam, seperti wacana Bahasa Portugis, dapat membuat anak-anak menjadi korban.
"Sekarang yang penting core-nya, sejauh mana kesiapan kurikulum itu, bagaimana persiapan-persiapan dilakukan oleh guru-guru, atau mungkin pihak-pihak yang berkompetensi di bidang ini menyiapkan diri dalam menghadapi kebijakan yang telah ditetapkan ini," tegasnya.
Advertisement